Mudjoyo Tjandra tak pernah menyangka istri dan anaknya, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), sudah dalam kondisi meninggal dunia dan menjadi kerangka manusia. Keduanya ditemukan di dalam rumah di Kompleks Tani Mulya Indah, RT 11/RW 15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin (29/7/2024).
Kasus itu kini sudah ditangani polisi. Olah tempat kejadian perkara (TKP) pun dilakukan, plus Tim Inafis Satreskrim Polres Cimahi dan Tim dokter forensik Rumah Sakit Sartika Asih langsung diterjunkan ke lokasi kejadian pada Selasa (30/7/2024).
Meski demikian, polisi belum bisa mengambil Kesimpulan atas penemuan kerangka manusia ibu dan anak tersebut. Petugas masih membutuhkan hasil identifikasi dokter forensik untuk bisa memastikan penyebab kematiannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang dari barang-barang yang kita temukan sudah ada bukti petunjuk, namun kami masih menunggu hasil dari tim forensik untuk bisa mengetahui penyebab dari kematian, sehingga kita bisa menyimpulkan apa-apa," kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto saat ditemui di lokasi kejadian.
Tri mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian ibu dan anak tersebut lantaran masih menunggu hasil identifikasi oleh dokter forensik.
Saat pertama kali ditemukan, kerangka ibu dan anak ini berada dalam posisi terbarang di atas kasur. Setelah olah TKP, polisi turut membawa sejumlah barang bukti yang bisa menunjang upaya penyingkapan misteri kematian ibu dan anak tersebut.
"Barang bukti yang kita ambil di sini adalah bukti-bukti petunjuk, ya seperti baju, kemudian sisa-sisa dari air di dekat korban terbaring," kata Tri.
Upaya polisi juga dilakukan dengan memeriksa saksi di sekitar lokasi kejadian. Mulai dari orang yang pertama menemukan kerangka ibu dan anak itu serta orang-orang di sekitar rumah keduanya.
"Saksi yang kita periksa sudah ada beberapa orang, mulai dari yang pertama menemukan (suami Indah), ketua RT, tetangga sebelah. Nanti kita masih akan terus melakukan pemeriksaan untuk mendapatkan keterangan dari saksi-saksi tersebut," kata Tri.
Sementara soal suami Indah, Tri menegaskan saat ini statusnya masih saksi. Mudjoyo Tjandra saat ini berada di salah satu rumah kerabatnya.
"Iya (saksi), untuk sementara kita masih mencari keterangan. Menurut keterangannya (saksi suami Indah), masih pisah rumah belum ada perceraian. Dan memang keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," kata Tri.
Di tengah proses pengungkapan misteri tersebut, ada yang menyita perhatian dari rumah ditemukannya sosok ibu dan anak itu. Terdapat guratan di tembok berupa curahan hati Indah dan Elia, yang dituliskan di bagian ruang tamu serta kamar tempat mereka meninggal hingga jadi kerangka.
Beberapa tulisan itu berbunyi 'Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan? Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipajang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia'.
Tulisan lainnya yakni 'Aku minta rumah ini diwakafkan untuk mesjid Tanimulya. Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya'.
Di tembok tengah rumah, tertulis curahan hati diduga dibuat Elia. Tulisan itu berbunyi 'Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah. Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna'.
Menurut Tri, jika diperhatikan secara saksama, tulisan-tulisan itu memang berkaitan dengan curahan hati atas permasalahan yang sedang dialami. Namun tulisan itu akan diidentifikasi lebih lanjut.
"Konteksnya berkaitan dengan permasalahan yang dialami. Nantinya akan dipastikan terlebih dahulu, apakah tulisan yang ada di tembok itu sama dengan tulisan milik dua kerangka itu yang ditulis di media lain," kata Tri.
Tulisan-tulisan itu juga jadi bukti yang dikumpulkan kepolisian untuk mengungkap misteri kematian dua kerangka tersebut. Termasuk pemeriksaan terhadap barang bukti lain yang sudah terlebih dahulu diamankan.
"Memang sudah ada bukti-bukti penunjang dan bukti-bukti petunjuk untuk memastikan apa penyebab kematian dari kedua korban tersebut. Baru kita bisa menjelaskan nih, kalau sekarang kan hanya persepsi," pungkasnya.
(ral/dir)