Kala Robby Darwis 'Dijegal' Raih Hattrick Medali Emas di SEA Games

HistoriSib

Kala Robby Darwis 'Dijegal' Raih Hattrick Medali Emas di SEA Games

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 20 Mei 2024 10:00 WIB
Robby Darwis di acara penganugerahan legenda olahraga Indonesia
Robby Darwis (Foto: Mercy Raya)
Bandung -

Bobotoh mana yang tidak kenal nama besar Robby Darwis, legenda sepak bola di era 80-90-an. Robby adalah salah satu bintangnya sepak bola tidak hanya untuk Persib Bandung tapi juga Timnas Indonesia. Dua kali dia meraih medali emas di pentas SEA Games, yaitu pada 1987 dan 1991.

Ada hal yang membuat Robby kecewa di sepanjang kariernya merumput, yakni saat mendapat surat pencekalan dari FIFA yang datang menjelang pelaksanaan SEA Games di tahun 1989. Insiden pencekalan oleh FIFA itu terjadi saat Robby Darwis membela Kelantan FA di Liga Malaysia, cekal FIFA tersebut juga ditembuskan kepada Federasi Sepak Bola Malaysia kala itu.

Informasi dihimpun dari berbagai sumber, Robby Darwis bergabung ke Kelantan FA pada bulan Juli di tahun 1989. Pada tahun dan bulan yang sama, ia tampil untuk pertama kalinya melawan Singapura.

Kala itu permainan berlangsung sengit, tim Kelantan FC yang merasa diperlakukan tidak adil oleh wasit sejak babak awal dimulai, memantik terjadinya sebuah insiden. Saat itu dua kesebelasan terlibat saling dorong tepat di tengah lapangan, sampai akhirnya berbuah kartu merah untuk sang legenda Persib. Ia disebut memukul Hamzah Sebot, wasit yang memimpin pertandingan kala itu.

Alhasil protes dilayangkan, Robby membantah telah melakukan aksi yang dituduhkan sang wasit.
Kendati Robby membantah telah memukul wasit, namun Jawatan Kuasa Disiplin FAM (Football Association of Malaysia) semacam Komisi Disiplin di PSSI menghukum Robby tidak boleh tampil di Liga Malaysia selama satu tahun.

Soal insiden pencekalan itu sempat diungkap langsung oleh Robby Darwis di situs berbagi video Youtube. Di akun Journal Opah, pria yang dikenal dengan julukan "halik ku aing" (awas oleh saya) itu menceritakan momen tersebut.

"Jadi saya di hukum waktu pertama lawan Singapur main di Singapur, di situ main itu ada keributan yang massal, karena kompetisi Singapur masuknya ke Malaysia dulu (Pertandingan Away). Penonton masuk ke lapangan dan terjadilah perkelahian sama pemain termasuk pemain juga ngedorong-dorong wasit. Sudah gitu selesai, saya memisah pemain Kelantan yang emosional agak ngedorongin wasit dari belakang saya dan wasi terjatuh di depan saya," kata Robby Darwis dikutip detikJabar dari kanal Youtube tersebut.

Robby melanjutkan kisahnya, saat itu kasus itu diangkat di Malaysia. Robby juga menampik melakukan sentuhan dalam kejadian tersebut. Ia hanya memisahkan antara pemain dan wasit.

"Enggak (melakukan sentuhan), cuma memisah jangan sampai bersentuhan sama wasit kemudian jangan sampai ada yang memukul sama wasit. Kan semua terkumpul begitu di belakang depan pemain kita semua," kisah Robby.

Tidak sampai di situ, dalam perkembangan selanjutnya sanksi itu ternyata juga berlaku di event SEA Games yang saat itu dihelat di Kuala Lumpur Malaysia. Asian Football Confederation; atau AFC menganggap hukuman yang tengah dijalani Robby akibat insiden saat di FA Kelantan juga berlaku di arena SEA Games.

Sontak muncul berbagai spekulasi bahwa sanksi itu merupakan upaya penjegalan Robby Darwis agar tidak turut memperkuat Skuad Garuda di SEA Games. Indonesia memang memuncaki perolehan medali di pesta olahraga Asia Tenggara itu, namun pada cabang olahraga Sepak Bola SEA Games di tahun itu dimenangkan oleh Malaysia, Indonesia sendiri harus puas berada di posisi ke tiga setelah melibas Thailand 9-8 lewat drama adu penalti.

Akhirnya Robby Darwis kembali tampil di SEA Games tahun 1991 yang digelar di Filipina. Entah membawa tuah keberuntungan, Robby Darwis yang berada di posisi bek sayap tampil cemerlang menjadi punggawa pertahanan di lini belakang. Indonesia akhirnya kembali meraih medali di SEA Games tahun 1991 setelah menghadapi Thailand melalui drama adu penalti 4-3.

(sya/iqk)


Hide Ads