Duel sengit Bali United vs Persib Bandung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (18/12/2023) malam berakhir imbang tanpa gol. Pertandingan berjalan dengan tensi tinggi selama 90 menit.
Wasit Aidil Azmi sampai-sampai mengeluarkan 10 kartu kuning dan 1 kartu merah untuk pemain Bali United dan Persib Bandung. Kepemimpinan Aidil juga dikritik oleh pelatih Persib, Bojan Hodak.
Sebab di laga tersebut, Aidil beberapa kali membuat keputusan yang berujung protes, tidak hanya oleh tim Persib Bandung, namun juga oleh tim tuan rumah Bali United.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada akhirnya, menurut saya ini menjadi hasil yang adil. Satu-satunya yang 'kalah' di laga ini menurut saya adalah wasit, dia seolah tidak mengerti dengan permainan," ucap Bojan usai pertandingan.
Bojan pun membandingkan laga Persib sebelumnya yang dipimpin wasit asal Jepang, Futoshi Nakamura. Meski saat itu Persib kalah 0-2 dari Persik Kediri, namun Bojan menganggap wasit di laga itu bersikap adil.
"Saya rasa kalian bisa melihatnya. Siapa yang lebih baik? Meski saat itu kami kalah. Itu alasan kenapa saya berkata, wasit hari ini yang 'kalah'. Tetapi, tidak bisa selamanya menyalahkan wasit," tegas Bojan.
"Kalian tahu apa masalahnya? Edukasi. Wasit dari Jepang memiliki edukasi yang lebih baik dari wasit Indonesia, jadi tidak bisa langsung menjadi wasit yang top. Memang menjadi wasit harus memiliki talenta, sama seperti pesepakbola," lanjut pelatih asal Kroasia ini.
Menurut Bojan, wasit di Indonesia mesti diberi edukasi lebih tentang bagaimana memimpin suatu pertandingan. Dia pun mengibaratkan wasit sama dengan seorang pemain bola yang mesti mendapat edukasi dan jam terbang.
Baca juga: Menguak Asal-usul Logo Persib |
"Pemain, pelatih dan wasit sama, perlu diedukasi lebih dini sehingga menjadi lebih baik. Di Indonesia, banyak pemain bertalenta tetapi mereka terlambat memulai bermain. Tidak ada kompetisinya," jelasnya.
"Seperti anak saya sudah mulai bermain sejak usianya delapan tahun di Eropa. Sedangkan di Indonesia baru dimulai di usia 15-16, tidak ada laga yang kompetitif, jadi kurang untuk anak-anak 8 hingga 10 tahun. Intinya adalah pengalaman, ini sama halnya dengan wasit," tutup Bojan.
(bba/sud)