Asa Pildun U-17 Angkat Wisata dan UMKM Kabupaten Bandung ke Mata Dunia

Asa Pildun U-17 Angkat Wisata dan UMKM Kabupaten Bandung ke Mata Dunia

Yuga Hassani - detikJabar
Sabtu, 28 Okt 2023 01:00 WIB
Foto udara Stadion Si Jalak Harupat di Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/7/2023). Kemeterian PUPR mencatat, hingga Juli 2023 progres renovasi Stadion Si Jalak Harupat yang direncakanan menjadi sarana pendukung penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-17 telah mencapai 100 persen dengan total anggaran Rp155,17 miliar. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Stadion Si Jalak Harupat (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Bandung - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung akan menjadikan event Piala Dunia U-17 sebagai ajang promosi pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ke mata dunia. Pasalnya para pemain internasional tersebut akan berlaga di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung 11 November 2023 mendatang.

"Sebetulnya (Piala Dunia U-17) bisa memarketing kabupaten Bandung Jalak Harupat di mata internasional itu yang pertama," ujar Sekda Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, di Margaasih, Jumat (27/10/2023).

Pihaknya menjelaskan akan melibatkan para UMKM yang ada di Kabupaten Bandung. Sehingga ekonomi masyarakat bisa meningkat.

"Mudah-mudahan inventaris dari luar bisa masuk ke kita dan yang untuk lokalnya kita akan melibatkan umkm yang di bawah Diskop UKM maupun Disperdagin akan kita himbau," katanya.

Cakra mengaku telah mempersiapkan tempat khusus bagi para UMKM untuk berjualan saat Piala Dunia U-17. Tempat tersebut bisa dilalui para penonton yang hadir secara langsung.

"Kita sudah membuat tempatnya dimana saja yang boleh dan masyarakat bisa mengakses UMKM yang ada di Jalak Harupat. Kalau detail saya kurang tahu, tapi ada skemanya kalau tidak salah FIFA juga membatasi kalau UMKM tidak langsung di stadionnya tetapi di areanya," jelasnya.

Cakra berharap UMKM yang berjualan saat Piala Dunia U-17 bisa lebih banyak. Namun dirinya menegaskan akan melakukan selekse terlebih dahulu terhadap para pelaku UMKM.

"Jumlahnya sih kita kan dibatasi juga, kan ada kurasi dulu jenis UMKM yang layak dan tidak dan mudah-mudahan bisa 1000 lebih. Termasuk PKL yang harus kita atasi, bukan tidak boleh, kami juga harus menertibkan. Sehingga kenyamanan maupun keselamatan dan prestasi kita akan dinilai di dunia, bersih tidak kebersihan dan kenyamanaan," pungkasnya. (yum/yum)



Hide Ads