HistoriSib: Darah Thailand yang Tinggalkan Kesan

HistoriSib: Darah Thailand yang Tinggalkan Kesan

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 25 Mar 2023 20:30 WIB
HistoriSib.
Foto: Ilustrasi Oris Riswan Budiana/detikJabar
Bandung -

Sederet bintang lapangan hijau silih berganti mengenakan seragam Persib Bandung dari tahun ke tahun. Mereka berupaya menunjukkan performa terbaiknya demi sebuah lambang di dada dan merebut hati bobotoh, suporter fanatik Persib.

Di antara mereka, ada yang berhasil, banyak pula yang gagal. Salah satu nama yang pernah mencuri hati bobotoh saat membela Persib adalah Suchao Nutnum, gelandang berkebangsaan Thailand yang membela Persib di kompetisi Liga Indonesia 2009/2010.

Tidak seperti pemain lain yang punya durasi kontrak panjang, Suchao hanya bermain tiga bulan saja untuk Persib. Itu karena ia didatangkan sebagai pemain pinjaman dari TOT Sport Club.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski singkat, Suchao mampu merebut hati bobotoh. Bahkan Suchao mampu membuat seisi stadion menangis di laga perpisahannya bersama Persib. Cerita manis Suchao dengan Persib berawal saat pelatih Jaya Hartono mendatangkan rekan senegaranya, Sinthaweechai "Kosin" Hathairattanakool pada November 2009.

Dengan status pinjaman, Suchao diharapkan mampu mendongkrak performa Persib yang ketika itu sedang naik-turun. Pengalamannya sebagai gelandang di Timnas Thailand ketika itu jadi alasan Persib mendatangkan Sucho di paruh musim. Tidak butuh waktu lama bagi pemain kelahiran 17 Mei 1983 ini untuk menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain top.

ADVERTISEMENT

Suchao langsung mencetak gol pertama di debutnya untuk Persib. Saat itu, Maung Bandung berhadapan dengan Pelita Jaya pada 21 November 2009. Gol dari Suchao tercipta di menit 65 saat kedudukan 0-1 untuk keunggulan Pelita.

Suchao menceploskan bola usai menerima umpan silang Atep. Persib akhirnya menang di laga ini setelah Hilton Moreira mencetak gol di menit 77.

Sejak gol dalam debutnya itu, nama Suchao menjadi idola baru di Kota Bandung. Bahkan, paras Suchao yang tampan membuat stadion semakin banyak didatangi bobotoh ketika Persib bertanding. Suchao sudah berhasil merebut hati bobotoh, terutama bobotoh wanita.

Suchao kembali membuat gol kedua untuk Persib di pertandingan melawan PSPS Pekanbaru pada 12 Januari 2010. Kali ini, gol Suchao menjadi pembalik keadaan setelah gol M. Isnaini lahir dan disamakan Eka Ramdani. Laga berakhir dengan skor 3-1 setelah Hilton Moreira cetak gol di menit 87.

Namun yang paling diingat dari seorang Suchao adalah gol di laga perpisahannya dengan Persib. Pada 26 Januari 2010, Persib bertanding melawan Persik Kediri di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Persib bermain menyerang sejak menit awal.

Duet Cristian Gonzales dan Hilton Moreira membombardir lini belakang Macan Putih. Hasilnya, Persib menang telak 6-1 di pertandingan ini. Namun gol dari Suchao jadi yang paling epik dari tujuh gol yang tercipta.

Pada menit ke-64, Suchao mencetak gol yang sangat indah. Dari sepak pojok, Suchao langsung mengarahkan bola ke gawang Persik yang dijaga Herman Batak. Ajaibnya, bola berhasil melewati garis gawang dan dinyatakan sebagai gol oleh wasit. Sontak seisi stadion bergetar menyambut gol indah Suchao Nutnum.

Suchao mampu memberikan kado perpisahan yang indah di laga tersebut. Tangis haru bobotoh tak terbendung usai peluit tanda berakhirnya pertandingan dibunyikan. Bahkan Suchao mendapat banyak bunga dari bobotoh yang turun ke sisi lapangan.

Setelah Suchao pergi, Persib kemudian merekrut Satoshi Otomo, pemain asal Jepang. "Keputusan mengontraknya keputusan bersama. (Pelatih) Jaya (Hartono) merekomendasikan karena dia bagus untuk menggantikan Suchao, dan kami yang menegosiasikannya juga merasa cocok dengan harganya," kata Wakil Manajer Persib H.Dedy Firmasnyah, Selasa 9 Februari 2010.

Sementara itu, Jaya Hartono saat itu mengatakan tidak ingin Satoshi terlalu dibanding-bandingkan dengan Suchao. Dia khawatir hal ini bisa menjadi bumerang bagi pemain yang tercatat pernah menjadi punggawa di klub peserta Divisi II J League, FC Gifu

"Jangankan Suchao dan Satoshi, saya dan anak saya atau adik saya pasti juga beda. Memang saya ingin dia sama seperti Suchao, tapi jangan terus-terus mengingat ke belakang bagaimana Suchao hebat dan menekan Satoshi harus sama. Yang jelas setiap pemain punya karakter masing-masing dalam permainannya," tegas Jaya.

Simak kumpulan artikel HistoriSi di sini

(bba/orb)


Hide Ads