Persib Bandung pernah memiliki lini serang yang terbilang menakutkan saat era Liga Super Indonesia bergulir. Salah satunya, Christian 'el Loco' Gonzales yang didatangkan Persib pada pertengahan musim 2008/2009.
Persib resmi mendapatkan tanda tangan el Loco pada akhir Januari 2009. Saat itu, ia mendarat ke 'Maung Bandung' dengan status pinjaman usai klub lamanya, Persik Kediri mengalami masalah finansial saat liga bergulir.
Kehadiran Gonzales mengejutkan banyak kalangan. Selain tangan dingin pelatih kepala Persib saat itu Jaya Hartono yang mampu meyakinkannya bergabung dengan Persib, Gonzales kala itu juga berstatus sebagai top skor sementara LSI 2008/2009.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah merapat ke Persib, Jaya Hartono langsung menduetkan El Loco dengan Hilton Moreira yang diboyongnya pada awal musim dari Deltras Sidoarjo. Kehadiran Gonzales langsung berdampak signifikan saat satu golnya bersarang ke gawang Persipura Jayapura pada 2 Februari 2009. Meskipun saat itu, skor akhir 1-1 harus diterima Persib saat menjamu Persipura di Stadion Si Jalak Harupat.
Sejak saat itu, gol-gol dari kaki Gonzales kerap tercipta untuk Persib Bandung. Namun, ada salah satu gol el Loco yang tentunya akan terus dikenang oleh para bobotoh (pendukung Persib Bandung). Itu terjadi saat Persib bertandang ke markas Persijap Jepara di Stadion Gelora Bumi Kartini pada Februari 2009.
![]() |
Bertandang ke Jepara, Persib berada di bawah tekanan suporter Laskar Kalinyamat. Alhasil, saat pertandingan baru memasuki menit keempat, Persijap mencetak gol lewat sepakan sang bomber Pablo Frances yang menyisir sisi kiri pertahanan Maung Bandung.
Untungnya menjelang menit ke-20, Hilton Moreira mampu menyaman skor menjadi 1-1 lewat kemelut di depan gawang Deki Ardian. Gonzales ikut berperan dalam terciptanya gol Hilton usai sundulannya ditepis Deki dan bola liar langsung disambar Hilton menjadi gol.
Tampil di hadapan suporter lawan, lini bertahan Persib yang diisi trio Nyeck Nyobe, Maman Abdurahman, dan Nova Arianto kembali kebobolan. Tendangan keras mendatar yang dilesakkan Evaldo Silva pada menit ke-61, tak bisa dibendung barisan bertahan Persib hingga bersarang di pojok kanan gawang yang dijaga Tema Mursadat.
Ketinggalan gol 1-2, el Loco kemudian keluar menjadi pahlawan untuk Persib di laga ini. Pada menit ke-74, Gonzales mampu memperdaya Deki Ardian setelah mendapat umpan dari Eka Ramdani, sekaligus menyamakan skor menjadi 2-2.
Gonzales lagi-lagi mengubur mimpi suporter Persijap setelah eksekusi penaltinya sukses mengubah skor akhir menjadi 3-2. Gol tersebut Disarangkan pada menit ke-90 setelah Hilton dijegal Aji Nurpijal yang membuat wasit Jimmy Napitupulu menunjuk titik putih.
Dari sini, aksi ikonik el Loco sebelum mengeksekusi penalti pun tercipta. Sebelum menendang bola, stiker kelahiran Argentina ini sempat tertangkap kamera memasukkan bola ke dalam celananya yang langsung mengundang decak tawa komentator pertandingan.
Gaya nyentrik Gonzales ini kemudian dinilai sebagai psywar untuk penjaga gawang Persijap Deki Ardian. Dan akhirnya, sepakan keras dari el Loco langsung bersarang di sisi kiri gawang Deki sekaligus membuat Persib menang dengan skor 3-2 pada pertandingan tersebut.
Walau tidak menyumbangkan trofi di musim pertamanya, catatan statistik el Loco terbilang mentereng saat berseragam Persib. Ia berhasil keluar sebagai top skor LSI musim 2008/2009 bersama dengan penyerang Persipura Boaz Solossa dengan torehan 28 gol.
Catatan mentereng ini kemudian meyakinkan Persib untuk mempermanenkan Gonzales di dalam skuad. El Loco dikontrak Persib selama dua musim hingga 2010/2011. Dan benar saja, di tahun 2010 el Loco mampu mempersembahkan catatan statistik yang beken dengan mencetak lima kali hattrick dalam satu musim.
Namun sayang, ketajaman Gonzales perlahan memudar. Pada musim yang sama, ia hanya bisa mencetak 18 gol dari 31 pertandingan dan 9 gol dari 25 pertandingan di musim 2010/2011.
El Loco kemudian gabung ke Persisam Samarinda pada September 2011, lalu bergabung dengan Arema pada Desember 2012. Di Arema, ketajaman Gonzales hidup kembali sekaligus membawa Arema bertengger di posisi 2 Liga Super Indonesia.