Nasib pilu dialami pemain Liga 2. Mereka harus menerima kenyataan pahit setelah PSSI memutuskan untuk menyetop kompetisi. Parahnya lagi, sejumlah pemain juga belum menerima gaji sejak beberapa bulan terakhir.
Hal itu dialami Rudiyana, punggawa Persikab Kabupaten Bandung. Rudiyana terang-terangan mengaku belum mendapat bayaran dari Persikab sejak bulan Agustus 2022 lalu.
"Kalau Persikab dari bulan Agustus, tapi ada yang sudah dibayar sebagian sih. Agustus, September, Oktober sampai Desember kemarin belum," kata Rudiyana kepada wartawan, Sabtu (14/1/2023).
Rudiyana mengungkapkan, pemilik klub Persikab menyatakan akan membayar gaji para pemainnya. Namun hal tersebut masih harus menunggu soal kelanjutan Liga 2.
"Kata CEO sendiri bilang untuk gaji tetap tapi sambil menunggu keputusan dari liga," ungkapnya.
Dengan kondisi itu, mantan pemain Persib Bandung ini mengaku mempertimbangkan untuk meninggalkan Laskar Dalem Bandung dan bergabung dengan klub lain.
"(Tawaran) Kalau Liga 1 kemarin ada tapi nggak ada kabar lagi, kalau Liga 2 ada karenaa kan ada permasalahan di Persikab juga. Dari pada kita di sepakbola masih mikirin gaji ya mending pindah," tegas Rudiyana.
Rudiyana pun berharap nasib para pemain khususnya di Liga 2 bisa diperjelas. Sebab dengan dihentikannya kompetisi membuat para pemain bingung.
Selain itu, ia meminta agar klub bisa benar-benar menyiapkan kondisi finansial ketika ingin berlaga di sebuah kompetisi. Hal itu kata dia akan berdampak pada performa pemain di lapangan.
"Jadi ya sebaiknya menurut saya ketika tim tidak siap secara finansial ya (jangan ikut), karena ini kan seleksi alam juga, jadi kita juga sebagai pemain gak setengah-setengah, kalau main nggak mikirin gaji. Liga 2 kan bukan liga amatir lagi sudah profesional," ujarnya.
Sebelumnya Rudiyana mengungkapkan jika dihentikannha Liga 2 membuat para pemain terpukul. Mereka merasa profesinya dihentikan sepihak. Ia pun sangat menyayangkan keputusan PSSI menghentikan kompetisi Liga 2.
"Sebagai pemain yang pasti sangat disayangkan, sedih Liga 2 dihentikan. Karena pada awalnya Liga 2 memang nggak ada apa-apa kan, nggak ada kasus atau permasalahan apa-apa," kata Rudiyana.
"Tapi setelah kejadian itu (tragedi Kanjuruhan), Liga 1 stop, otomatis Liga 2 dan 3 stop juga. Nah Liga 1 jalan tapi liga 2 malah total (berhenti)," tegasnya.
Sebagai pemain, Rudiaya tentunya ingin kompetisi Liga 2 dilanjutkan kembali. Sebab, dengan dihentikannya kompetisi, akan banyak orang yang kehilangan mata pencaharian mulai dari pemain, pelatih, staf klub hingga para pedagang yang biasa ada di stadion.
Namun, jika Liga 2 benar-benar akan dihentikan, eks pemain Persib Bandung ini pun sudah menyiapkan opsi untuk membuat dapur di rumahnya tetap mengepul.
Ia mengaku bakal bermain sepakbola tarkam (antar kampung) untuk mencari pemasukan selama kompetisi berhenti.
"Ya pasti (main tarkam) sambil nunggu pasti ada main tarkam, fun football juga. Karena banyak pemain saat kompetisi jeda ada yang ikut, cuma kan kalaupun terikat kontrak nggak berani. Kalau sudah free ya bebas. Mau gimana lagi karena kita butuh buat dapur, buat jajan lah gitu," ujarnya.
(bba/mso)