"Akang oge teu apal si eta ngomong naon. Teu ngarti bahasana (Saya juga tidak tahu dia ngomong apa. Tidak mengerti bahasanya)," kata Uut Kuswendi mengawali cerita. Tapi dia mengaku sempat menghampiri sang menner Belanda.
Begitulah ungkapan legenda Persib Bandung tahun 1980an, Uut Kuswendi, menanggapi pujian Pelatih PSV Eindhoven, Guus Hiddink yang dialamatkan kepadanya dahulu.
Ungkapan itu, dilontarkan Uut Kuswendi kala berbincang dengan detikJabar belum lama ini. Sembari tertawa melalui sambungan telepon, Uut Kuswendi memutar kembali ingatannya ke tahun 1987.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa momen tersebut begitu istimewa, karena tidak semua pesepakbola, khususnya dari tanah air, bisa menerima hal tersebut. Sebab, pujian itu datang dari Guus Hiddink, pelatih berkaliber internasional yang saat ini dikenang sebagai mantan pelatih Real Madrid, Valencia, Chelsea, hingga Timnas Belanda.
Momen itu, terjadi pada tahun 1987. Tepatnya hari Kamis, tanggal 11 Juni. Kala itu, Persib Bandung yang baru saja merayakan gelar juara kompetisi Perserikatan musim 1986 dan juara turnamen internasional Piala Hassanal Bolkiah di Brunei Darussalam, berkesempatan untuk menjamu kesebelasan asal Negeri Kincir Angin, PSV Eindhoven.
Bukan tim yang kaleng-kaleng. Tim PSV saat itu, merupakan tim yang berhasil meraih tropi European Cup, atau yang dikenal Liga Champions Eropa saat ini di musim 1987-1988.
Di bawah asuhan Guus Hiddink muda yang mengawali karir kepelatihannya kala itu, usai pensiun sebagai pemain tahun 1982, PSV memboyong nama-nama tenar ke Stadion Siliwangi, Bandung. Mereka adalah Ronald Koeman, kapten tim Eric Gerets, hingga sang bintang Ruud Gullit yang melakoni salah satu laga terakhirnya bersama PSV sebelum dijual ke AC Milan di bulan Juli 1987.
Kegemilangan skuad Pangeran Biru memenangkan dua piala kala itu, tak berarti apa-apa bagi PSV Eindhoven. Skuad yang bermarkas di Philips Arena, Belanda itu mempermalukan tuan rumah di hadapan ribuan Bobotoh dengan skor 6-0.
Taktik memukau, disokong postur jangkung para pemain, membuat PSV Eindhoven bisa menang dengan mudah atas Persib kala itu. Tapi, ada satu hal yang bisa dibilang mengherankan. Di tengah gemerlapnya sinar bintang PSV Eindhoven malam itu, perhatian Guus Hiddink malah tertuju pada pemuda berusia 21 tahun bernama Uut Kuswendi.
Uut yang bermain di sayap kanan Persib Bandung kala itu, dikabarkan mampu membuat lini belakang PSV, yang dikomandoi Ronald Koeman ketar-ketir. Bek kanan Eric Gerets yang waktu itu diplot di sisi kiri pertahanan untuk menjaga Uut Kuswendi bahkan sampai kewalahan.
"Waktu itu saya dijaga sama Eric Gerets. Beberapa kali bisa melewati, sampai mau bikin gol," ungkap Uut.
Performa gemilang Uut Kuswendi di laga tersebut, membuat Guus Hiddink memujinya. Saking fenomenalnya, pujian Guus Hiddink kepada Uut Kuswendi menjadi salah satu bahasan dalam buku berjudul Persib Undercover, karya Aqwam Fiazmi Hanifan dan Novan Herfiyana yang dipublikasi tahun 2014.
Dalam buku tersebut, disebut jika Guus Hiddink memuji Uut Kuswendi. Tapi, pujian itu diiringi dengan motivasi Guus Hiddink kepada Uut Kuswendi. "Tapi ia (Uut Kuswendi) mesti mematangkan beberapa teknik dasar," kata Guus Hiddink dalam buku tersebut.
Dari momen tersebut, setidaknya ada dua hal yang paling dikenang oleh Uut Kuswendi. Pertama, saat Guus Hiddink menyangka, jika dirinya merupakan pemain Timnas Indonesia.
"Dikirain pemain timnas, ternyata bukan," katanya.
Yang kedua, mengenai julukan baru, 'Si Boseh'. Performa gemilangnya kala menghadapi PSV Eindhoven di Stadion Siliwangi, terus membekas di benak Bobotoh. Skill olah bola ciamik yang ditampilkannya menghipnotis setiap pasang mata, yang menyaksikan pertandingan tersebut.
Usai pertandingan tersebut, Uut kemudian mendapatkan julukan baru. Si Boseh. Julukan tersebut, disematkan para suporter dan rekannya di lapangan, karena menganggap skill Uut dalam mengolah si kulit bundar dianggap di atas rata-rata.
Sepenggal kisah tersebut, merupakan satu dari beragam cerita Uut Kuswendi. Sang pegawai perkebunan teh asal Cikajang, Garut yang menjadi legenda hidup di klub Persib Bandung dan Timnas Indonesia.
(mso/mso)