Namun, dibalik loyalitas dan rasa cinta Bobotoh kepada Persib, ada hal kurang baik yang bahkan sudah dianggap sebagai tradisi. Tradisi itu yakni mendobrak pagar Stadion Siliwangi saat Persib bermain di kandangnya tersebut.
Tradisi dobrak pagar di Stadion Siliwangi tidak dipungkiri hampir selalu terjadi saat Persib menjamu lawan-lawannya. Puluhan ribu Bobotoh saling berebut untuk menyaksikan dan mendukung Persib dari tribun penonton.
Sayangnya kapasitas stadion yang terbatas dan tidak terlalu besar membuat Bobotoh banyak yang tidak bisa masuk ke dalam stadion. Padahal mereka sangat ingin menyaksikan pertandingan Persib secara langsung.
Karena itulah, tradisi dobrak pagar Stadion Siliwangi pun mulai muncul. Bobotoh yang tak memiliki tiket dan tertahan di luar stadion kekeuh ingin masuk. Cara nakal pun dilakukan. Mereka memaksa masuk dengan cara mendobrak pagar hingga memanjat tembok.
Tradisi dobrak pagar Stadion Siliwangi itu kiranya telah ada sejak tahun 1990-an hingga tahun 2000-an yang berlanjut sampai 2010. Aksi mendobrak pagar Stadion Siliwangi akan semakin menjadi saat Persib berhadapan dengan rivalnya macam PSMS Medan, Persija Jakarta hingga tim asal Jawa Timur.
Bahkan aksi dobrak pagar sempat berakhir dengan kericuhan. Pada 23 Januari 2011 saat Persib menjamu Arema Indonesia, kerusuhan terjadi di Stadion Siliwangi. Beberapa fasilitas rusak stadion seperti pagar hingga kursi penonton rusak.
Kericuhan itu dipicu sikap wasit yang dinilai tidak fair karena telat mengeluarkan putusan terhadap pelanggaran yang dilakukan pemain Arema Indonesia M Ridhuan terhadap Wildansyah.
Selain itu, kericuhan juga akibat tidak adanya perpanjangan waktu setelah permainan dilanjutkan kembali. Penonton yang sudah memenuhi tribun hingga pinggir lapangan, melampiaskan kekecewaan dengan merusak fasilitan tersebut.
Sementara itu, Yana Umar yang merupakan tokoh Bobotoh mengungkapkan, tradisi dobrak Stadion Siliwangi sebenarnya terjadi lantaran tingginya antusias Bobotoh yang ingin menyaksikan laga Persib Bandung.
Menurutnya banyaknya Bobotoh tak sebanding dengan kapasitas stadion dan sempitnya akses masuk. Sehingga Bobotoh saling berebut dan mendobrak pintu.
"Kalau dobrak stadion itu karena stadion kecil kan, penonton banyak pada pengen masuk ya itu terjadilah. Awalnya karena akses masuk yang sempit," kata Yana belum lama ini.
Yana juga mengatakan sebenarnya Bobotoh khususnya yang berasal dari Bandung maupun daerah berperilaku sopan. Namun karena kecintaannya pada Persib apalagi disaat melawan tim-tim besar, minat Bobotoh datang ke stadion lebih tinggi dari laga biasa.
"Kalau suporter Bandung mah pada somea (sopan) sebenarnya. Tapi disaat mau nonton Persib lawan tim yang pilih-pilih lah Persija, PSMS Medan lawan Jatim setiap nonton itu tinggi sedangkan tiket terbatas hanya 20-30 ribu," katanya.
"Stadion di dalam full, di luar paksa masuk. Sebelum masuk lempar-lemparan dulu baru dimasukkan semua di bawah semua," ujarnya menambahkan.
"Jadi gak semua pertandingan, lawan PSMS Persija itulah paling juga. Cuma dulu lawan PSMS Medan paling ramai. Sebabnya karena ingin masuk bukan maunya gratis itu. Jadi atmosfer nonton lawan tim itu tinggi," tutup Yana. (bba/mso)