Fun Football PSSI-FIFA Menyakiti Masyarakat Malang

Fun Football PSSI-FIFA Menyakiti Masyarakat Malang

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 21 Okt 2022 01:31 WIB
Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule bermain bola bersama (Dok. PSSI)
Foto: Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule bermain bola bersama (Dok. PSSI)
Bandung -

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan dan Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan fun football di tengah duka tragedi Kanjuruhan. Kegiatan itu menuai kritik dari berbagai pihak.

Fun football itu dilakukan dalam kunjungan Gianni ke Indonesia di Stadion Madya pada Selasa (18/19/2022) malam. Gianni Infantino dan Iwan Bule bermain sepakbola bersama di sana. Mereka berdua tampak tersenyum dan begitu riang saat bermain bola.

Kritikan pun datang dari berbagai kalangan mulai dari deretan artis, pejabat, pemilik klub hingga kelompok suporter. Fun football yang dilakukan PSSI dan FIFA itu dianggap tidak menunjukkan sikap simpati atas tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya melihat fun football itu dalam rangka mendekatkan, ada seremonial dalam sepakbola dan hal itu seolah lazim dilakukan dan tidak ada apa-apa. Tapi menjadi polemik ketika fun football dilaksanakan atas lawatan FIFA ke Indonesia, terkait kondisi sepakbola di Indonesia pasca kejadian Kanjuruhan," kata Arland Siddha, pengurus Viking Persib Club, Kamis (20/10/2022).

"Sehingga hal itu memang akan berbalik dengan situasi dan hal itu jauh dari nalar kita," imbuh Arland.

ADVERTISEMENT

Arland mengatakan seharusnya PSSI dan FIFA tidak melakukan fun football di tengah situasi duka yang masih menyelimuti bumi Malang. Seharusnya, PSSI berinisiatif untuk mengajak Presiden FIFA datang ke Malang menemui para korban.

"Seharusnya fun football tidak dilakukan ketika situasi sedang berduka seperti sekarang tapi seremonial tersebut seharusnya PSSI mengajak FIFA datang ke korban, bagaimana kondisi Malang kan itu jauh lebih simpati dari fun football," katanya.

Menurutnya jika fun football itu dilakukan di tengah situasi normal tanpa adanya tragedi Kanjuruhan, akan berdampak baik bagi sepakbola Indonesia. Namun, apa yang dilakukan PSSI dan FIFA itu justru menuai kecaman dari masyarakat.

Bahkan kata Arland, ketika liga disetop, seharusnya PSSI sadar dengan kondisi yang terjadi saat ini. Penyetopan liga sendiri dilakukan untuk menghormati para korban tragedi Kanjuruhan. Ia pun sangat menyayangkan fun football tersebut dan menganggap telah menyakiti masyarakat di Malang.

"Sangat menyayangkan sekali, Tragedi Kanjuruhan belum clear banget masih proses yang dicari nah ini yang menurut saya harusnya menyadari kegiatan yang sifatnya hiburan atau sifatnya apapun harus diredam dulu, fokus kepada korban dan penyelesaian kasus Kanjuruhan. Bukan disuguhkan sepakbola yang menyakiti teman-teman di Malang," ujar Arland.

(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads