Pesan bagi Shin Tae-yong yang Siap Mundur karena Bela Iwan Bule

Pesan bagi Shin Tae-yong yang Siap Mundur karena Bela Iwan Bule

Bima Bagaskara - detikJabar
Jumat, 14 Okt 2022 10:15 WIB
Pelatih Indonesia Shin Tae-yong (kanan) menyapa para suporter usai tim Indonesia menang melawan tim Vietnam pada pertandingan babak kualifikasi Piala Asia U-20 2023 Grup F di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/9/2022). Indonesia menang melawan Vietnam dengan skor akhir 3-2. ANTARA FOTO/Moch Asim/nz
Shin Tae-yong. (Foto: ANTARA FOTO/MOCH ASIM)
Bandung -

Mochamad Iriawan didesak mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI. Desakan itu muncul karena dianggap pria yang akrab disapa Iwan Bule itu harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.

Namun desakan mundur terhadap Iwan Bule, mendapat reaksi dari Timnas Indonesia. Mulai dari pelatih Shin Tae-yong dan para pemain seperti Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri hingga Fachruddin justru mendukung Iwan Bule.

Bahkan Shin Tae-yong mengaku siap mengundurkan diri dari kursi pelatih tim nasional jika Iwan Bule mengundurkan diri dari PSSI. Pernyataan pelatih asal Korea Selatan itupun mendapat banyak reaksi dari berbagai pihak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak yang mendukung Shin Tae-yong agar tetap melatih skuad Garuda, namun tak sedikit juga yang mempersilakan Shin Tae-yong mundur sebagai pelatih Indonesia bersama dengan Iwan Bule.

Mengomentari hal itu, pengamat sepak bola sekaligus pendiri Pandit Football, Andreas Marbun mengatakan, desakan agar Iwan Bule mundur merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas kinerja dari federasi yang seharusnya mampu mencegah terjadinya tragedi di Kanjuruhan, Malang.

ADVERTISEMENT

"PSSI punya kemampuan untuk mencegah terjadinya Tragedi Kanjuruhan dengan memastikan jalannya prosedur penyelenggaraan pertandingan, memastikan prosedur pengamanan pertandingan yang sifatnya high risk match seperti Arema vs Persebaya," kata Andreas, Jumat (14/10/2022).

Andreas menegaskan, PSSI telah mengabaikan sesuatu yang kemudian berakibat fatal dan membuat ratusan nyawa melayang. Padahal, semua prosedur untuk mencegah kericuhan di dalam stadion telah tersedia dan seharusnya bisa dijalankan.

"Sebagai contoh, protap soal pitch invasion itu sudah ada, protap soal semua keadaan darurat lainnya di dalam stadion sudah ada. Lalu kenapa bisa terjadi? Ya karena memang ada yang diabaikan dan selama ini hal tersebut selalu dianggap normal atau saya sebut dinormalisasi," ujarnya.

Oleh sebab itu, wajar jika PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia dan Iwan Bule sebagai Ketua Umum harus bertanggung jawab atas kelalaian tersebut. "PSSI punya tanggung jawab penting dalam soal ini dan merupakan otoritas tertinggi sepakbola di indonesia," tegasnya.

Andreas juga mengomentari pernyataan Shin Tae-yong yang bakal ikut mundur jika Iwan Bule mundur. Menurutnya, desakan agar Iwan Bule mundur itu ada dalan konteks sebuah tragedi yang membuat 132 nyawa melayang, bukan soal prestasi dari Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia.

"Karena ini soal cara pandang kita melihat sebuah tragedi yang mengakibatkan 132 orang meninggal dunia, bukan soal prestasi yang mungkin sedang diusahakan oleh STY (Shin Tae-yong)," ungkap Andreas.

Jadi, jika nantinya Iwan Bule mundur sebagai ketua umum PSSI yang disusul mundurnya pelatih Shin Tae-yong, Andreas hanya akan menyampaikan satu kalimat.

"Mundur dan bertanggung jawab itu tanpa syarat. Jadi jika STY mau mundur dan mengajukan syarat, saya cuma mau bilang terima kasih kepada STY karena telah berbuat untuk Timnas Indonesia dan sukses untuk karier selanjutnya dimanapun Anda berada," jelasnya.

Masih kata Andreas, jikapun nantinya Shin Tae-yong akan mundur, suporter Indonesia tidak perlu khawatir. Sebab yang terpenting saat ini adalah tanggung jawab atas apa yang telah terjadi di Stadion Kanjuruhan.

"Betul, masa nyawa disederhanakan jadi urusan-tawar menawar bentuk pertanggung jawaban," tutup Andreas.

(bba/orb)


Hide Ads