Blak-blakan Teddy Tjahjono Kala Sistem Tiket Persib Kini Diapresiasi

Blak-blakan Teddy Tjahjono Kala Sistem Tiket Persib Kini Diapresiasi

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 11 Okt 2022 11:30 WIB
Dirut Persib Teddy Tjahjono
Dirut Persib Teddy Tjahjono (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Sistem penjualan tiket Persib Bandung kini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Skema yang dipakai oleh PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) dianggap mampu mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Apreasiasi itu muncul pascatragedi Stadion Kanjuruhan. Selepas laga Arema FC melawan Persebaya yang dimenangkan tim tamu dengan skor 2-3, suporter tuan rumah turun ke lapangan karena kecewa.

Pihak kepolisian merespons dengan melepas gas air mata ke arah tribune yang berujung kepanikan. Para suporter sulit untuk keluar stadion hingga akhirnya terinjak dan berujung meninggal dunia. Total 131 nyawa melayang dalam tragedi ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, banyaknya korban jiwa pada tragedi Stadion Kanjuruhan juga dikarenakan terjadinya overcapacity dimana tiket dijual lebih banyak dari kapasitas stadion.

Oleh sebab itu, sistem tiket yang dijual Persib dianggap bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada semua suporter yang menyaksikan laga Persib di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.

ADVERTISEMENT

Persib diketahui menerapkan sistem online untuk penjualan tiket. Selain itu, calon penonton juga diharuskan sudah melakukan vaksin booster. Bahkan pembelian tiket hanya bisa dilakukan dengan satu nomor identitas atau NIK.

Selain itu, tiket yang sudah dibeli secara online juga harus ditukar dengan tiket fisik berupa gelang. Panpel pertandingan menyediakan beberapa lokasi penukaran untuk meminimalisir terjadinya penumpukan massa.

Belum lagi, ada empat ring pemeriksaan yang dilakukan pihak keamanan kepada calon suporter yang tidak memiliki tiket. Dengan begitu, suporter yang bisa masuk ke area Stadion GBLA hanyalah mereka yang sudah memiliki tiket.

Panpel sendiri menyediakan tiket sebanyak 26.000 lembar. Jumlah itu dibatasi dari 75 persen total kapasitas Stadion GBLA.

Apreasiasi terkait sistem penjualan tiket yang diberlakukan Persib muncul dari berbagai pihak, mulai dari warganet, PT LIB hingga Kapolda Jawa Barat.

Menanggapi hal itu, Direktur PT PBB Teddy Tjahjono mengungkapkan sistem penjualan tiket yang saat ini diberlakukan merupakan hasil modifikasi dari sistem penjualan yang sudah-sudah. Peristiwa tewasnya dua Bobotoh di GBLA pada gelaran Piala Presiden 2022, jadi dasar modifikasi itu dilakukan.

"Bahwa sebenarnya sistem tiket sekarang dibuat dan dimodifikasi berdasarkan kejadian musibah yang kita alami pada saat Piala Presiden dan sebenarnya banyak sekali masyarakat, suporter, warganet sesungguhnya yang mendukung," kata Teddy, Selasa (11/10/2022).

Teddy tidak semerta-merta bicara soal banyaknya pihak yang mendukung sistem tiket sekarang. Ia menjabarkan data yang dimiliki oleh manajemen dimana dari lima laga kandang yang sudah dilakoni Persib, tercatat ada 50 ribu user berbeda yang telah terdaftar di database.

"Hal itu dengan mudah terlihat dari tren penjualan tiket dari pertandingan pertama, kelima itu ada. Lima pertandingan awal ada 50 ribu unik user. Jadi ada 50 ribu penonton yang berbeda. Jadi lima pertandingan ada 50 ribu orang," jelasnya.

Teddy juga mengungkapkan, jelang laga Persib melawan Persija Jakarta yang seharusnya dimainkan pada 2 Oktober 2022 lalu, 26 ribu tiket sudah terjual habis dua hari sebelum pertandingan. Saat itu panpel juga memberlakukan penjualan tiket secara bergelombang.

"Makanya kita sangat yakin begitu Persib vs Persija, 2 hari sebelum pertandingan sudah habis. Meskipun kita bikin prioritas, kan bukan 3 gelombang untuk filter. Pertama untuk penonton yang sudah menonton di 5 pertandingan, kedua adalah untuk penonton yang verifikasi. Gelombang kedua pun sudah habis. Artinya apa? Artinya semua orang bisa nonton," ucapnya.

Padahal sebelumnya, sistem tiket Persib ini sempat diprotes hingga didemo oleh suporter. Ketika itu, suporter meminta manajemen untuk mempermudah sistem tiketing khususnya untuk distribusi bagi komunitas.

Namun Teddy menegaskan, dengan sistem yang sekarang ada, seharusnya tidak menjadi masalah dan semua orang bisa menyaksikan laga Persib di GBLA.

"Yang jadi pertanyaan, yang demo itu kenapa demo gitu yang kita pertanyakan. Ada 26 ribu orang bisa kok, beli tiket sampai H-2 sudah habis. Bisa lihat banyak sekali nilai plus, jadi banyak yang memberikan komentar sekarang enak sistem sekarang nonton di stadion, enak jadi aman, nyaman," kata dia.

"Yang mabuk mabukan makin sedikit, banyak sekali orang memberikan pujian bahwa sistem yang kita lakukan," sambungnya.

Teddy juga mengakui apreasiasi akan sistem penjualan tiket tersebut semakin bermunculan setelah tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang. Sejak saat itu, makin banyak pihak yang akhirnya sadar jika menyaksikan pertandingan sepakbola harus aman dan nyaman.

"Apa yang kita inisiasi, terjadi musibah besar banget seolah-olah kok sistem yang kita jalankan semakin banyak apresiasi. Karena pada akhirnya penonton sepak bola harus aman nyaman dan dinikmati semua orang," tutup Teddy.

(bba/yum)


Hide Ads