Analisis Ahli dari Inggris Ungkap 2 Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan

Kabar Nasional

Analisis Ahli dari Inggris Ungkap 2 Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan

Tim detikSport - detikJabar
Jumat, 07 Okt 2022 09:05 WIB
Tragedi Kanjuruhan: Dapatkah Gas Air Mata Memicu Kematian?
Tragedi Kanjuruhan (Foto: DW (News))
Bandung -

Insiden mengerikan yang menewaskan 131 orang di Stadion Kanjuruhan mendapatkan sorotan dunia internasional. Salah satunya, profesor asal Inggris, Clifford Stott yang menganalisia kejadian yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu.

Stott merupakan profesor dari Universitas Keele di Inggris yang meneliti soal pengendalian massa di sepak bola. Ia juga berperan sebagai salah satu narasumber ahli dalam investigasi Washington Post tentang tragedi Kanjuruhan.

Dikutip dari detikSport, dari hasil investigasi Stott menyimpulkan tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh tindakan polisi dan buruknya menajemen di stadion.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan polisi yang mengakibatkan banyaknya korban atas insiden di Kanjuruhan adalah keputusan melepas gas air mata untuk membubarkan masa yang turun ke lapangan. Gas air mata tersebut tak hanya ditembakkan ke lapangan tapi juga ke tribune.

Hasil investigasi Washington Post menyebut polisi melepas setidaknya 40 tembakan ke arah lapangan dan tribune. Tembakan gas air mata tersebut sebagian besar mengarah ke tribun 10,11, dan 13.

ADVERTISEMENT

Ketika massa mulai panik akibat gas air mata, pintu stadion justru terkunci. Buruknya manajemen di stadion ini menyebabkan banyak orang berdesakan pada satu titik hingga mengakibatkan banyak korban jiwa.

"Menembakkan gas air mata ke tribune penonton saat pintu terkunci hampir pasti bakal menyebabkan korban jiwa dalam jumlah besar. Dan itulah yang terjadi," ujar Stott dikutip dari Washington Post.

People pray for victims of Saturday's soccer match stampede in front of gate 13 the Kanjuruhan Stadium in Malang, Indonesia, Tuesday, Oct. 4, 2022. Indonesian police said Tuesday that the gates at the soccer stadium where police fired tear gas and set off a deadly crush were too small and could only accommodate two at a time when hundreds were trying to escape. (AP Photo/Achmad Ibrahim)People pray for victims of Saturday's soccer match stampede in front of gate 13 the Kanjuruhan Stadium in Malang, Indonesia, Tuesday, Oct. 4, 2022. Indonesian police said Tuesday that the gates at the soccer stadium where police fired tear gas and set off a deadly crush were too small and could only accommodate two at a time when hundreds were trying to escape. (AP Photo/Achmad Ibrahim) Foto: AP/Achmad Ibrahim

PSSI mengungkap bahwa Security Officer Arema Suko Sutrisno bertanggung jawab atas terkuncinya pintu stadion Kanjuruhan saat insiden terjadi. Suko dijatuhi sanksi oleh Komdis Hukuman seumur hidup tak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola.

"Tidak semuanya tertutup, tapi sebagian sudah ada yang dibuka. Yang masih ditutup itu telat komando, belum sampai ke tujuan (penjaga pintu)," kata anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Ahmad Riyadh yang bertindak sebagai juru bicara federasi, Selasa (4/10/2022).

Salah satu pintu keluar yang terkunci di tribune 13. Hasil analisa Stott menyebut banyak orang berdesak di depan gerbang tersebut dibuktikan pintu yang terbuat dari baja penyok.

"Saya telah melihat rekaman video pintu baja berat yang telah penyok karena tekanan. Yah, mereka hanya bisa mendobrak sekuat tenaga jika terkunci rapat," jelas Stott.

Artikel ini telah tayang di detikSport dengan judul Ahli asal Inggris Soroti Pintu Stadion Kanjuruhan dan Tindakan Polisi

(yum/yum)


Hide Ads