Roni Fatahillah merupakan pemain asli Garut, kelahiran Kecamatan Balubur Limbangan, 7 November 1993. Pemain yang saat ini genap berusia 28 tahun itu merupakan satu dari segudang pesepak bola bertalenta asal Kabupaten Garut.
Tak banyak orang Garut yang mengetahui, bahkan mendengar nama Roni. Sebab, Roni belum pernah sekalipun bermain untuk Persigar Garut. Namanya justru harum di perantauan.
Roni mengawali karier sepak bola bersama PS Kwarta Deli, klub asal Deli Serdang yang kini bermain di Liga 3 regional Sumatera.
Roni ikut berlatih di sana, saat pertama kali merantau ke Pulau Sumatera. Namun, karier profesionalnya pertama kali dimulai dari PSGL Gayo Luwes di tahun 2010.
Kala itu, di medio tahun 2010-an, Roni yang menimba ilmu sepak bola di salah satu sekolah sepak bola (SSB) di Bandung memutuskan hijrah ke Pulau Sumatera.
"Kenapa saya memilih merantau, pertama untuk mencari pengalaman dan kedua peluang untuk bisa bermain di kompetisi lebih terbuka," kata Roni dalam perbincangannya bersama detikJabar belum lama ini.
Setelah membela PSGL Gayo, Roni bermain untuk PS Kwarta sekitar 3 tahun, mulai dari 2011 hingga 2014. Penampilannya yang cukup apik, membuat banyak klub melirik. Bahkan, ada beberapa klub kompetisi teratas Indonesia yang menginginkan jasanya.
Gresik United kemudian dipilih Roni sebagai pelabuhan berikutnya. Roni yang kala itu baru berusia 22 tahun, kemudian menjadi salah satu andalan Gresik United bersama Sasa Zecevic, Dimas Drajad, Bima Sakti hingga eks Persib Bandung dan Matsunaga Shohei.
Hanya semusim membela Gresik United pada tahun 2015, Roni Fatahillah kembali ke Pulau Sumatera. Dia dipinang PSMS Medan, yang pada saat itu tengah berjuang promosi ke Liga 1, dari Liga 2. Roni kemudian tercatat sebagai salah satu pemain yang mengantarkan PSMS Medan kembali promosi ke kasta kompetisi tertinggi.
Karier gemilangnya kemudian berlanjut di Persibangga Purbalingga pada tahun 2017, sebelum kembali pulang ke PSMS Medan yang bermain di kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) musim 2017-2018.
Meskipun terbilang singkat berkarier di PSMS, namun namanya tetap dikenang. Di musim terakhirnya membela klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut, Roni bahkan di beberapa pertandingan sempat didaulat menjadi kapten saat legenda mereka, Legimin Raharjo tak turun di lapangan.
![]() |
Perjalanan Karier
Tak pernah ada yang menyangka karier Roni akan seperti sekarang. Sebab, Roni diketahui merupakan anak dari seorang buruh serabutan di ujung utara Garut. Setelah membela PSMS Medan, Roni kemudian melanglangbuana.
Dia tercatat sempat berseragam Mitra Kukar, Persela Lamongan, Sulut United dan PSPS Riau dalam rentang 2019-2021.
"Tekad dan kemauan yang besar untuk menjadi seorang profesional menjadi modal, meskipun tidak dihargai di kampung halaman," katanya.
Musim ini Roni bergabung dengan klub Nusantara United FC. Klub asal Magelang yang berlaga di Liga 2. Di Nusantara FC, Roni bermain bersama pemain jebolan Feyenoord Rotterdam Yussa Nugraha serta anak legenda Persema Malang Timo Scheunemann, Kevin Scheunemann.
Roni bertekad bisa membawa Nusantara United FC promosi ke Liga 1 musim depan. "Kenapa saya bergabung dengan Nusantara FC, karena visi dan targetnya bagus. Tim ini juga solid dan kompak," ujar Roni.
Meskipun namanya tak sementereng pesepak bola asal Garut lainnya seperti Fitrul Dwi Rustapa atau Yandi Sofyan, namun Roni Fatahillah merupakan salah satu aset bagi Kota Dodol. Roni berpesan kepada para generasi muda Garut, untuk berani merantau dan memulai karir di kampung orang.
"Kalau mau maju, merantau. Jangan takut. Karena di kota orang bakat kamu akan dihargai," pungkas Roni. (orb/orb)