Massa Bobotoh melakukan demo di depan Kantor PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) atau Graha Persib di Jalan Sulanjana, Kota Bandung pada Rabu (28/9/2022) siang. Bobotoh menuntut manajemen untuk mempermudah sistem distribusi tiket bagi komunitas.
Bobotoh menganggap, sistem distribusi tiket yang saat ini berlaku menyulitkan mereka. Jauh sebelum aksi tersebut, Persib telah merubah sistem penjualan tiket laga kandang sejak Liga 1 2022 dimulai. Persib memutuskan untuk tidak menjual tiket pertandingan secara offline dan diubah menggunakan sistem online di situs maupun aplikasi resmi klub berjuluk Maung Bandung ini.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono mengatakan, penjualan tiket secara online bertujuan untuk mengintegrasikan data suporter dengan aplikasi peduli lindungi. "(Penjualan tiket) tetap 100% online, satu NIK satu tiket, connect ke peduli lindungi," kata Teddy di Graha Persib Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Kamis (14/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teddy mengungkapkan, penjualan tiket secara online juga selaras dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo yang mengharuskan masyarakat melakukan vaksin booster jika ingin berkunjung ke tempat umum. Dengan begitu, secara otomatis nantinya suporter yang belum melakukan vaksinasi booster tidak bisa membeli tiket karena terkoneksi dengan peduli lindungi.
"Pak Jokowi juga sudah memutuskan untuk pengunjung ke tempat umum harus sudah booster. Makanya penting tiket harus online karena nyambung ke peduli lindungi, apabila penonton belum booster otomatis tidak disetujui untuk beli tiket," ucapnya.
Persib benar-benar mempersiapkan skema penjualan tiket dengan sangat matang. Mereka tidak mau kecolongan dengan timbulnya insiden yang diakibatkan tidak siapnya skema penjualan tiket. Agar penjualan tiket berjalan lancar dan tidak menimbulkan kegaduhan, manajemen Persib telah menyiapkan alur penjualan tiket yang dianggap akan jauh lebih ketat dari sebelumnya.
Teddy menjelaskan, setelah suporter membeli tiket secara online, sistem akan mengirim elektronik tiket (e-tiket) melalui email dan whatsapp (WA). E-tiket tersebutlah yang kemudian akan ditukar dengan tiket fisik. Dalam gelaran Liga 1 nanti, Persib akan menggunakan tiket fisik berbentuk gelang.
"Nanti apabila orang itu sudah membayar dapat e-tiket melalui WA atau email, nanti di download dan diunduh. Ada perubahan dibandingkan sebelumnya, evaluasi dari kejadian kemarin yakni e-tiket tersebut dipakai sebagai alat menukar tiket gelang, di hari H (pertandingan)," jelasnya.
Untuk penukaran e-tiket dengan tiket gelang tersebut, Persib akan menyediakan area khusus. Nantinya suporter bisa melakukan penukaran di tempat yang disediakan itu. Namun untuk lokasinya, hingga saat ini belum ditentukan.
Setelah memiliki tiket gelang, suporter baru bisa memasuki area Stadion GBLA di kawasan Gedebage, Kota Bandung. Untuk memastikan tidak adanya suporter tanpa tiket, Persib juga berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk melakukan skrining.
"Setelah penonton memiliki tiket gelang nanti hasil koordinasi dengan kepolisian akan dilakukan skrining ke tempat pintu masuk di area Gedebage, masih di Gedebage nanti ada 5 akses lah jadi yang punya tiket gelang diarahkan untuk masuk ke dalam stadion ke Gedebage," ungkap Teddy.
"Jadi teorinya orang yang masuk ke daerah Gedebage yang sudah bertiket, kecuali nanti ada penduduk setempat yang di dalam. Nanti pada saat mau masuk ke ring 3 ada penjagaan, ada skrining masuk ke ring 3 sebelum masuk ke stadion di gerbang," ujarnya.
"Secara teorinya lagi di ring 3 sudah bertiket dan melakukan scan untuk masuk ring 2 dan semua sudah bergelang dan orang-orang ini (suporter) yang bisa masuk ring 1 dan nantinya akan di scan lagi," imbuhnya.
Teddy berharap dengan skema ticketing yang ketat itu dapat meminimalisir adanya suporter yang tak memiliki tiket namun nekat datang ke stadion.
Namun di laga kandang pertama Persib melawan Madura United pada Sabtu (30/7/2022), Bobotoh mulai mengeluhkan sulitnya menukar e-tiket dengan tiket gelang. Penukaran dilakukan kawasan Batalyon Zeni Tempur 9 (Yonzipur 9) Jalan A.H. Nasution, Kota Bandung. Beberapa jam jelang pertandingan, Bobotoh masih disibukkan untuk mendapatkan tiket fisik berupa gelang agar bisa masuk ke dalam Stadion GBLA.
Namun Bobotoh mengeluhkan sulitnya proses penukaran tiket tersebut. Kendala seperti e-tiket dan barcode yang tidak muncul jadi salah satu kendala yang dialami Bobotoh.
Mario Ramadan (24) mengatakan, dirinya telah memesan tiket di aplikasi Persib dan sudah melalukan pembayaran. Namun saat ingin menukar dengan tiket fisik, e-tiket yang mestinya ia dapat tidak muncul. "Kendalanya saya sudah pesan tiket, sudah ada transaksinya sudah ada bukti pembayaran, terus konfirmasi dari Persib sudah ada bayar," kata Mario.
"Tapi yang jadi permasalahan sekarang bukan saya doang, banyak e-tiket ga muncul . Terus ada kasus lagi sudah ada e-tiket barcode nggak ada," sambungnya.
Mario sendiri datang ke lokasi penukaran sejak pukul 7 pagi tadi. Meski telah menunggu beberapa jam, namun ia belum mendapat tiket fisik karena kendala itu. "Makanya sekarang nunggu bagaimana. Uang 70 ribu lumayan ya, terus ada lagi pesan 2 tiket sama ga muncul (e-tiket(. Yang kasian ini dari luar kota tetap sama juga kasusnya kasihan," ungkapnya.
Sulitnya penukaran tiket itu membuat Bobotoh melakukan aksi boikot laga kandang Persib dan mengakibatkan stadion menjadi sepi. "Iyaa sudah dari awal lawan Madura juga boikot, kan sepi di lapangan itu dari semua komunitas," kata Ketua Umum Bobotoh Maung Bandung Sajati (The Bombs) Nevi Effendi, Selasa (23/8/2022).
Nevi mengungkapkan alasan Bobotoh memboikot laga Persib lantaran sistem penukaran tiket yang diberlakukan memberatkan komunitas Bobotoh.
Ia menjelaskan, saat ini tiket laga kandang Persib yang dijual secara online mengharuskan Bobotoh melakukan vaksin booster. Selain itu, Bobotoh juga harus menukarkan tiket elektronik dengan tiket fisik berupa gelang.
Nevi menegaskan hal tersebut merepotkan komunitas Bobotoh yang berasal dari luar kota. "Alasannya ya karena tidak ada kesinkronan ketentuan dari manajemen. Jadi cara pengambilan tiketnya. Kalau booster kita ikutin tapi bertahap karena nggak bisa sekaligus," ucap Nevi.
"Cara pengambilan gelang tiket itu, kalau komunitas kan banyak dari luar kota kan ya nah harus dipikirkan kalau harus ambil satu-satu gimana ribetnya. Busnya datang ke tempat penukaran dengan puluhan bus kan harus turun ambil tiket memakan waktu," ujarnya menambahkan.
Oleh sebab itu, aksi boikot menonton langsung laga Persib di stadion dilakukan dengan tujuan agar manajemen Persib bisa memberikan kelonggaran khusus untuk komunitas.
Nevi ingin penukaran tiket bagi komunitas dilakukan secara kolektif tanpa harus datang ke lokasi penukaran. "Jadi buat komunitas minta di kolektif. Tuntutan itu belum dipenuhi," tegasnya.
Puncaknya, kemarin ribuan Bobotoh menggeruduk kantor Persib untuk meminta manajemen mempermudah sistem ticketing khususnya distribusi bagi komunitas.
Yudi Baduy perwakilan Bobotoh mengatakan, hanya ada satu tuntutan yang diinginkan oleh Bobotoh, yakni mempermudah sistem distribusi tiket laga kandang Persib Bandung bagi komunitas. "Tuntutannya satu, permudah tiket khususnya untuk komunitas. Seperti yg sudah-sudah jalan, kolektif saja," kata Yudi kepada wartawan.
Yudi mengungkapkan, sistem distribusi tiket bagi komunitas yang saat ini berlaku dianggap menyulitkan. Sebab dengan sistem yang ada sekarang, membuat komunitas Bobotoh dari luar kota harus lebih dulu menukar tiket ke lokasi satu per satu. "Maaf ini bukan soal kuota, tapi ini soal sistem distribusi. Karena memang kemarin kami mendapatkan kendala ketika komunitas ini harus mengambil tiket one on one," ungkapnya.
"Artinya, kalau rombongan kami yang datang satu bus, dua bus, itu harus ambil satu-satu, ngantri. Kebayang kalau dari yang luar kota, bagaimana," ujarnya.
"Itu jadi kendala, apalagi tempat penukarannya dibuka pas hari H. Dari jam 7 sampai jam 2. Gak jelas itu, waktu sudah habis," tegas Yudi.
Oleh sebab itu, dalam aksi hari ini Yudi mewakili ribuan Bobotoh dari berbagai komunitas ingin manajemen Persib memberi kemudahan dalam hal distribusi tiket. "Jadi tuntutannya hanya satu itu, khusus buat komunitas, sistem distribusinya kolektif. Itu saja," tutup Yudi.
(bba/iqk)