Emen Suwarman: 'Macan Asia' dari Majalengka, Legenda di Persib

Kisah Legenda Persib

Emen Suwarman: 'Macan Asia' dari Majalengka, Legenda di Persib

Sudirman Wamad - detikJabar
Sabtu, 12 Mar 2022 14:00 WIB
Legenda Persib Emen Suwarman.
Foto: Sudirman Wamad/detikJabar
Bandung -

Emen Suwarman, legenda hidup Persib Bandung itu nampak begitu santai menikmati masa senjanya. Emen tampak begitu ramah. Ia kerap melempar senyum dan menganggukkan kepala ketika berbincang.

Saat bertemu dengan detikJabar, ia mengenakan topi berwarna putih bertuliskan 'ES', akronim dari namnya Emen Suwarman. Meski kulitnya tak lagi kencang seperti saat muda, Emen tetap tampak ala atlet. Ia berjaket ofisial PON XIX/2016.

Legenda Persib yang dijuluki 'Macan Asia'itu sangat mudah dijumpai. Emen kerap bersantai di dekat kediamannya di Gang H Sirad Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Persis di dekat Terminal Cicaheum. Namanya begitu tersohor di lingkungan Terminal Cicaheum dan sekitarnya. Ia dikenal sebagai Guru Emen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Emen, lebih dari separuh hidupnya dihabiskan di Bandung. Legenda hidup Persib ini sejatinya putera asli Kabupaten Majalengka, Jabar. Ya, daerah yang Berjuluk 'Kota Angin'. Emen pun bercerita tentang perjuangan kariernya dari Majalengka hingga menyandang status 'Macan Asia'.

Pria kelahiran 18 Mei 1939 itu dibesarkan dari lingkungan yang biasa. Emen kecil tak pernah mendapat keilmuan soal sepak bola dari keluarga.

ADVERTISEMENT

Saat menimba ilmu di bangku Sekolah Dasar (SD), Emen tertarik bermain sepak bola. Kegembiraan yang ditampakkan anak-anak zaman dulu saat bermain bola membuat hati Emen luluh.

"Lihat tetangga bermain bola di lapangan sekolah. Senang lihatnya. Saya ikutan," kata Emen kepada detikJabar.

Emen pun mengenang pertama kali kakinya memainkan si kulit bundar. Legenda Persib berusia 82 tahun itu pun tersenyum. Emen mulai lincah memainkan si kulit bundar sejak usianya masih delapan tahun.

Rupanya keahlian Emen mengolah bola menyebar hingga telinga warga kampung, Desa Cideres, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka. Hingga akhirnya, pada 1951, saat itu Emen berusia 12 tahun, tim sepak bola Desa Cideres melirik Emen.

"Saya main di tim desa. Ada turnamen. Juara waktu itu," tutur Emen.

Gara-gara Tentara

Usai malang melintang bermain sepak bola dari kampung ke kampung, Emen akhirnya memilih menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu rumah sakit di Majalengka. Emen saat itu berusia 16 tahun, tepatnya pada 1955.

Status PNS tak melunturkan semangat Emen berlatih sepak bola. Emen rutin berlatih. Hingga akhirnya, Batalion 306 Divisi Siliwangi kepincut keahlian Emen dalam mengolah bola.

"Saya waktu itu ikut latihan dengan Batalion 306. Katanya saya lincah. Akhirnya dimintalah untuk membela Kompi V Batalion 306," ucap Emen.

Emen kerap bolak-balik Majalengka-Indramayu untuk bermain sepak bola. Ia membela Kompi V Batalion 306. Emen langsung membuat terpukau para tentara.

Hingga akhrinya, Emen naik kelas. Ia digaet menjadi pemain Korem Cirebon. Emen membela Korem Cirebon dalam kejuaraan Korem se-Jabar di Stadion Siliwangi pada 1958. Ia pun menanggalkan status PNS, memilih berkarier sepak bola.

Lagi-lagi, keahlian Emen mengolah bola membuat prajurit hingga perwira tentara geleng kepala. Terpukau. Pangdam VI/Siliwangi Kolonel Ibrahim Adjie saat itu langsung memerintahkan prajuritnya untuk membujuk Emen. Emen dirayu untuk memperkuat tim Kodam Siliwangi.

Selama membela Kodam Siliwangi, Emen dan pemain top lainnya berhasil membawa Kodam Siliwangi juara pada tahun 1958, 1959, dan 1960. Ya, dalam kejuaraan antar kodam se-Indonesia.

"Tahun 1960-an itu saya diminta ke PSAD (Persatuan Sepak bola Angkatan Darat). Terus diminta juga sama Persib," ucap Emen.

Persib Bandung

Singkat cerita, bakat kampung Emen membawanya bergabung dengan Persib Bandung. Namun, Emen tak langsung menjadi pemain inti di tim berjuluk 'Maung Bandung'. Saat Emen masuk Persib, 1960/1961 Persib menjadi juara kompetisi perserikatan. Namun, Emen saat itu belum masuk skuad utama.

Dikutip dari arsip Rec Sport Soccer Statistics Foundation (RSSSF) [ http://www.rsssf.com/tablesi/indoamchamp.html#61 ] menyebutkan Persib bersaing dengan enam klub lainnya, yakni PSM Makassar, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, Persema Malang dan PSIS Semarang. Persib berhasil memuncaki klasemen dan menjuarai kompetisi perserikatan 1961.

Selama kompetisi, Persib Bandung Tak pernah menelan kekalahan. Mau Bandung mencatatkan rekor fantastis. Lima kali menang, satu kali seri. Meraih 11 poin. Urutan kedua adalah PSM Makassar, yang berhasil meraih 10 poin.

Emen saat itu belum masuk skuad utama Persib. Dari arsip RSSSF itu menyebutkan, skuad utama Persib saat itu dibela Hehanusa, Hermanus, Juju (GK), Ishkak Udin, Iljas, Rukma, Fatah, Sunarto, Him Tjhiang, Ade, Hengki Timisela, Wowo, Nazar, Omo, Suhendar, Piece. Sedangkan Emen, masuk di tim lain. Beberapa sumber menyebutkan, Persib saat itu dibagi menjadi tiga tim.

Tahun-tahun berikutnya, Emen mulai menembus tim inti Persib. Namun, Emen tak pernah mencicipi juara kompetisi perserikatan selama membela Persib Bandung. Persib hanya mampu menyabet gelar juara di turnamen-turnamen.

"Terus saya pensiun main di Persib. Sekitar 14 tahunan saya main di Persib," kata Emen.

"Dulu tidak pakai sistem kontrak. Saya kalau latihan dibayar Rp 500 buat ongkos. Kalau bertanding sekitar Rp 2.000," kata Emen menambahkan.

Dalam ingatannya, Emen mengaku gantung sepatu dari Persib Bandung 1974. Tahun itu pula Emen sempat sekolah kepelatihan di Jakarta.

Selain berseragam Persib, Emen juga menyandang status PNS di Kodam Siliwangi. Ia kembali menjadi PNS di bagian Perbekalan Kodam Siliwangi.

"Setelah dari Persib, balik lagi ke PSAD sebagai pelatih," kata Emen.

Emen pensiun sebagai PNS Kodam Siliwangi pada tahun 1995. Ia juga tak memperpanjang statusnya sebagai tim PSAD.




(sud/orb)


Hide Ads