Sepak bola tak masuk dalam 12 cabang olahraga (cabor) prestasi yang dipusatkan dalam program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Namun, didorong sebagai cabor yang berkembang dalam bidang industri.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, capaian prestasi merupakan salah satu indikator pengembangan sepak bola ke arah industri. Hal ini diungkakan di sela peninjauannya ke kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, Sabtu (5/3/2022).
"Setelah diskusi dengan akademisi, melihat statistik di Olimpiade 1958 kalau tidak salah. Mana yang memungkinkan untuk prestasi. Akhirnya diputuskan cabor yang mengandalkan teknik dan akurasi," kata Amali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amali mengatakan, sebanyak 12 cabor yang masuk dalam DBON untuk didorong berprestasi di Olimpiade, seperti panahan, bulutangkis, panjat tebing, angkat besi dan lainnya. Sedangkan sepak bola, lanjut dia, dari statistik dan capaian prestasinya belum memungkinkan.
"Sepak bola ke prestasinya masih jauh. Tapi diberi ruang ke industri. Di ASEAN saja teman-teman tahu sendiri kan," ucap Amali.
Amali optimistis industri sepak bola Indonesia berkembang. Terlebih, saat ini kompetisi sepak bola dikelola secara profesional.
"Yang didorong ke industri itu sepak bola, bola voli, dan basket," ucapnya.
Sebelumnya, Amali mengatakan tujuan DBON adalah Indonesia bisa meraih prestasi di Olimpiade. Sedangkan Sea Games dan Asian Games merupakan pijakan untuk mencapai target di Olimpiade. Untuk seleksi pertama dibutukan 250 ribu atlet. Kemudian dilanjutkan dengan seleksi lanjutan, hingga didapatkan sebanyak 150 atlet.
"150 atlet ini masuk kategori elite nasional," kata Amali.
Sekadar diketahui, Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional. Perpres ini ditandatangani Jokowi tepat pada Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38 Tahun 2021 pada tanggal 9 September 2021.
(sud/orb)