Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Garut 2024 telah selesai dilaksanakan. Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum mengumumkan secara resmi hasilnya, namun Paslon Syakur Amin-Putri Karlina unggul di berbagai hasil hitung cepat.
Pilkada serentak tahun 2024 ini, dilaksanakan di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di Indonesia. Salah satunya, adalah Kabupaten Garut. Tahapan Pilkada ini, sudah dimulai pada bulan April 2024 lalu. Ditandai, dengan pembentukan PPK, PPS, dan KPPS.
Di pertengahan bulan Agustus 2024, KPU kemudian membuka pendaftaran bagi calon kepala daerah Garut. Baik yang maju dari jalur perseorangan, maupun dari jalur partai politik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah Kandidat
Di Garut, dari jalur perseorangan, ada 6 pasangan calon yang mendaftar. Mereka adalah Paslon Aceng Fikri-Dudi Darmawan, Rd Aas Kosasih-Ano Juhana, dan Asep Solehudin-Cecep Wiaramulya. Serta Paslon Indra Firmansyah-Sansan Hasanudin, Agis Muchyidin-Salman Alparisi dan Agus Supriadi-A Miraz.
Dari 6 Paslon yang mendaftar, tiga di antaranya, yakni Paslon Aceng-Dudi, Agus-Miraz dan Indra-Sansan dinyatakan bisa lanjut mengikuti tahapan karena memenuhi syarat sebelumnya. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan KPU, ketiga paslon itu juga dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Menurut Komisioner KPU Garut Divisi Teknis Penyelenggaraan, Dedi Rosadi, ketiganya tidak memenuhi ambang batas minimal syarat dukungan yang harus dipenuhi oleh para calon independen.
Dimana, berdasarkan aturan, mereka harus didukung oleh 6,5 persen dari jumlah total Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilkada Garut yang waktu itu ditetapkan sebanyak 1.999.061.
"Dalam data kami, disebutkan bahwa jumlah dukungan yang diberikan oleh bakal calon, ada yang 82.636, ada yang nyampai 109.275, sedangkan dalam persyaratan, itu 6,5 persen dari DPT," katanya.
Keenam calon itu, kemudian dinyatakan gugur. Setelah itu, KPU kemudian membuka pendaftaran bagi calon kepala daerah yang maju dari jalur partai politik. Muncul kemudian dua pasangan calon yang mendaftar. Mereka adalah Helmi Budiman-Yudi Nugraha, serta Syakur Amin-Putri Karlina.
Basis Massa Pendukung
Helmi-Yudi yang diusung PPP, PKS, Perindo dan PSI daftar lebih dulu ke KPU Garut, pada 27 Agustus 2024. Disusul Paslon Syakur-Putri sehari berselang. Paslon kedua didukung Golkar, Gerindra, PKB, PDIP, Demokrat, PAN, NasDem, PBB, Partai Ummat, Partai Buruh, Gelora dan Hanura.
Di atas kertas, berdasarkan raihan suara parpol pengusung di Pemilu 2024 Februari lalu, Paslon Syakur-Putri memiliki suara yang lebih banyak. Jika dikalkulasi, mereka memiliki modal lebih dari 1.144.118 suara. Unggul jauh ketimbang Parpol pengusung Helmi-Yudi yang memiliki suara 392.708.
Kendati demikian, Helmi-Yudi bukanlah pasangan yang sembarangan. Helmi diketahui merupakan petahana, yang menjabat Wakil Bupati Garut selama 10 tahun, dari 2013-2023 mendampingi Rudy Gunawan. Hal tersebut yang membuat Pilkada Garut berjalan seru karena keduanya sama-sama punya basis massa pendukung yang kuat.
Daftar Pemilih Tetap
Di pertengahan bulan September 2024, setelah melalui serangkaian tahapan, KPU kemudian mengumumkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbaru yang akan mencoblos di Pilkada Garut 2024. Jumlahnya, sebanyak 2.005.168 pemilih.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.023.858 lelaki, dan 981.310 perempuan. Yang menjadi menarik, lebih dari separuhnya, atau sebanyak 53 persen di antaranya merupakan kawula muda, yang tergolong generasi milenial dan generasi Z.
Total ada 1.063.767 kawula muda yang bisa menyalurkan hak pilihnya di Pilkada Garut kali ini. Terdiri dari 643.229 Milenial dan 420.538 Gen Z.
Banyaknya pemilih muda di Pilkada Garut, juga kemudian didukung dengan hadirnya dua calon wakil bupati muda. Yakni Yudi Nugraha Lasminingrat dan Luthfianisa Putri Karlina.
Kolaborasi Milenial-Gen X
Yudi diketahui lahir di Garut 17 Januari 1982 dan kini berumur 42 tahun. Sementara Putri Karlina, lahir di Garut 14 Maret 1993 dan saat ini berusia 31 tahun. Jika digolongkan ke dalam kelompok umur, keduanya milenial.
Sedangkan kedua calon bupati, diketahui datang dari generasi X. Helmi lahir di Tasikmalaya, 5 Mei 1971, dan kini berumur 53 tahun. Sementara Syakur lahir di Garut, 6 Januari 1968 kini berumur 56 tahun.
detikJabar tempo hari pernah berbincang dengan Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Cecep Darmawan mengenai hal tersebut. Menurutnya, pemilih pemula bisa jadi menentukan arah Pilkada Garut 2024.
"Karena itu, maka semua calon harus punya strategi, bagaimana meraih pemilih dari kalangan tersebut Kampanye, main di medsos, itu juga bagian dari strategi yang harus dimainkan keduanya," ungkap Cecep.
Dua Zona Kampanye
Memasuki masa kampanye, kedua paslon langsung gercep turun ke lapangan. Sebelumnya, kedua paslon tersebut diberi nomor urut oleh KPU. Berdasarkan hasil pengundian, Syakur-Putri dapat nomor urut 2, sedangkan Helmi-Yudi nomor urut 1.
Kampanye berjalan sekitar 75 hari. KPU membagi Kabupaten Garut ke dalam dua zona kampanye. Yakni Zona I (Garut Kota, Garut Utara), dan Zona II (Garut Selatan). Setiap zona berisi masing-masing 21 kecamatan.
Di sela-sela masa kampanye, KPU Garut juga melaksanakan debat kandidat terbuka bagi para calon. Debat dilaksanakan sebanyak dua kali. Masing-masing di hari Rabu, 23 Oktober 2024 dan hari Rabu 20 November 2024.
Ada beragam momen yang tertangkap di masing-masing sesi debat. Mulai dari unjuk gigi Helmi-Yudi soal prestasi kepemimpinan sebelumnya yang dianggap nyata, hingga sindiran Syakur-Putri soal Garut yang kieu-kieu wae (begini-begini saja).
Survei Elektabilitas
Sebelum hari pemilihan tiba, ramai lembaga survei melakukan survei elektabilitas para calon yang berlaga di Pilkada Garut. Jika ditarik mundur mulai bulan Agustus 2024, total ada 6 kali survei yang dilaksanakan oleh 4 lembaga survei terkait Pilkada Garut ini.
Pertama, dilakukan oleh Indikator pada periode 2-8 Agustus. Mereka menyatakan Helmi-Yudi unggul 68,3 persen disusul Syakur-Putri 13,5 persen. Sisanya, 18,2 persen adalah massa mengambang atau swing voters.
Kedua, dilaksanakan LSI pada periode 20-25 September 2024. Hasilnya, Helmi-Yudi unggul 42 persen, Syakur-Putri 11,1 persen dan sisanya, swing voters sebanyak 46,9 persen.
Survei ketiga, dijalankan Skala, pada periode 1-7 Oktober 2024. Hasilnya, Helmi-Yudi masih unggul 49,25 persen, disusul Syakur-Putri 46,75 persen dan massa mengambang 4 persen.
Selanjutnya yang keempat, dilaksanakan oleh LS Vinus. Pada periode 18-22 Oktober, mereka mencatat elektabilitas Syakur-Putri mengungguli Helmi-Yudi. Yakni masing-masing mendapat nilai 49,32 persen dan 40,63 persen. Sisanya, 10,5 persen adalah massa mengambang.
Dua survei terakhir kemudian dilakukan kembali oleh Indikator, masing-masing pada periode 21-26 Oktober dan 11-20 November 2024. Di periode pertama, Syakur-Putri unggul 51,9 persen dari Helmi-Yudi yang mendapat nilai 43,3 persen. Sisanya, 4,9 persen adalah swing voters.
Kemudian di periode kedua, elektabilitas Syakur-Putri meningkat menjadi 54,6 persen disusul Helmi-Yudi di angka 38,2 persen dan sisanya, 7,2 persen adalah swing voters.
Hasil Hitung Cepat
Pilkada Garut, kemudian dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November 2024 kemarin. Meskipun hingga saat ini KPU masih melakukan proses rekapitulasi dan real count, namun gambaran pemenang Pilkada Garut tampak dari hasil quick count yang dilaksanakan berbagai kalangan.
Salah satunya, yang dilaksanakan oleh Indikator. Indikator menyatakan, berdasarkan data suara yang diperoleh pihak mereka, Paslon Syakur-Putri diyakini unggul dengan mengantongi 65,32 persen suara.
Unggul jauh ketimbang pesaingnya, Paslon nomor urut 1, Helmi Budiman-Yudi Nugraha yang hanya mendapatkan suara sebanyak 34,68 persen. Nilai tersebut diambil dari suara yang masuk sebanyak 100 persen dengan margin error sebesar 2,25 persen.
Indikator juga memotret jika tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada Garut 2024 ini berada di kisaran 77,85 persen, dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah ditetapkan oleh KPU Garut sebanyak 2.005.168 orang.
Menanggapi hal tersebut, Syakur Amin mengatakan, ini merupakan hasil kerja seluruh jajarannya dan kemenangan untuk masyarakat. Kendati demikian, Syakur mengimbau agar pendukungnya untuk menunggu hasil real count yang dilaksanakan KPU dan tidak melakukan selebrasi berlebihan dalam merayakan kemenangan.
"Jangan membuat euforia berlebih yang membuat tidak nyaman. Kita adalah tetap saudara. Pemenang sejati tidak boleh melecehkan lawannya," pungkas Syakur.
(yum/yum)