Foto Kartu Tanda Penduduk (KTP) lama milik calon Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, yang mencantumkan agama Konghucu, tersebar di media sosial dan aplikasi pesan singkat.
Andreas, sendiri diketahui kini merupakan seorang muslim dan telah menunaikan ibadah haji, menyikapi penyebaran KTP tersebut dengan tenang. Dalam keterangannya, Andreas menyatakan bahwa penyebaran KTP lama itu tidak perlu dibesar-besarkan.
"Saya memahami bahwa hal-hal seperti ini bisa muncul menjelang Pilkada. Namun, saya berharap masyarakat fokus pada visi besar kita bersama untuk Sukabumi," ungkapnya kepada detikJabar, Senin (11/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andreas juga menekankan pentingnya persatuan dalam proses demokrasi. Bagi Andreas, menjaga kesatuan di tengah masyarakat adalah prioritas utama.
"Perbedaan adalah hal yang wajar, justru memperkaya kita sebagai bangsa. Saya ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama fokus membangun Sukabumi," tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa perjalanannya menjadi seorang muslim adalah pengalaman spiritual yang mendalam dan bahwa agama adalah hubungan pribadi dengan Tuhan. "Saya menghormati keyakinan setiap orang, termasuk bagian dari hidup saya di masa lalu," katanya..
"Mari kita wujudkan impian bersama untuk menciptakan daerah yang maju, makmur, dan damai. Saya percaya, dengan kebersamaan dan gotong royong, kita mampu menciptakan perubahan yang nyata untuk Sukabumi. Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari semua lapisan masyarakat yang menginginkan perubahan positif," sambungnya.
Andreas menuturkan bahwa ia memeluk Islam dengan sepenuh hati dan melihatnya sebagai perjalanan batin yang mendalam. Baginya, agama adalah hubungan pribadi dengan Tuhan, dan setiap orang menjalani perjalanannya masing-masing.
"Saya menghormati keyakinan setiap orang, termasuk apa yang telah menjadi bagian dari hidup saya dahulu," jelas Andreas.
Ia juga menegaskan bahwa upaya pasangan Asep Japar-Andreas adalah untuk membawa perubahan positif di Sukabumi. Andreas mengajak masyarakat untuk menilai calon berdasarkan gagasan dan program kerja yang ditawarkan, bukan dari isu-isu yang menyimpang dari esensi pemilihan.
"Saya percaya, yang paling penting sekarang adalah bersama-sama berjuang untuk kemajuan Sukabumi, bukan mempersoalkan masa lalu yang sudah berubah," ujarnya seraya menyampaikan harapan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh isu yang tidak produktif.
Di akhir, Andreas mengajak semua pihak untuk tetap menjaga persatuan dan mengutamakan visi besar untuk Sukabumi. "Semoga pemilihan ini tetap berjalan dalam suasana yang kondusif," tutupnya.
(sya/sud)