Massa dari Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi unjuk rasa di depan Polres Sukabumi Kota, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Cikole, Kamis (7/11/2024). Aksi mahasiswa itu menuntut terkait kinerja kepolisian dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Pantauan detikJabar di lokasi, massa datang membawa berbagai macam atribut spanduk bertuliskan 'Kepemimpinan yang Abai, Rakyat yang Tersakiti.' Di sisi lain, untuk menjaga markas kepolisian (mako) terpasang kawat berduri.
Kondisi Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan Ahmad Yani pun ditutup sementara. Para pengendara dari Jalan R E Martadinata dialihkan ke Jalan Ciwangi dan menembus ke Jalan Ahmad Yani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di pertengahan aksi, massa sempat berusaha meruntuhkan kawat berduri. Mereka menggunakan water barrier untuk menginjak kawat berduri yang terpasang di depan Polres Sukabumi Kota.
Ketua PMII Kota Sukabumo Bahrul Ulum mengatakan, pihaknya menilai bahwa wilayah Kota Sukabumi marak terjadi kriminalitas. Mulai dari bentrokan antar geng motor, pembacokan, judi online hingga prostitusi.
"Prostitusi online yang seolah-olah sekarang dinormalisasi di Kota Sukabumi. Peredaran miras, sedangkan Kota Sukabumi sudah ada Perda Mihol," kata Bahrul kepada awak media.
"Persoalan peredaran narkoba, obat-obatan terlarang di Kota Sukabumi itu harus segera dituntaskan. Ini menjadi salah satu keresahan PC PMII Kota Sukabumi dan seluruh masyarakat, ini harus segera dituntaskan oleh pihak kepolisian selaku aparat penegak hukum di Kota Sukabumi," sambungnya.
Massa juga menuntut adanya patroli yang dilakukan kepolisian di setiap malam untun menjamin rasa aman dan nyaman. "Dari dua bulan sekarang kita itu sebenarnya ada takut-takut, cemas tapi ketika ada beberapa kegiatan kita memaksakan (keluar malam)," sambungnya.
Mereka juga mengkritisi terkait kinerja pimpinan Polres Sukabumi Kota yang baru menjabat selama empat bulan. "Sekiranya kapolres dengan berbagai persoalan ini, kita harapkan beliau mampu membawa rasa keamanan ke Kota Sukabumi," tambah Bahrul.
Wakapolres Sukabumi Kota Kompol Tahir Muhiddin menanggapi aksi mahasiswa sebagai bentuk kritik dan saran terkait kinerja kepolisian khususnya wilayah Polres Sukabumi Kota.
"Kita akan berupaya, tanpa ada kritikan pun kita akan berupaya meningkatkan kinerja tapi dengan adanya kritikan ini akan menjadi motivasi untuk ke depannya lebih berkarya lagi dan begitu ada hasil yang kita dapatkan akan kita lakukan ekspos atau ungkap kasus, kita juga sudah sering lakukan ekspos perkara," kata Tahir.
Terkait keamanan di malam hari, Tahir mengatakan, polisi telah melakukan patroli setiap hari selama 24 jam. Namun, dia mengakui ada keterbatasan personel sehingga polisi mengajak agar masyarakat yang melihat kejadian yang mengganggu ketenteraman dapat mengabarkan kepada aparat.
"Polisi itu ada tiga upaya, preemtif, preventif, represif. Apabila upaya preemtif dan preventif sudah kita laksanakan tetap terjadi kriminalitas maka upaya represif adalah upaya yang terakhir yang harus kita tegakkan demi memberikan efek jera kepada para pelaku kejahatan," tegasnya.
(sud/sud)