Survei Indikator Politik Pilbup Majalengka: Elektabilitas Eman-Dena Naik

Jawa Barat

Kenali Kandidat

Survei Indikator Politik Pilbup Majalengka: Elektabilitas Eman-Dena Naik

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Kamis, 07 Nov 2024 23:59 WIB
Pengundian nomor urut Pilkada Majalengka 2024
Pengundian nomor urut Pilkada Majalengka 2024 (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Indikator Politik Indonesia kembali merilis hasil survei elektabilitas calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Majalengka 2024. Menjelang hari pencoblosan, elektabilitas Paslon Bupati dan Wakil Bupati Majalengka nomor urut 1 Eman Suherman-Dena Muhamad Ramdhan semakin melesat.

Pada September 2024, hasil survei elektabilitas Eman-Dena masih berada di angka 54,8 persen. Namun pada Oktober 2024, elektabilitas Eman-Dena meningkat signifikan, yakni mencapai 64,9 persen.

"(Elektabilitas) Pak Eman naik, di bulan September kisaran 54,8 persen, sekarang 64,9 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Kamis (7/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Burhanudin menyebut ada beberapa faktor yang membuat elektabilitas pasangan Eman-Dena naik dibanding bulan lalu. Berkurangnya responden yang belum menentukan pilihan menjadi salah satu alasan elektabilitas pasangan Eman-Dena meningkat.

"Lantas dari segmen mana Pak Eman dan Pak Dena meraih suara sehingga terjadi kenaikan? Dari segmen ini (responden yang menjawab) tidak tahu/tidak jawab. Sebelumnya di bulan September 11,5 persen, sekarang tinggal 3,8 persen. Dan itu sesuai dengan kecenderungan survei semakin dekat dengan hari H semakin sedikit pemilih yang masih bimbang," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Sementara, kata Burhanudin, untuk Paslon nomor urut 2 Karna Sobahi-Koko Suyoko masih stagnan, malah cenderung sedikit menurun. Dari hasil rilis survei pada September 2024 mencapai 33,7 persen, namun saat ini hanya mencapai 31,3 persen.

"Pak karna itu cenderung stagnan, meskipun ada sedikit penurunan tapi tidak signifikan," ujar dia.

Stagnannya hasil survei Karna-Koko, jelas Burhanudin, dipicu beberapa faktor. Pesimisme masyarakat menjadi salah satu alasan elektabilitas Karna-Koko masih stagnan.

"Mengapa terjadi stagnasi, salah satunya karena persepsi publik terhadap Pak Karna itu cenderung kurang positif, misalnya terkait isu korupsi banyak yang mengatakan buruk, kemudian juga soal isu ekonomi. Itu yang menjelaskan mengapa elektabilitas Pak Karna itu cenderung stagnan bahkan mulai disalip bulan lalu oleh lawannya yaitu Eman Suherman," papar Burhanuddin.

Sekedar diketahui, survei ini dilakukan pada periode 16-19 Oktober 2024 di 26 Kecamatan dengan jumlah sampel 400 responden yang sudah berusia 17 tahun atau lebih. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung menggunakan metode random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar Β±5% pada tingkat kepercayaan 95%.

Setelah proses wawancara, Indikator Politik Indonesia juga melakukan quality control atau spot check terhadap hasil survei di lapangan. Qualitu control dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih. Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads