Membedah Paparan 4 Paslon Pilwalkot Bandung Saat Debat Perdana

Jawa Barat

Kenali Kandidat

Membedah Paparan 4 Paslon Pilwalkot Bandung Saat Debat Perdana

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 07 Nov 2024 20:00 WIB
Debat Publik Perdana Pilwalkot Bandung 2024
Debat Publik Perdana Pilwalkot Bandung 2024. Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Masing-masing calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung telah unjuk paparan dan programnya dalam Debat Pilwalkot 2024 pada Rabu (30/10/2024). Keempatnya tampil dengan branding masing-masing, ada yang menonjol dengan kostum, ada yang lebih banyak memaparkan data, dan ada pula yang membawa nama tokoh tertentu untuk menguatkan paparannya.

Lalu bagaimana kekuatan keempatnya dilihat dari penampilan saat debat pekan lalu? detikJabar telah merangkum ulasannya, dari pandangan Pengamat Komunikasi Politik dan Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba), Muhammad E Fuady.

Dandan-Arif: Paparkan Program dengan Sekilas dan Pakai Visual dari AI

Fuad menilai setiap kandidat punya kekuatannya masing-masing. Paslon nomor urut 1, Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya, menurut Fuad, dalam debat perdana ini lebih banyak menyampaikan program. Mereka tak perlu perkenalan diri dulu, tapi langsung mengutarakan visi misi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paslon nomor satu mengenalkan diri sebatas nama kemudian menjelaskan visi dan misi. Dandan lebih menonjolkan visi Bandung sebagai kota jasa, kota kreatif, dan program keberlanjutan. Dia menurut saya memaparkan visi misi dengan detail, diperkuat dengan aspek visual. Cuma 2 menit itu masih kurang jadi nggak semua program tersampaikan khalayak dan itu jadi ngegantung," kata Fuad.

Fuad menilai pentingnya public speaking bagi calon pemimpin, supaya mereka dapat memetakan program sebaik-baiknya, dengan bahasa yang mudah dipahami, dalam waktu sesingkat-singkatnya. Program keberlanjutan juga di-highlight oleh Fuad.

ADVERTISEMENT

"Dandan menyampaikan ada istilah keberlanjutan, jadi mungkin keduanya paham kalau membenahi Bandung itu tidak mungkin dalam waktu singkat, jadi butuh waktu yang cukup panjang. Lalu dalam paparannya tampak sudah pakai AI ya fotonya secara visual, dan itu bagus karena tampak modern," ujar Fuad.

"Visual itu memperlihatkan Kota Bandung di masa yang akan datang, terutama pada bidang transportasi, yang erat dengan program jagoannya yakni Bandung Link dan kartu Kasadaya," sambungnya.

Hanya saja, keterbatasan waktu belum bisa membuat mereka mampu memaparkan program lengkapnya. Selain itu, Dandan juga terlihat tampil dengan jawaban-jawaban yang normatif.

Haru-Dhani: Paparkan Data dan Tonjolkan Sosok Patron

Paslon nomor urut 2, Haru Suandharu-Dhani Wirianata saat membuka debat nampak mengenalkan diri terlebih dahulu. Mereka ingin mengenalkan latar mereka dulu. Haru dan Dhani nampak memanfaatkan momen dua menit pemaparan dengan maksimal mulai dari perkenalan, hingga penyampaian visi-misi.

"Dua menit bisa dimanfaatkan dengan baik, publik tidak banyak dijejali program, jadi cukup statemen mewujudkan Bandung bersih kotanya, lancar jalannya, maju UMKM-nya. Tandanya mereka tidak hanya melihat fisik Kota Bandung, tapi juga perekonomiannya. Itu jadi fokus utama mereka, bagaimana warga Bandung butuh lapangan kerja, kesempatan mengembangkan ekonomi, dan lainnya," ucap Fuad.

Haru dan Dhani juga menyampaikan pada publik bahwa mereka adalah putra daerah, orang Jawa Barat. Haru menyebutkan pengalaman sekolah selama ini di Bandung, sementara Dhani menonjolkan kedekatan dengan sosok patron dalam dua momennya.

Satu hal yang Fuad highlight, Dhani membawa nama Presiden RI Prabowo Subianto dalam debatnya, sebagai sosok patron. Momen Dhani membawa nama Prabowo, disebutkan dalam dua kali kesempatan.

"Jadi yang uniknya ini ada message dari Wakil Wali Kota, yakni pengalaman sebagai Sekretaris Pribadi Prabowo. Itu meta message sebagai sosok wakil yang diinginkan Presiden, menonjolkan jaminan bahwa programnya akan dapat dukungan dan perhatian langsung dari pemerintah pusat. Jadi message-nya kami punya patron, pemerintah pusat pasti akan dukung kami," kata Fuad.

"Lalu di sesi tanya jawab, Dhani menyampaikan akan mencontoh Prabowo yang memberikan kesempatan kepada KPK. Mereka diberi tempat untuk berkantor di Kementerian Pertahanan, lalu di Pemkot Bandung bisa melakukan hal yang sama," sambungnya.

Hal ini mengingatkan Fuad dengan salah satu video viral yang pernah dilihatnya, diduga Prabowo tengah melakukan video call dengan Dedi Mulyadi. Tapi belum dapat dipastikan keaslian video dan kebenaran narasi tersebut.

Membawa nama Presiden terpilih mungkin bisa menaikkan simpati publik. Namun, Fuad melihat Prabowo tetap membuka ruang demokrasi dan menyerahkan pilihan pada hasil pemungutan suara masyarakat.

"Video itu diposting jauh sebelum debat Pilkada Kota Bandung. Waktu itu bulan Juli sempat viral di TikTok. Lebih heboh lagi setelah Prabowo dilantik jadi presiden. Seolah ada penegasan bahwa Dhani adalah kandidat yang memiki kedekatan personal dan mendapat dukungan Prabowo," ucap Fuad.

"Tapi kan masyarakat itu kurang sreg dengan calon drop-dropan. Tapi untung Prabowo bukan tipikal harus drop calon. Komitmen dia adalah silakan publik pilih siapa. Pemerintah jaga jarak, jadi beri kebebasan. Prabowo di akhir Agustus menegaskan dalam acara PAN, tentang Pilkada, ia mengatakan siapapun yang dipilih tidak ada masalah, tidak ada intervensi," lanjutnya.

Terlepas dari sosok patron, keduanya dinilai Fuad cukup mumpuni dalam pemaparan data dan menyesuaikan porsi waktu. Haru dinilai tahu persis soal angka-angka, program yang akan diusung, dan terlihat punya pengalaman. Sementara Dhani memang dilihat lebih normatif.

Keduanya juga dirasa cukup punya chemistry, meski belum kuat. Beberapa program yang digaris bawahi adalah menekankan tentang keberlanjutan, sama seperti paslon nomor urut 1.

"Kalau Wakilnya terlihat normatif ya. Di akhir paparan itu saya juga tidak tahu apakah perizinan untuk seniman memang sulit atau bagaimana? Karena Bandung itu kan tidak sedikit yang jadi seniman. Dalam membuat karya juga tampaknya disokong, dimudahkan, jadi apakah real statementnya? Saya belum bisa cek," kata Fuad.

"Selain itu juga Haru-Dhani berusaha tonjolkan chemistry, meski memang nggak terlalu menonjol. Pemaparan data cukup spesifik. Ya kalau orang mengamati perkembangan running for power, ya patronnya itu Prabowo," imbuh Fuad.

Farhan-Erwin: Tampil Kompak, Menarik, dan Otentik

Paslon nomor urut 3, Muhammad Farhan-Erwin dinilai Fuad sebagai kandidat yang paling menonjol dalam debat perdana. Mereka tampil berbeda dengan seragam Hansip sebagai diferensiasi, mengenalkan diri dengan mengasosiasikan pemimpin dengan sosok yang ikonik buat warga, yakni Hansip.

"Menurut saya mereka tampil bisa menonjolkan diferensiasi. Mereka ikonik pakai kostum Hansip dan menonjolkan filosofi Hansip yang selalu siaga 24 jam, siap bekerja untuk Kota Bandung. Jadi memang bisa menarik perhatian publik dari awal," tutur Fuad.

Nama yang tertera di seragam juga membuat masyarakat langsung tahu dan memudahkan mereka, dengan pakaian yang tampil di mana-mana. Seragam tersebut tidak hanya hadir di tengah warga tapi juga dalam tayangan TV, sinetron, karakter tersebut familiar dengan kehidupan masyarakat menengah ke bawah.

Farhan terlihat menonjol, tapi tidak berdiri sendirian. Farhan memang sudah terkenal sebagai presenter dan artis, dengan pengalaman sebagai legislator. Tak heran kalau ia mampu menyampaikan data dengan detail dan tahu persis apa yang harus disampaikan ke warga Bandung.

Tapi, Fuad melihat Farhan tidak membiarkan Erwin hanya diam saja. Mereka terlihat punya chemistry, bisa tektokan dan memberi porsi untuk Erwin bicara. Terlebih, Erwin juga cukup kompeten karena pernah jadi Ketua RW dan anggota DPRD Bandung lebih dari sekali.

"Dan dia bisa manfaatkan waktu yang cukup untuk menjelaskan visi misinya. Chemistry mereka juga kelihatan, Farhan tahu kalau porsi debat bukan miliknya sendiri, jadi duet dengan Erwin yang juga punya track record. Jadi keduanya tahu masalah di Bandung baik aspek fisik, manusia, kepedulian pada UMKM dan PKL," ucap Fuad.

"Mereka juga terlihat tahu persis soal data, angka, dan program jelas. Ada target ke depannya dalam 100 hari mau melakukan apa juga ada. Visi Amanah sebenarnya juga menjawab persoalan kepemimpinan di kota Bandung. Warga ingin pemimpin yang amanah dan pejabat Bandung yang tersandung kasus korupsi, itu sudah cukup untuk terakhir kalinya," tambah dia.

Farhan-Erwin dinilai mampu memanfaatkan debat sebagai momen kebersamaan duet kepemimpinan, membangun chemistry di berbagai momen debat. Penampilan Farhan-Erwin terasa otentik, tampil lepas, apa adanya, dan memiliki diferensiasi.

Ditambah lagi selepas debat, Farhan dalam akun TikToknya @hmfarhanofficial mengunggah video para partisipan pendukungnya bersih-bersih sampah selepas debat berlangsung. Hal ini menambah simpati publik meski debat telah berakhir.

"Jadi amat wajar jika dalam debat lalu, mereka paling menarik perhatian publik. Kelebihan lainnya penggunaan bahasa. Paslon ini nyunda-nya melekat, nuansa religiusitasnya dapat. Mereka beberapa kali menggunakan Bahasa Sunda dan mengutip dalil agama. Ini tidak tampak pada paslon lainnya," kata Fuad.

"Lalu dalam unggahan video itu relawan pendukung terlihat bersih-bersih sampah usai debat. Ini memang di luar sesi debat. Tapi menegaskan pada publik adanya komitmen pada kebersihan, jadi terlihat total," imbuh dia.

Arfi-Yena: Tampilkan Data dan Potret Kedekatan dengan Warga

Paslon nomor urut 4, Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma'soem dinilai Fuad banyak menonjolkan pesan-pesan yang menyentuh dan mengugah perasaan publik. Penyebutan nama-nama warga dan sulitnya hidup di Bandung, menunjukkan mereka nampak tahu persoalan warga, punya kepedulian, dan membangun koneksi personal dengan pemilih.

"Mereka mengenalkan diri dengan visi, misi, dan siap mewakafkan diri untuk membangun Bandung. Arfi nampak mengawali paparan dengan 10x lipat jumlah warga Bandung. Ini kuat dengan pesan dan istilah kalau warga sudah sangat banyak, jadi masalah bersama adalah Bandung yang relatif padat. Turut dimunculkan foto-foto ril mereka di lapangan saat ketemu publik," ucap Fuad.

Fuad melihat keduanya juga banyak menyebut warga Bandung yang berjasa atau local hero. Itu menunjukan adanya pengakuan, apresiasi, atas kontribusi mereka pada Kota Bandung.

Dalam komunikasi politik, kata Fuad, penyebutan tokoh lokal dapat digunakan untuk mendapatkan dukungan voters. Banyak warga yang tergerak karena sosok kredibel di lingkungannya, mereka menjadikan tokoh lokal sebagai referensi atau rujukan.

"Tampaknya kandidat Arfi Yena ini memiliki kesadaran bahwa persoalan Bandung tidak selesai jika itu dilakukan secara sepihak, tetap perlu partisipasi aktif dari masyarakat. Mereka tonjolkan kedekatan dengan warga, harapannya adalah resonansi emosional, perasaan serupa dari warga lainnya untuk memberikan dukungan," kata Fuad.

Cara paparan Arfi-Yena, punya sedikit kesamaan dengan Haru-Dhani. Yakni mereka ingin memunculkan patron. Arfi memilih memunculkan pahlawan kebersihan di kota Bandung, nama-nama yang memperlihatkan kedekatan dan keberpihakannya pada pahlawan kota Bandung.

"Lalu mereka tidak tonjolkan pesan berkelanjutan. Ini berbeda dari tiga kandidat lainnya. Jadi nampaknya mereka berpikir untuk menuntaskan program di lima tahun ini. Bisa juga dimaknai mereka belum tentu berpikir untuk periode kedua. Kalau yang lainnya munculkan istilah keberlanjutan, jadi mungkin tidak hanya satu periode ya, tampaknya bisa dimaknai seperti itu," kata Fuad.

Catatan dari Pengamat

Fuad menilai penampilan Farhan dan Erwin dalam debat menjadi kandidat yang paling maksimal. Ia pun berkali-kali menyaksikan debat untuk memastikan demi menjaga objektivitas penilaian.

Hasilnya, memang Farhan-Erwin nampak kuat memunculkan chemistry dalam menjawab pertanyaan. Sehingg terlohat ada harmonisasi antara keduanya.

"Jadi tidak menonjolkan salah satu, padahal Farhan sudah menonjol karena sudah investasi popularitas. Jadi ini bukan soal 'gue jadi Wali Kota', tapi duet kepemimpinan untuk tuntaskan masalah Bandung. Jadi overall mereka tampil optimal. Tapi itu bukan berarti ketiga lainnya ada di bawah, tampil prima semuanya juga," ucap Fuad.

Selain itu, ia melihat ada perbedaan konsep yang diusung oleh salah satu paslon. Pada paslon nomor urut 1-3 mengungkapkan visi Bandung sebagai kota yang agamis dan mendorong keberlanjutan.

Sementara paslon nomor 4 dinilai Fuad tidak mengungkapkan agamis atau keberlanjutan dalam paparan debat, meski religiusitas sebenarnya masuk ke dalam misi mereka untuk membangun kota Bandung.

"Paslon nomor 3 paling menonjolkan sisi agamis dalam debat pilkada. Misal, saat Erwin mengutip ayat Al Qur'an dalam sesi tanya jawab dan pesan-pesan keagamaan. Lalu semua kandidat ini punya message keberlanjutan. Mungkin ketiganya melihat perlu dua periode kepemimpinan. Sementara paslon keempat tidak ada istilah sama sekali tentang itu," kata Fuad.

Namun terlepas dari konsep dan seberapa prima penampilan saat debat, Fuad mengatakan setiap kandidat harus punya ambisi untuk merealisasikan pembangunan Kota Bandung. Siapapun yang jadi pemenang, kata Fuad, harus mampu menyelesaikan persoalan sampah, transportasi, kemacetan, di Kota Bandung seefektif dan sesegera mungkin.

(aau/sud)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads