Imbauan KPID Jabar soal Jam Tayang Debat Pilkada

Debat Pilkada telah berlangsung di beberapa daerah. Dari beberapa debat yang telah berlangsung di Jawa Barat, debat Pilwalkot Bandung pada (30/10) lalu menuai sorotan publik.

Sebab, debat empat paslon Pilwalkot Bandung baru diselenggarakan mulai pukul 20.30 WIB. Jam tayang ini banyak dianggap terlalu malam, sebab debat pun baru selesai pukul 23.00 WIB.

Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat, Adiyana Slamet mengimbau agar dalam beberapa debat yang akan datang di daerah Jabar tidak berlangsung terlalu malam. Ia mengungkap bahwa jam prime time di Jabar tidak lebih dari pukul 21.00 WIB.

"Jadi kami mengimbau debat kandidat itu ditayangkan di jam 18.00, 18.30, sampai jam 19.00 maksimal mulainya. Jadi masyarakat bisa menikmati, mendapat informasi dari kandidat melalui penyelenggara langsung dari KPU," ucap Adiyana di Kantor KPID Jabar, Selasa (5/11/2024).

Sebelumnya, ia berpendapat bahwa jam mulai debat Pilwalkot Bandung terlalu malam. Adiyana menyebut bahwa dalam hasil riset di Jabar, rata-rata usia produktif mulai dari gen X dalam sehari menyaksikan televisi 3-4 jam rata-rata pukul 18.00-21.00 WIB.

"Kenapa kami bilang itu terlalu malam? Karena dalam satu hari tersegmentasi gen X itu 3-4 jam (menonton TV), itu akumulasi satu hari. Jadi kalau debat jam 21.00, kami berpandangan di Jabar itu bukan jam prime time," tutur Adiyana.

"Jam primetimenya 18.00-21.00 WIB walaupun ini debatable, di daerah lain mungkin 18.00-23.00 WIB. Tapi, debat itu sumber informasi politik yang valid, no debat, masyarakat mengkonsumsi informasi politik agar masyarakat tercerahkan," sambungnya.

Sehingga, Adiyana menegaskan pentingnya jam tayang debat agar tidak terlalu malam. Di lain sisi selain debat Pilwalkot Bandung yang terlalu malam, ada debat Pilbup Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang tayang di siang hari pukul 14.00 WIB, Selasa (29/10) lalu.

Meski di luar jam prime time, menurutnya jam tayang di siang hari lebih baik dibanding tayang terlalu malam. Sebab masih lebih banyak potensi masyarakat yang menonton sarana pendidikan politik tersebut.

"Ya itu (KBB) sebenarnya lebih mending. Jadi kami sebagai lembaga negara yang mengurus masalah penyiaran, menginginkan bahwa arah tujuan lembaga penyiaran untuk memberikan informasi, melakukan pendidikan itu bisa terselenggara dari debat kandidat itu," kata Adiyana.