Empat pasangan Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Bandung 2024 punya cara masing-masing dalam menangani reformasi birokrasi dan pencegahan korupsi di tubuh Pemerintah Kota Bandung.
Pasangan Haru Suandharu-Dhani Wirianata berpendapat mereka akan melibatkan aparat penegak hukum dalam mengawasi kinerja ASN dan tidak terjadi korupsi di lingkungan Pemkot Bandung.
"Saya kira ini jadi konsen kita bersama, cukup dua, wali kota dan sekda. Saya rasa kita perlu kerja sama dengan APH, BPK, KPK, Kejaksaan dan Kepolisian untuk mengejar integritas wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih melayani," kata Haru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga keteladanan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Kita doakan siapapun yang jadi wali kota selamat dunia akhirat dan betul keteladanan yang baik untuk seluruh birokrasi dan seluruh warga masyarakat kita Bandung untuk jadikan Kota Bandung yang sejahtera," tambah Haru.
Bahkan, Dhani memiliki inisiatif seperti yang dilakukan Presiden Prabowo saat menjadi Menteri Pertahanan yang memperbolehkan KPK berkantor di Kemenhan.
"Saya ambil contoh seperti Pak Prabowo lakukan di Kementerian Pertahanan, beliau memberikan kesempatan untuk KPK dan BPK berkantor di Kemenhan, itu akan saya lakukan dan kenapa tidak bisa dilakukan di Balai Kota," ujar Dhani.
Beda dengan Haru-Dhani, paslon lain Farhan-Erwin menyoroti soal kesejahteraan ASN. "Mari kita mulai dari kesejahteraan ASN di Pemkot yang memang saat ini menangis sedih karena kesejahteraannya sedang dipotong. Sejak COVID kemarin, TPPN-nya tidak naik-naik, itu sebabnya harus dilakukan optimasinya. Tetapi masalahnya, 31 persen APBD kita sudah habis untuk gaji karyawan, DAU dan DAK juga sudah optimal, bahkan sudah maksimal untuk gaji PNS di Kota Bandung," ujar Farhan.
Farhan juga menyebut, manajemen SDM juga butuh dilakukan. Agar kesejahteraan ASN dapat dirasakan dan terhindar dari praktik korupsi.
"Mari kita mulai dari perencanaan SDM yang detail, yang bisa menjaga keseimbangan jumlah yang pensiun dan jumlah perekrutan, khususnya perekrutan non guru ditambah jabatan fungsional. Kalau kita bisa beresin perencanaan SDM maka TPPN akan naik, ASN sejahtera, kalau sudah sejahtera, masa masih korupsi?" tutur Farhan.
Dalam kesempatan yang sama, Erwin ingin melakukan manajemen pemerintahan yang terhindar dari praktik korupsi. "Kami akan buat manajemen pemerintahan yang amanah, kami akan tingkatkan integritas para ASN. Kami juga akan meningkatkan integritas para pejabat dan kami akan libatkan APH. Kalau perlu dihadirkan KPK di 100 hari kepemimpinan kita nanti," ujar Erwin.
Beda lagi dengan Arfi-Yena. Arfi memiliki pandangan terkait dengan reformasi birokrasi dan korupsi, banyak masyarakat yang menilai negatif kepada ASN.
"Saya lebih memilih berprasangka baik kepada ASN kita di kota bandung, saya yakin ASN dan anggota dewan juga ingin selamat dunia akhirat, tidak ingin kariernya berhenti karena perilaku menyimpang," tuturnya.
Sementara itu, Dandan-Arif menyebutkan, calon pemimpin Kota Bandung harus memperkuat SOP dan melek aturan terkait tindak pidana korupsi. Dandan tidak ingin ada lagi ASN yang dikriminalisasi dengan kasus korupsi.
"Pertama korupsi itu ada niat, ada kesempatan, bagaimana mengatasi supaya niat tidak dilakukan, pertama secara pribadi, dia harus memperkuat kekuatan agamanya, berkomitmen dan kemudian yang kedua adalah memperkuat SOP. Terkadang orang melakukan korupsi karena dia tidak tahu aturan terbaru, oleh karena itu kami berharap bahwa lakukan advokasi karena bisa terjadi kriminalisasi kriminalisasi yang dilakukan yang akan menjadikan ASN jadi korban, karena teladan pimpinan menyuruh sistemik tapi tak bisa berbuat apa-apa," tuturnya.
"Keteladanan sangat penting dan dilakukan supaya ASN bisa ada perlindungan sehingga tidak ada kriminalisasi," kata Dandan menambahkan.
Debat Perdana Pillkada Kota Bandung 2024 ini digelar KPU di Sudirman Grand Ballroom, Kota Bandung, Jawa Barat. Diikuti oleh empat pasang calon wali kota dan calon wakil wali kota, yakni Dandan Riza Wardana-Arif Wijaya (nomor urut 1), Haru Suandharu-Dhani Wirianata (nomor urut 2), Muhammad Farhan-Erwin (nomor urut 3), dan Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma'soem (nomor urut 4).
Sekadar diketahui, pasangan Dandan-Arif diusung PDIP dan Partai Demokrat, pasangan Haru-Dhani diusung PKS dan Gerindra, pasangan Farhan-Erwin diusung Partai NasDem, PKB, Partai Gelora dan Partai Buruh sementara pasangan Arfi-Yena diusung Partai Golkar, PSI, PAN, Hanura dan Partai Garuda.
Dimulai pukul 20.30 WIB, debat publik Pilkada Kota Bandung 2024 dilaksanakan selama 120 menit. Tema debat perdana Pilwalkot Bandung 2024 yakni 'Tantangan Masa Depan Kota Bandung Mengintegrasikan Inovasi Tata Kelola Pemerintahan, Keberlanjutan Lingkungan, dan Tata Ruang yang Efisien'. KPU Kota Bandung mengangkat tiga isu debat, yaitu 'Tata Kelola Pemerintahan dan Inovasi Kebijakan', 'Keberlanjutan dan Kelestarian Lingkungan' serta 'Infrastruktur dan Tata Ruang'.
Sementara sub tema dari debat perdana meliputi 'Kemacetan dan Interkonektivitas', 'Penanganan Sampah', 'Penanganan dan Mitigasi Bencana yang Komprehensif', 'Tata Ruang' serta 'Reformasi Birokrasi'.
Masing-masing paslon diperbolehkan membawa 62 orang untuk masuk ke area debat publik. Sisanya boleh menyaksikan proses debat Pilwalkot Bandung 2024 di luar area melalui layar besar yang disediakan.
(wip/orb)