Calon Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi telah memulai 'Mapay Lembur: 40 Jam Bersama Warga', sebuah program untuk menyapa dan mendengar langsung aspirasi warga Bandung. Beragam keluh kesah dari warga didengar Arfi dalam kegiatannya ini.
Arfi mengawali program itu dengan melakukan salat subuh berjamaah di wilayah Kecamatan Andir. Namun sebelum itu, Arfi melakukan kunjungan tidak terencana ke Polsek Coblong karena harus menolong korban pembegalan di Jalan Dago.
Selanjutnya, Arfi berkeliling ke sejumlah lokasi dan bertemu langsung dengan warga. Dalam pertemuan itu, beragam aspirasi dan realita dari keseharian warga didapat Arfi yang salah satunya terkait belum amannya Kota Bandung dan masih maraknya teror bank emok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari kegiatan ini berinteraksi langsung dengan warga, tadi langsung ketemu dengan kasus nyata bahwa Bandung belum aman. Pagi-pagi udah ketemu begal gitu, lalu kemudian ketika tadi di salah satu tempat bertemu dengan ibu-ibu, ternyata sedang ada kejadian sekelompok ibu-ibu yang ditagih oleh bank emok," ujarnya di RW 07, Babakan Tarogong, Bojongloa Kaler, Jumat (18/10/2024).
"Yang begini kan memang realita ekonomi ya bagi warga. Di satu sisi bagi ibu-ibu si bank emok ini sebetulnya memberikan solusi, karena ibu-ibu ini butuh uang dan diberikan fasilitas pinjaman yang syaratnya mudah sekali. Tapi di sisi lain sebetulnya memberatkan kalau dihitung dikalkulasi bunganya itu sampai 20 persen sebulan," lanjutnya.
Di program ini, Arfi juga berencana untuk menginap di rumah warga maupun tempat umum lainnya. Dia mengungkapkan, hal itu bertujuan agar lebih banyak waktu untuk menyerap aspirasi dan keluhan yang sedang dialami warga Kota Bandung.
Beragam kegiatan juga dilakukan Arfi mulai dari bertemu warga, bermain kelereng dengan anak-anak, menyaksikan proses pembersihan sampah hingga nonton bareng laga Persib Bandung vs Persebaya Surabaya.
"Jadi serunya ketemu warga itu langsung dapat aspirasi dari tangan pertama, dari para pelakunya langsung. Jadi menurut saya memang tantangan pemimpin itu bukan hanya mendapat informasi dari laporan sekunder saja, tapi secara langsung bisa mendapatkan informasi A1 di lapangan," tegasnya.
Meski baru pertama kali dilakukan, Arfi berencana untuk menjadikan program ini sebagai program reguler jika terpilih jadi Wali Kota Bandung. Menurutnya, perlu ada pendekatan khusus yang dilakukan pemimpin kepada warganya, salah satunya dengan program tersebut.
"Kayaknya seru ya, jadi saya justru merasa seru gitu secara berkala, saya membayangkan Wali Kota bisa ngajak sekda atau Asda atau kepala dinas tertentu untuk berinteraksi langsung dengan warga," kata Arfi.
"Maksudnya enggak cuma sekadar rapat satu jam, dua jam gitu, tapi memang langsung turun ngobrol, ngariung, ngopi gitu ya. Ternyata banyak informasi yang bisa kita langsung serap dari warga. Jadi ya secara berkala ini akan kita lakukan. Nanti kita lihat ya, apakah 3 bulan sekali, 4 bulan sekali," tandasnya.
(bba/sud)