Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina jadi salah satu kandidat di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat. Pasangan dengan nomor urut 1 ini diusung PKB dan akan bersaing dengan tiga kandidat lainnya.
Di atas kertas, Acep-Gita masih berpeluang untuk bersaing dengan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie serta Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja. Namun Acep-Gita harus meningkatkan elektabilitas mereka jika ingin merebut kursi Jabar 1.
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan, salah satu variabel terpenting untuk melihat peluang Acep-Gita bisa bersaing di Pilgub Jabar yakni tingkat elektabilitas. Namun elektabilitas itu harus dilihat berdasarkan hasil survei lembaga yang objektif dan tidak memihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau melihat peluang Acep-Gita harus dilihat dari beberapa variabel, yang terpenting untuk melihat kuat atau tidak, menang atau tidak, itu ya elektabilitas dari survei yang objektif. Jadi bukan dari lembaga survei yang misalkan memihak atau yang jadi konsultan paslon tertentu," kata Ujang saat dihubungi detikJabar, Kamis (3/10/2024).
Menurut Ujang, tingkat elektabilitas paslon dilihat untuk mengukur seberapa kuat kandidat itu bisa memenangkan kontestasi. Tapi lagi-lagi, dia menekankan elektabilitas itu harus dilihat dari lembaga survei yang objektif.
"Jadi kalau soal peluang saya melihat semua standarnya pendekatan ilmiah yaitu survei yang objektif. Sekarang banyak survei yang dimainkan, yang dinaikkan. Tapi tadi, tetap survei objektif ada dan itu masih bisa dibedah oleh pasangan Acep-Gita," ujarnya.
"Saya ingin mengatakan kalau soal peluang, ya soal elektabilitas. Kalau elektabilitasnya tinggi ya punya peluang, kalau rendah ya susah," lanjutnya.
Survei Rendah Acep-Gita
Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei elektabilitas untuk Pilgub Jabar. Salah satunya adalah Indikator Politik Indonesia yang melakukan survei elektabilitas pada 2-8 September 2024. Dari survei Indikator, Acep-Gita menempati urutan ketiga dengan angka 2,24%
Survei elektabilitas juga dilakukan oleh Poltracking Indonesia pada 8-14 September 2024. Lagi-lagi, Acep-Gita ada di peringkat ketiga dengan angka 5,2%.
Di masa kampanye yang hanya 2 bulan, Ujang menyebut agak merepotkan bagi Acep-Gita maupun PKB untuk mendongkrak elektabilitas. Namun dia mengungkapkan, PKB tentu punya cara agar paslon itu bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat Jabar.
"Kalau survei masih di bawah, harus dinaikkan harus ditingkatkan, ini yang jadi tantangan dari paslon itu. Caranya ya banyak, tapi memang dengan waktu 2 bulan ini susah untuk mendapatkan lompatan elektabilitas, ya strategi, caranya tentu dari PKB sudah paham apa yang harus dilakukan," tuturnya.
Salah satu yang bisa dilakukan Acep-Gita untuk mendongkrak elektabilitas menurut Ujang adalah dengan menghadirkan program berbeda dari paslon lain yang dapatmemikat simpati pemilih.
"Jadi kalau mengejar kandidat lain seperti apa, ya melakukan cara yang kreatif inovatif, cari pembeda dari kandidat lain atau punya program yang spesial untuk menarik simpati pemilih. Kalau Prabowo di Pilpres punya makan siang gratis, Acep-Gita di jabar apa?," katanya.
"Jangan sama juga dengan kandidat lain, kalau sama tidak akan punya nilai jua. Jadi harus ada pembeda yang jadi spesial bagi warga Jabar," pungkasnya.
(bba/yum)