Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi nomor urut dua, Asep Japar dan Andreas, menegaskan komitmennya untuk memperkuat pendidikan berbasis agama di Kabupaten Sukabumi. Asep menyebut pesantren dan ormas Islam sebagai pilar penting yang harus diperhatikan.
Dalam berbagai kesempatan, Asep Japar aktif mengunjungi pondok pesantren dan menemui kyai di kampung-kampung. Terbaru, ia bertemu dengan pimpinan Pondok Pesantren At-Taufiq, KH Nasrullah, di Desa Tegalega, Kecamatan Cidolog, Kabupaten Sukabumi.
"Kyai, pesantren, dan ormas Islam adalah tulang punggung pendidikan akhlak dan moral di masyarakat. Mereka butuh perhatian, terutama dalam kesejahteraan dan fasilitas untuk mengembangkan pendidikan agama yang lebih baik," kata Asep Japar, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep menyoroti banyaknya pesantren di Sukabumi yang masih kekurangan fasilitas. Padahal, menurutnya, mereka berperan penting dalam membentuk karakter generasi muda di tengah arus modernisasi yang semakin kuat.
"Pesantren di pedesaan sering kali beroperasi dengan fasilitas yang minim. Padahal, mereka adalah ujung tombak dalam pendidikan agama," tegasnya.
Selain itu, Asep menjelaskan soal pendidikan agama dan pesantren masuk ke dalam salah satu program prioritas dalam visi misinya, terlebih soal pemberdayaan pesantren dan santri di luar pendidikan agama yang saat ini masih terbatas. Ia menilai, di era digital ini, akses pesantren terhadap teknologi informasi masih perlu ditingkatkan.
"Diharapkan pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tapi juga pusat pengembangan keterampilan dan inovasi. Teknologi informasi harus dioptimalkan untuk pendidikan dan program-program life skill bagi santri," jelas Asep.
Sementara itu, Calon Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, menambahkan pentingnya melibatkan organisasi masyarakat berbasis agama, seperti NU dan Muhammadiyah, dalam setiap program keagamaan.
"NU dan Muhammadiyah punya peran besar dalam pembangunan keagamaan. Kami akan merangkul mereka sebagai mitra strategis untuk menjaga keseimbangan sosial dan memajukan pendidikan agama di Sukabumi," kata Andreas.
Menurut Andreas, integrasi nilai-nilai religius dalam setiap aspek pembangunan merupakan kunci untuk menciptakan Sukabumi yang maju dan berkah.
"Kami percaya pembangunan yang diberkahi akan membawa kebaikan untuk semua. Program-program keagamaan dan fasilitas ibadah akan kami prioritaskan agar nilai-nilai agama terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sukabumi, sesuai visi misi kami, Kabupaten Sukabumi yang Mubarakah, Maju, Unggul, Berbudaya dan Berkah," tegas Andreas.
Sementara itu, Taufikurahman, putra sulung dari KH Nasrullah, pengasuh Ponpes At-Taufiq, menyampaikan harapannya terhadap Asep Japar jika kelak menjabat sebagai kepala daerah.
"Intinya harapan kami lebih kepada bagaimana seorang pemimpin itu memperhatikan lembaga pendidikan berbasis Islam. Kita punya Perda soal Islam, lebih bagus lagi jika lembaga pendidikan berlabel Islam itu lebih diperhatikan, terutama di Pajampangan ini," ungkap Taufik.
Taufik mengungkapkan bahwa kondisi pesantren, terutama di Sukabumi selatan, selama ini tidak mendapat perhatian dari program-program pemerintah, terutama yang bersumber dari APBD.
"Selama ini kami merasa betul-betul tidak pernah dilirik bantuan maupun program-program dari APBD Kabupaten Sukabumi. Intinya kami ingin lebih banyak keberpihakan kepada lembaga pendidikan Islam. Jangan sampai menutup mata, apalagi untuk di pakidulan ini," harapnya.
(sya/iqk)