KPU Jawa Barat sudah menetapkan empat pasangan calon dan akan melakukan pengundian nomor urut. Cagub Jabar Dedi Mulyadi mengaku tak mempermasalahkan soal nomor urut.
"Pemilukada tahun ini agak sedikit berbeda, situasinya sangat cair suasana pemilu bahagia saya lihat kegiatan politik tidak ramai orang serang-menyerang di media sosial, besok (hari ini) kita akan mengambil nomor urut tentunya nomor urut berapa pun nomornya, apa sih artinya nomor kan tidak akan mempengaruhi keterpilihan," ujar Dedi usai menggelar KDM Menyapa Purwakarta.
Dedi menjelaskan, usai penetapan dan pengundian nomor urut, kemudian memasuki masa kampanye ia akan memanfaatkan dua bulan masa kampanye dengan rilek. Pasalanya ia sudah memupuk sosialisasi dengan masyarakat beberapa tahun terakhir jauh sebelum masa pilkada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah itu kita memasuki ke masa kampanye, malam ini romantis banget (hujan) ini adalah puncak kegiatan saya keliling hampir beberapa tahun, ini keren ini tanda alam. Saya tidak punya satu strategi apa-apa 2 bulan ke depan masa saya santai, masa santai ini saya tidak akan menggunakan kegiatan-kegiatan yang terlalu politis dan yang terjadwal sebagaimana, saya akan keliling bawa motor sendiri keliling menikmati perjalanan mengelilingi Jawa Barat yang indah ini," katanya.
Dedi menambahkan masyarakat Jawa barat merindukan pemimpin yang menjadi idaman. Pasalnya spirit politik partisipatifnya sudah terbangun dengan sendirinya. Seperti halnya ketika ia membentuk barisan pemenangan yang di sebut Barisan Gawe Rancage, dengan sukarela masyarakat datang dan berkreasi dengan masing-masing kemampuan.
Baca juga: Alasan Sule Jadi Jubir Dedi-Erwan |
"Saya lihat ada spirit politik partisipatif yang akan melanda masyarakat Jawa Barat karena mereka merindukan pemimpin yang diidamkan oleh mereka itu bisa dilihat dari bagaimana aktivitas mereka di media sosial, bagaimana dalam setiap waktunya saya lihat ketika waktu itu pengumuman barisan gawe cage gimana orang berbondong datang padahal hanya lewat media sosial dan beragam pakaian tanpa diongkosin, tanpa makan, tapi mereka senyum. Artinya bahwa dilihat dari sisi psikologi masyarakat akan datang ke TPS dan dia akan memilih pemimpin yang diidamkan mereka," pungkasnya.
(dir/dir)