Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis Temuan Survei Peta Elektoral Terkini Pilkada Jawa Barat. Dari keempat bakal pasangan calon (bapaslon), dukungan terbesar diprediksi mengarah ke pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Dedi Mulyadi pun menanggapi hasil tersebut. Menurutnya hasil tersebut merupakan respons masyarakat yang menyambutnya dengan baik.
"Jadi kalau kemarin ada survei dari indikator yang menunjukkan angka grafik keterpilihan di wilayah Bogor itu mencapai 76 persen risetnya, itu bisa dilihat bagaimana warga menyambut saya dan bareng dengan saya hari ini. Artinya bahwa survei itu menunjukkan gejala publik yang sebenarnya," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, survei tersebut bukanlah prediksi belaka. Nampaknya dia memang cukup pede dengan antusias masyarakat yang dijumpainya, bahwa ia dan Erwan dapat membawa arah provinsi ke yang lebih baik.
"Bukan hanya sekedar survei, bisa dilihat dari euforia masyarakat. Setiap keliling saya ada harapan yang besar mereka untuk ke depan agar Jawa Barat istimewa," sambungnya.
Seperti diketahui, hasil survei dari 1.200 responden memperlihatkan Dedi-Erwan unggul 77.81%, Syaikhu-Habibie 10.98%, sementara Acep-Gita dan Jeje-Ronal imbang 2.24. Hanya saja, suara Acep lebih tinggi sedikit.
Nama Dedi Mulyadi muncul dalam top of mind di warga Jabar. Namanya disebut langsung oleh 40,7 persen partisipan. Masuk dalam simulasi delapan dan empat nama calon Gubernur pun, nama Dedi Mulyadi masih unggul.
Di lain sisi, Demul juga bicara soal harapannya di Jawa Barat yakni memprioritaskan segala kebutuhan dasar warga. Namun, ia menyampaikan warga Jabar juga harus mulai mengubah diri.
"Saat nanti Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengurus secara total urusan pendidikan sampai SMA, kemudian juga rakyatnya harus mengubah anak-anaknya untuk tidak konsumtif, tidak jajan terus, tidak main terus. Artinya bahwa mereka harus juga produktif di rumah-rumahnya," ucap Dedi.
Harapannya, nanti akan terwujud anak-anak di Jawa Barat yang kuat ke depan. Pendidikan harus terintegrasi dengan kesempatan kerja, anak muda di Jawa Barat juga harus memiliki mental yang tangguh untuk bekerja.
"Tidak pundungan, tidak mudah menyerah. Kemudian rakyat Jabar harus mulai inovatif dari sisi UMKM. Masak dagang nasi goreng kalah sama orang Lamongan? Kan orang sini juga harus mengubah diri. Ke depan akan satu kesatuan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa, sehingga perencanaan keuangan itu betul-betul mengarah pada apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat," harapnya.
(aau/mso)