Peta politik Pilgub Jawa Barat (Jabar) kini sudah terlihat. Ada empat bakal pasangan calon (bapaslon) yang akan berkompetisi untuk memperebutkan tahta politik sebagai orang nomor satu di Tanah Pasundan.
Sekedar diketahui, empat bapaslon Pilgub Jabar yang sudah mendaftar adalah Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, Hanura, Gelora, Garuda, PKN, Buruh, Prima, Perindo, PBB, dan Partai Ummat.
Kemudian Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang diusung PKS, NasDem dan PPP, Acep Adang Ruhiyat-Gita KDI yang diusung PKB, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja yang diusung PDI Perjungan, sekaligus menjadi bapaslon terakhir yang mendaftar ke KPU untuk Pilgub Jabar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski peta kekuatan keempat bapaslon ini belum tergambar secara gamblang, mereka tentunya berambisi meraup suara paling tinggi di Jabar. Apalagi, jumlah pemilih di Jabar yang hampir menyentuh angka 36 juta jiwa, membuat konstelasi politik di Pilkada akan begitu menarik untuk dinantikan.
Di luar itu semua, ada satu catatan menarik yang disampaikan pakar politik Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan. Saat berbincang dengan detikJabar, Firman menyebut salah satu tantangan bagi para kandidat yaitu menyiapkan strategi demi bisa merebut suara loyalis Ridwan Kamil di Jabar.
"Karena suara loyalis Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil) itu masih besar yah di Jawa Barat. Survei terakhir yang dilakukan sebelum ke Jakarta kan itu masih 40-50 persen. Jadi, itu masih signifikan dukungannya," kata Firman melalui sambungan telepon seluler, Senin (2/9/2024).
Menurut Firman, setelah RK dipastikan maju ke Jakarta, suara loyalisnya di Jabar saat ini menjadi komoditi yang menarik untuk digaet. Sebab berdasarkan analisisnya, mayoritas loyalis RK kini belum menentukan figur mana yang akan mereka pilih di Pilgub Jabar.
"Tentu mereka-mereka (suara loyalis RK) ini kan mau ke mana pertanyaannya. Sebagian besar menurut saya masih dalam posisi belum menentukan pilihan, undecided voter. Atau kalau sudah punya pilihan, itu masih bisa menjadi swing voter mereka ini," paparanya.
Untuk saat ini, Firman menyebut elektabilitas Dedi Mulyadi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan memang masih sulit dikejar kandidat lain. Tapi, dengan waktu 3 bulan lagi, peta politik Pilgub Jabar berpotensi bergeser tergantung dengan strategi yang mereka siapkan nantinya.
"Dan empat pasangan ini menurut saya belum terasosiasi dekat dengan Kang Emil. Kita belum bisa melihat kecenderungannya ke mana untuk loyalis RK. Nah ini kalau bisa digarap, menurut saya bisa menjadi potensi dan membuat para kandidat ini bisa kompetitif atau tidak di Pilgub Jabar," pungkasnya.
(ral/yum)