Es Cendol dan Penjaga Asa Tatang Kumpulkan Pundi-pundi Rupiah

Serba-serbi Warga

Es Cendol dan Penjaga Asa Tatang Kumpulkan Pundi-pundi Rupiah

Rifat Alhamidi - detikJabar
Rabu, 16 Okt 2024 10:00 WIB
Tatang si penjual es cendol di Pasar Baru, Kota Bandung.
Tatang si penjual es cendol di Pasar Baru, Kota Bandung. Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar
Bandung -

Namanya Tatang (38). Ia sekarang harus berjauhan dengan keluarga setelah memutuskan merantau dari Cikajang, Garut ke Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).

Sudah lebih dari setahun, Tatang ikut kerja dengan salah seorang keluarga dari istrinya berjualan es cendol di kawasan Pasar Baru, Kota Bandung. Meski jauh dari keluarga, Tatang tak mau menyerah demi bisa mencari nafkah untuk anak istrinya.

Sebelum memutuskan merantau ke Bandung, Tatang bisa dibilang sudah punya penghasilan tetap dari jualan sayur-sayuran di kampung halaman. Tapi kemudian, kondisi seolah memaksanya untuk beranjak dari rumah dan meninggalkan anak-istri tercinta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu di kampung jualan sayur, jualannya di pasar. Alhamdulillah bisa dibilang cukup lah waktu itu buat kebutuhan rumah," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Selasa (15/10/2024).

Saat usahanya mulai stabil, pandemi COVID-19 pada 2020 silam membuat Tatang terpaksa memutar otak. Tapi, sekuat tenaga Tatang mencoba, semua usahanya malah menemui kebuntuan karena kondisi tersebut.

ADVERTISEMENT

Modal jualan Tatang pun akhirnya habis tak tersisa. Kemudian, di masa tersebut, ia juga kesulitan mencari pinjaman untuk menyambung hidup dari usahanya sebagai pedagang. Alhasil, Tatang hanya bisa pasrah menghadapi kondisi yang ada. Jalan satu-satunya dia terpaksa berkecimpung ke kebun demi bisa menyambung hidup di tengah situasi yang tak pasti saat COVID-19 melanda.

"Jadi pas COVID, itu langsung drop banget. Jualan jadi sepi, modal juga udah habis. Sementara kan kalau jualan sayuran mah susah enggak bisa ngutang dulu. Akhirnya ke kebun waktu itu supaya bisa nyari pemasukannya," ungkap Tatang.

Selama di kampung, Tatang lebih banyak kerja serabutan. Tatang kemudian sempat mencoba memulai kembali usahanya, tapi perjalanannya penuh dengan ketidakpastian.

Hingga akhirnya, Tatang mendapat tawaran dari pihak keluarga istrinya untuk merantau ke Bandung berjualan es cendol. Tanpa pikir panjang, tawaran itu langsung dia iyakan demi memulai kembali asanya mencari nafkah untuk keluarga.

Di pekerjaan sekarang, Tatang pun langsung terbiasa mendapatkan tugas barunya. Apalagi, dia sebetulnya tak dituntut target menjual es cendol yang dia bawa ke pasar.

Sebab ternyata, Tatang dan bosnya sudah punya pelanggan setia yang telah memesan terlebih dahulu es cendol tersebut. Sedari pagi buta, Tatang hanya cukup datang ke lapaknya lalu pelanggan tersebut akan berdatangan.

"Jadi kalau pagi-pagi, itu yang mesennya dari hotel-hotel di sekitaran Bandung. Ada yang datang ke sini ngambil langsung atau dianterin ke hotelnya. Jadi pas siang, tinggal jualan sisanya aja," tutur Tatang.

Menjalankan pekerjaan ini, Tatang bisa mendapat bayaran per hari senilai Rp 100 ribu. Kerjanya pun dibagi dengan sistem 20 hari kerja dan 20 hari libur.

Praktis, meski berada di perantauan, Tatang masih bisa menikmati waktunya bersama keluarga tercinta. Apalagi, Tatang saat ini baru saja dikaruniai anak perempuan yang masih berumur 7 bulan.

Di tengah kondisi perekonomian yang saat ini penuh dengan ketidakpastian, Tatang masih bisa bersyukur karena terbilang punya penghasilan yang cukup untuk keluarganya. Tatang sekarang pun mencoba konsisten dan sebisa mungkin membantu si pemilik modal agar usaha jualan es cendolnya itu bisa terus bertahan.

"Kadang pas saya nongkrong jualan, orang-orang yang ke pasar kan sekarang udah sedikit yah, kebanyakannya pindah ke online. Makanya, saya mah bersyukur masih bisa dititipin rezeki sama Gusti Allah. Walaupun enggak gede, yang penting cukup buat kebutuhan di rumah," kata Tatang menutup perbincangannya dengan detikJabar.

(ral/sud)


Hide Ads