Mengintip Produksi Ikan Pindang Bojong Nangka yang Punya Citarasa Khas

Mengintip Produksi Ikan Pindang Bojong Nangka yang Punya Citarasa Khas

Yuga Hassani - detikJabar
Senin, 30 Sep 2024 16:00 WIB
Produksi ikan pindang di Kampung Bojong Nangka, Kabupaten Bandung
Produksi ikan pindang di Kampung Bojong Nangka, Kabupaten Bandung. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Geliat industri pembuatan ikan pindang masih terus bertahan hingga saat ini. Usaha rumahan masih terus dirawat oleh masyarakat di Kabupaten Bandung.

Produksi ikan pindang ini dilakoni warga di Kampung Bojong Nangka, RW 06 Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Setiap hari, mereka memproduksi ikan pindang di rumahnya masing-masing.

Nampak beberapa warga tengah mengolah ikan pindang di dalam hingga halaman rumah. Ada yang tengah membersihkan, ada juga yang tengah membalut ikan tersebut dengan kertas khusus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah proses dilakukan, beberapa warga tampak menata ikan di atas sebuah mangkuk berukuran besar. Dalam satu mangkuk tersebut terdapat 50 sampai 60 ikan yang disimpan dan telah diberi garam khusus.

Salah satu yang menggeluti usaha tersebut adalah Muhamad Ramdan (27). Dirinya mengaku menjalani usaha tersebut turun temurun dari orang tuanya.

ADVERTISEMENT

"Ini usaha dari nenek saya juga. Sudah turun temurun lah. Jadi saya pas SMP suka bantu-bantuin produksi. Cuma kalau terjun sampai jualan juga baru setahun inilah. Jadi memang usaha keluarga ini mah," ujar Ramdan, saat ditemui, Senin (30/9/2024).

Produksi ikan pindang di Kampung Bojong Nangka, Kabupaten BandungProduksi ikan pindang di Kampung Bojong Nangka, Kabupaten Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Menurutnya beberapa masyarakat di kampungnya memilih memproduksi ikan pindang. Setiap rumah di kampung itu pasti mempunyai langganan masing-masing.

"Jadi jualannya beda-beda daerah. Ada zonasinya masing-masing ada yang Katapang, Soreang, Ciwidey, dan lain-lain. Jadi udah punya laangganan masing-masing," katanya.

Ramdan mengungkapkan produksi ikan pindang tersebut diawali dengan membeli ikan di Pasar Caringin, Kota Bandung. Kemudian ikan tersebut dicuci supaya lebih bersih.

"Setelah dicuci baru kita mulai proses dari pembungkusan perut pakai kertas, supaya tidak hancur perutnya. Terus pembumbuan, dan selanjutnya penggodokan selama 4 jam dipresto. Kalau pakai tradisional kayu bakar itu sampai 6 sampai 7 jam," jelasnya.

Dia menjelaskan yang paling membedakan produksi ikan pindang tersebut adalah dari bumbunya. Kata dia, produksi ikan pindang di Pasirjambu memiliki ciri khas dari rempah-rempahnya.

"Kalau bumbu paling garam, gula sama rempah-rempah yang paling utamanya rempah-rempah itu. Ciri khas pindang di sini khasnya pakai rempah-rempah. Beda sama produksi yang di luar sana yang cuma pakai garam aja," ucapnya.

Ramdan menyebutkan kerap menjual ikan pindang tersebut ke pasar pagi atau pasar kaget yang berada di Kota Bandung.

"Kalau di Bandung kaya lagi rame pasar-pasar kaget kayak pasar Selasa, Rabu, Kamis gitu kan itu tiap Minggu tuh ada," bebernya.

Dia sempat merencanakan untuk dijual secara online. Namun saat ini masih terkendala cara pembungkusan atau packaging.

"Ada sih kepikiran cuma tadi masalahnya di tadi ada di packaging. Karena harus pakai vakum udah kepikiran ke sana buat online gitu ataupun buka buat oleh-oleh. karena di sini kan jalur wisata ya. Udah kepikirin ke sana cuma tadi di packaging vakumnya," kata Ramdan.

Harga satu ikan pindang tersebut dari Rp 5 ribu sampai Rp 8 ribu per satuannya. Ikan pindang tersebut di antaranya ikan bandeng, ikan deles, ikan salem, tongkol, dan ikan mas.

Ramdan berharap pemerintah bisa membantu memperluas pemasaran. Pasalnya terdapat tetangganya yang berjualan dengan berkeliling dengan hanya menggendong wadah kecil.

"Harapannya pemerintah bisa bantu. Supaya di sini produksi aja kan, pemerintah yang pemasarannya keluar kota gitu, karena di sini ada ciri khasnya pake rempah," pungkasnya.




(dir/dir)


Hide Ads