Ragam Kudapan Takjil di Alun-alun Tanjungsari Diburu Warga

Ragam Kudapan Takjil di Alun-alun Tanjungsari Diburu Warga

Dian Nugraha Ramdani - detikJabar
Selasa, 12 Mar 2024 19:06 WIB
Suasana di sekitar Alun-alun Sumedang.
Suasana di sekitar Alun-alun Sumedang. (Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar)
Sumedang - Warga di sekitar Alun-alun Tanjungsari, Kabupaten Sumedang berburu kudapan takjil pada hari pertama puasa, Selasa (12/3/2024). Cuaca sore yang cerah, membuat warga asyik berjalan kaki mencari kudapan yang diinginkan dari depan Alun-alun hingga ke belakang, ke area Pasar Lelang Tembakau.

Pedagang kudapan takjil di area tersebut sudah membuka lapak mereka sejak selepas azan Ashar, tepatnya pukul 15.30. Semakin sore, pengunjung semakin ramai. Untuk pengunjung yang membawa kendaraan, baik sepeda motor atau mobil, halaman Pasar Lelang Tembakau menjadi tempat parkirnya.

Dari depan, banyak pedangan menjajakan kudapan dan minuman yang beragam. Ada beberapa yang serupa, seperti minuman Jelly Ball, menurut pantauan detikJabar, ada lebih dari tiga penjaja Jelly Ball itu.

Ada pula pedagang kolak, pedagang gorengan, pedagang bacimut alias baso aci imut, cakweh, sosis bakar, bakso bakar, kerang hijau, penganan Suki, hingga Takoyaki. Selain itu, banyak juga minuman yang sudah dikemas dan siap dibawa pulang, seperti teh susu kemasan, minuman coklat, dan minuman rasa permen karet.

Di sore pertama puasa ini, antusiasme warga untuk berburu takjil sangat kentara. Warga asyik berburu takjil. Soal harga, kudapan dan minuman di sepanjang jalan ini murah meriah, kisarannya Rp5 ribu hingga Rp 20 ribu.

Takoyaki misalnya, satu porsi Rp10 ribu dengan isi sebanyak 5 buah. Takoyaki ini memang ukurannya kecil dan isian yang sederhana. Tidak seperti takoyaki pada umumnya yang berukuran besar dengan isian yang beragam. Namun, sebagai kudapan takjil, takoyaki ini tetap bisa menjadi pilihan.

Sebagai kudapan takjil untuk dibawa pulang dan disantap ketika berbuka puasa, takoyaki dikemas di dalam kotak dari sterefoam yang bagian bawahnya dilapisi potongan kertas nasi. Setelah disusun pada kotak itu, takoyaki kemudian dilumuri saus sesuai permintaan, ada saus tomat, cabai, dan mayo.

Suasana di sekitar Alun-alun Sumedang.Salah seorang pedagang di sekitar Alun-alun Sumedang. (Foto: Dian Nugraha Ramdani/detikJabar)

Di tempat lain, ada penjaja bacimut. Ini merupakan bakso yang terbuat dari tepung kanji (aci) dengan wangi ikan yang menonjol. Ikan menjadi salah satu bahan pembuatan bacimut ini.

Bacimut mentah lalu digoreng kurang lebih 5 menit lamanya. Setelah terlihat mengembang dan teksturnya lebih garing, bakso ditiriskan. Belanja bacimut Rp10 ribu, dapat satu kantong kecil penuh.

Di atasnya, kita boleh meminta dibubuhi asin, lada serbuk, atau serbuk keju. Untuk lebih formal, bisa juga diminta bacimut dikemas dalam paper boks.

Ali Nurdin (30), penjual bacimut mengatakan dia baru tahu ini berjualan di Alun-alun Tanjungsari. Melihat antusiasme warga di hari pertama ngabuburit, dia semringah.

"Alhamdulillah. Ada terus yang beli. Semoga sampai akhir Ramadhan terus ramai seperti ini," kata warga Desa Cilayung, Jatinangor itu.

Lokasi ngabuburit dan berburu takjil di Tanjungsari itu menjadi salah satu tujuan Yasinta (19) warga Tanjungsari. Dia mengaku dari tahun ke tahun sering sengaja ngabuburit untuk menghabiskan waktu luang sambil mencari penganan takjil. Di Alun-alun, terbilang tempat berburu takjil yang lengkap jajanannya.

"Di sini serba ada, jadi senang kalau ngabuburit ke sini, banyak pilihan makanan dan jajanan," katanya. (orb/orb)



Hide Ads