Manisan buah, menjadi kuliner khas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Olahan buah segar yang diawetkan dengan bahan alami tersebut tetap bertahan di tengah gempuran kuliner kekinian dan minimnya kunjungan wisatawan.
Penjual manisan di Cianjur tersebar di sepanjang Jalan Raya Puncak, wilayah perkotaan, hingga di perbatasan Cianjur-Bandung dan Cianjur-Sukabumi.
Toples besar berisikan aneka manisan buah pun terpampang di setiap toko oleh-oleh. Tak hanya manisan, biasanya di toko tersebut juga menjual beragam oleh-oleh khas Cianjur lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Susanto (59) penjual manisan di Jalan Dr Muwardi, mengatakan awalnya manisan Cianjur hanya terdiri dari beberapa jenis buah, mulai dari mangga, salak, hingga kedondong.
Namun kini manisan Cianjur sudah beragam, seperti anggur hutan, manisan sayur, hingga cabai.
"Tapi dari banyaknya jenis manisan, tetap yang jadi favoritnya manisan mangga, salak, dan kedondong," ungkap dia saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.
![]() |
Menurutnya manisan masih eksis kuliner khas dan oleh-oleh Cianjur, meskipun makanan kekinian dan cepat saji menggempur.
"Masih banyak pelanggan dan peminatnya, terutama wisatawan dari luar kota. Kalau singgah ke Cianjur pasti menjadikan manisan sebagai oleh-oleh," kata dia.
Haganya yang murah, mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram tergantung jenis buah dan cara pengolahan, membuat manisan Cianjur menjadi oleh-oleh yang ramah di kantong.
"Belinya juga bisa hanya seperempat kilo atau per ons. Jadi sangat terjangkau untuk dijadikan oleh-oleh," ucapnya.
Namun, meskipun masih eksis dan diminati, tingkat penjualan manisan menurun sejak adanya Tol Cipularang. Pasalnya wisatawan dan pengendara yang melintas ke Cianjur juga berkurang.
Dia menyebut dulunya setiap penjual bisa menghabiskan 60 kilogram buah per hari, tetapi saat ini rata-rata penjualan 30 kilogram per hari.
"Memang setelah ada Tol Cipularang, terlebih karena pandemiCOVID-19. Tetapi masih ada saja peminatnya. Dan penghasilannya bisa cukup untuk makan sehari-hari," tuturnya
(sud/sud)