Di Kota Sukabumi, banyak kafe atau warung kopi yang nyaman dikunjungi. Salah satunya di kawasan Capitol yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Alun-alun Kota Sukabumi.
Berbicara tentang Kota Sukabumi tidak pernah terlepas dari berbagai kulinernya yang enak-enak. Termasuk kafe-kafe yang kini menjamur di seluruh sudut kota terkecil se-Jawa Barat ini.
Bosan dengan ambience warung kopi atau kafe yang itu-itu aja? Legiun Societeit menawarkan nuansa warung kopi yang berbeda dari lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warung kopi satu ini berdiri di atas bangunan bergaya retro klasik yang tetap dipertahankan sejak zaman Hindia Belanda. Seperti diketahui, kawasan Capitol ini dikenal sebagai tempat hiburan dan pertemuan para ekspatriat Belanda serta pejabat tinggi Kota Sukabumi saat tempo dulu.
Lokasinya tepat di Jalan Mayawati, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Kafe satu ini nampaknya pantas menyandang gelar hiddem gem karena tampak luar hanya berbentuk satu pintu bertuliskan Legiun Societeit. Namun ketika masuk dan menaiki tangga, pengunjung akan disambut dengan suasana warung kopi bernuansa jadul.
Warung kopi itu terbagi dalam tiga ruangan yang masing-masing memiliki konsep berbeda. Misalnya di ruang pertama, ornamen piringan musik dan koper jadul menghiasi ruangan tersebut. Di bagian dinding terdapat tulisan Pasar Loak Majawati yang menjadi penanda Capitol zaman dulu.
Masuk ke ruang kedua, nuansa rumahan zaman Hindia Belanda kental terasa. Di sana terdapat beberapa ornamen tambahan seperti lemari kayu, kamera analog, jam dinding dan beberapa foto pribumi Sukabumi di tahun 1940-an.
Berbeda di ruang ketiga, meja-meja dibuat dari bekas mesin jahit. Kemudian pengunjung dimanjakan dengan potret gedung Capitol yang bersejarah. Di sepanjang lorong pun, terdapat beberapa poster dan majalah keluaran tahun 1980-an.
Pemilik Legiun Societeit, Muhammad Andhika mengatakan, warung kopi itu dibuka pada tahun 2022. Dia memiliki misi ingin menghidupkan kembali Capitol melalui warung kopi tersebut.
"Kebetulan kita ada misinya kenapa pengen bikin ini, pengen menghidupkan kembali Capitol, jadi kita bikin campaign Capitol hidup kembali. Ini konsep kafenya berada di tengah-tengah antara kafe sama warung," kata Andhika kepada detikJabar, Minggu (12/11/2023).
"Konsepnya multi dimensi, ruangan satu, dua dan tiga ini kita mengadaptasi dari semua yang ada di Capitol zaman dulu, kaya tempat musik, lifestyle, hunian-hunian tionghoa, makanya bentuknya seperti ini," sambungnya.
Menurutnya, generasi milenial dan generasi Z di Kota Sukabumi tak banyak yang tahu tentang masa kejayaan Capitol. Padahal, kata dia, Capitol pada zaman dulu merupakan sentra kegiatan hiburan anak muda dan keluarga.
"Minimal orang yang ke sini bisa tahu sejarah tempat ini, terlebih dengan Kota Sukabumi, Capitol yang zaman dulu tempat anak-anak gaulnya Sukabumi. Nah kita pengen ngenalin anak-anak jangan sampai putus," ujarnya.
Andhika juga menceritakan pemilihan nama Legiun Societeit. Legiun berarti pasukan bala tentara, sedangkan Societeit berkumpul atau bersosialisasi. Pemilihan namanya pun tak terlepas dari kawasan Capitol dan Kota Sukabumi pada umumnya.
![]() |
"Legiun itu jadi dari Gedung Juang 45, Lapang Merdeka sampai Hotel Victoria (sekarang di seberang Lapang Merdeka) tempat tentara-tentara Belanda berkumpul, Legiun itu kan artinya tentara terus kita tambahkan Societeit, sosial atau sosialis lah tempat berkumpul. Jelas, tegas, dan memang saya suka dengan kata-kata di saat sekarang sedang maraknya senja-senja, galau, kita pengen nge-distract dengan nama-nama yang patriotik," katanya.
Saat warung kopi itu berdiri, Andhika mengaku tak banyak yang diubah. Selain gedung tersebut bernilai sejarah, bentuk bangunan yang unik jadi nilai lebih bagi Legiun Societeit.
"Ini kebetulan kita ga banyak rehab, dulu ini hunian rumah. Arsiteknya lebih visioner, di bawah tempat perniagaan, di atasnya rumah hunian.
Makanya ini kaya ruang tamu, itu kamar, dapur, toiletnya ada dua. Paling ornamen detail untuk branding tempat ini, sajian visualnya," sambung dia.
Berbicara menu makanan, ada banyak ragam sajian seperti bakmi Majawati, berbagai macam menu nasi goreng, pisang bakar, roti bakar, es kopi susu, temulawak dingin, wedang, dimsum dan masih banyak lagi.
Harganya pun terbilang murah meriah mulai dari Rp10 ribu sampai Rp45 ribu. Untuk jam operasional, Legiun Societeit buka setiap hari dari jam 14:00 sampai 22:00 WIB.
(sud/sud)