Jengkol yang seringkali disajikan sebagai pelengkap makanan dengan sambal, digemari oleh banyak orang. Kehadiran jengkol dinilai sangat menambah kenikmatan rasa makanan tersebut. Banyak orang yang mengonsumsinya karena sangat menyukai jengkol yang dikonsumsi sebagai makanan. Namun, perlu diingat jika mengkonsumsi jengkol dalam jumlah yang berlebihan tidak menguntungkan tubuh.
Meskipun jengkol memiliki berbagai kandungan yang dapat bermanfaat bagi tubuh, kandungan jengkol juga ada yang dapat menimbulkan dampak negatif pada tubuh. Untuk itu, akan lebih baik jika mengonsumsi jengkol dengan jumlah yang tidak berlebihan meskipun rasanya sangat lezat. Simak fakta dan bahaya di bawah ini yang dapat timbul dari konsumsi jengkol yang berlebihan.
Asal-Usul Jengkol
Dilansir dari Jurnal Universitas Andalas, asal-usul jengkol masih belum diketahui secara pasti. Di Indonesia, jengkol banyak ditemukan ditanam di kebun atau pekarangan secara sederhana khususnya di Sumatera, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Jengkol adalah tumbuhan yang menjadi khas wilayah Asia Tenggara. Selain di Indonesia, jengkol juga banyak ditemukan di negara lain, yakni di Malaysia dan Thailand. Bahkan, jengkol menjadi makanan yang digemari di sana.
Kandungan
Dilansir berbagai sumber, jengkol memiliki kandungan nutrisi yang beragam dan bermanfaat bagi tubuh. Jengkol juga mengandung senyawa fenolik yang di dalamnya terdapat aktivitas antioksidan yang tinggi. Dalam 100 gram jengkol mentah, terdapat kandungan 192 kalori dan beberapa nutrisi lain, seperti:
- 5 gram protein
- 52 gram air
- 0,3 gram lemak
- 41 gram karbohidrat
- 1,5 gram serat
- 241 miligram kalium
- 150 miligram fosfor
- 60 miligram natrium
- 31 miligram vitamin C
Bahaya Jengkol
Di samping kandungannya yang kaya akan nutrisi seperti vitamin A, kalsium, zat besi, dan fosfor, jengkol juga dapat mengakibatkan beberapa risiko berbahaya bagi kesehatan. Jengkol juga mengandung senyawa asam jengkolat yang dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Dilansir dari sumber lainnya, berikut ini beberapa risiko jengkol yang dapat berdampak buruk bagi tubuh:
Gangguan Pencernaan
Konsumsi jengkol yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan yang gejalanya mulai muncul 5-12 jam setelahnya. Gejala yang ditunjukan berupa mual, nyeri perut, muntah, nyeri saat berkemih, hingga adanya darah pada urine. Jika berlanjut, dapat mengakibatkan gagal ginjal dengan tidak keluarnya air kemih atau hanya keluar sedikit.
Mengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang dapat memicu keracunan. Asam jengkolat dalam biji jengkol yang mentah biasanya masih dalam keadaan utuh dan aktif. Selain itu, keracunan jengkol juga dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti daya tahan tubuh, asam lambung, usia biji jengkol, jumlah konsumsi jengkol, dan cara memasaknya.
Penyakit Ginjal
Meski jarang terjadi, konsumsi jengkol berlebihan dapat menyebabkan penyakit ginjal. Gejala awalnya adalah nyeri perut suprapubis dan obstruksi saluran kemih. Belum ada kepastian dari penyebabnya, tetapi diduga penyebabnya terjadi karena adanya pengendapan kristal asam jengkolat pada sistem saluran kemih.
Mengeluarkan Bau Tidak Sedap
Kandungan asam jengkolat pada jengkol menyebabkan bau tidak sedap pada mulut, urine, maupun ketika buang udara. Pada mulut, detikers bisa mengusahakannya dengan menyikat gigi namun tetap saja masih tercium bau tidak sedap.
Kerusakan Hati
Konsumsi jengkol yang berlebihan dan terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan hati.
Gangguan Jantung
Jika berlebihan, bisa muncul hipertrofi atau pembesaran jantung. Hal ini disebabkan karena kinerja jantung yang terlalu ekstra untuk membersihkan asam jengkolat atau berbagai jenis zat toxic lainnya.
Gangguan Pankreas
Pankreas memiliki fungsi utama untuk memproduksi hormon insulin, hormon yang sangat penting untuk metabolisme glukosa. Makan jengkol yang berlebihan juga dapat menyebabkan hipertrofi pankreas karena pankreas yang bekerja terlalu keras. Kerusakan juga dapat terjadi di beberapa jaringan pulau Langerhans pankreas.
Gangguan Kesadaran
Keracunan jengkol yang berat dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Gejala keracunan ringannya ditandai dengan nyeri pinggang dan perut yang masih dapat diobati dengan minum air yang banyak serta mengkonsumsi natrium bikarbonat sampai gejala tersebut hilang.
Jika keracunan yang dialami telah parah, air kemih akan menjadi warna merah, tidak bisa berkemih, atau tidak bisa minum. Kondisi ini harus mendapatkan penanganan medis.
Tips Mengonsumsi Jengkol
Jengkol yang memiliki rasa lezat terutama jika disantap dengan sambal, tentunya akan sangat menggoda untuk dikonsumsi. Namun, tetap ingat untuk mengonsumsi jengkol dalam jumlah yang tidak berlebihan. Untuk itu, simak beberapa tips mengonsumsi jengkol di bawah ini:
- Hindari mengonsumsi jengkol saat perut sedang kosong
- Jangan makan jengkol mentah karena memiliki kandungan asam jengkolat yang jauh lebih banyak daripada yang sudah dimasak
- Jika bisa, sebelum dimasak biji jengkol ditanam terlebih dahulu di dalam tanah agar kandungan asam jengkolat berkurang
- Setelah makan jengkol, minum air yang banyak
- Konsumsi jengkol dalam jumlah yang wajar dan jangan berlebihan, apalagi jika memiliki gangguan ginjal
(sud/sud)