Kisah Yani Tekuni Usaha Terasi Cirebon Warisan Keluarga

Kisah Yani Tekuni Usaha Terasi Cirebon Warisan Keluarga

Ony Syahroni - detikJabar
Selasa, 24 Okt 2023 08:30 WIB
Yani (37) warga Kelurahan Panjunan Kota Cirebon yang masih menjalani usaha pembuatan terasi
Yani (37) warga Kelurahan Panjunan Kota Cirebon yang masih menjalani usaha pembuatan terasi (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Terasi merupakan salah satu bumbu dapur yang banyak digunakan untuk berbagai macam olahan makanan. Di Cirebon, terasi sendiri sudah menjadi buah tangan atau oleh-oleh yang khas dari daerah tersebut.

Hingga kini, di daerah berjuluk 'Kota Udang' itu, kita masih bisa menemukan sejumlah warga yang masih rutin menekuni usaha pembuatan terasi. Seperti salah satunya adalah Yani bersama keluarganya.

Wanita 37 tahun itu merupakan satu dari sekian warga Cirebon yang masih konsisten menjalani usaha pembuatan terasi. Yani sendiri merupakan warga RT 07 RW 01 Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di kediamannya, hingga kini Yani bersama adiknya masih melakoni pembuatan terasi secara tradisional. Sama seperti terasi khas Cirebon kebanyakan, terasi yang diproduksi oleh Yani dan adiknya juga dibuat dengan menggunakan bahan dasar udang rebon.

Usaha pembuatan terasi yang kini masih dilakoni oleh Yani dan adiknya itu merupakan usaha keluarga yang sudah berlangsung secara turun temurun. Mereka merupakan generasi ke tiga yang menjalani usaha tersebut.

ADVERTISEMENT

Yani mengaku tidak mengetahui secara pasti sejak kapan atau tahun berapa usaha pembuatan terasi itu mulai berjalan. Hanya saja, ia menyebut jika usaha itu sudah lebih dulu dilakoni oleh kakeknya.

"Kalau bikin terasi ini sih sebenernya usaha turun temurun. Pertama dari kakek, terus turun ke ibu. Waktu ibu sudah ngga ada (Almarhumah), sekarang adik yang buat. Kalau saya bagian penjualan aja," kata Yani saat berbincang dengan detikJabar di kediamannya di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, baru-baru ini.

"Kalau bikin (terasi) sih udah lama. Pokoknya dari waktu bapak masih kecil juga udah mulai bikin. Pertama itu dari jamannya kakek kalau bikin terasi," ucap Yani.

Yani menuturkan, dalam pembuatan terasi ini, udang rebon yang digunakan sebagai bahan dasar hanya mengandalkan dari hasil tangkapan ayahnya yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan.

Terasi khas CirebonTerasi khas Cirebon Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Oleh karena itu, proses produksi terasi pun tidak bisa dilakukan setiap hari. Hal ini karena tidak setiap hari ayah Yani bisa mendapatkan dan membawa pulang udang rebon saat pergi melaut.

"Rebonnya bapak yang cari. Cuma ngga setiap hari juga bisa dapet. Kalau misalkan lagi dapet ya baru bisa dibikin (terasi). Jadi sedapetnya bapak aja," kata Yani.

Yani menjual terasi hasil produksi keluarganya dengan harga yang bervariasi. Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran terasi yang akan dibeli oleh konsumen.

Untuk terasi dengan ukuran 1 Kilogram, Yani menjualnya dengan harga Rp80.000. Sedangkan untuk ukuran 1/2 Kilogram, ia jual dengan harga Rp40.000. Sementara untuk ukuran 1/4 Kilogram, harganya Rp20.000.

Selain Yani dan adiknya, di wilayah Pesisir Selatan, Kelurahan Panjunan, Kota Cirebon setidaknya ada beberapa warga yang masih menggeluti usaha pembuatan terasi. Para warga masih melakukan pembuatan terasi dengan cara-cara tradisional.

"Kalau di sini ada sekitar lima orang yang masih buat terasi," kata Yani.

Meski terkadang sulit mendapatkan rebon sebagai bahan utama, namun Yani dan adiknya masih terus berusaha melestarikan usaha pembuatan terasi yang diwariskan oleh keluarganya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads