Teriakan Sahabat yang Menjadi Magnet

Serba-serbi Warga

Teriakan Sahabat yang Menjadi Magnet

Shafa Aulia Nursani - detikJabar
Selasa, 07 Mar 2023 06:30 WIB
Omat, penjual Teh Sahabat di Baleendah, Kabupaten Bandung.
Omat, penjual Teh Sahabat di Baleendah, Kabupaten Bandung. (Foto: Shafa Aulia Nursani/detikJabar)
Bandung -

Siang itu, Senin (6/3/2023) saat jam pulang sekolah siswa-siswi ramai antre membeli minuman segar ini. Sebab teriknya matahari membuat minuman ini jadi suguhan menarik untuk menghilangkan dahaga. Teh Sahabat namanya, lokasinya di sekitar SMP-SMAN 1 Baleendah.

Antrean terus bertambah ramai. Baik dari kalangan anak sekolah maupun muda-mudi sabar antre untuk mendapatkan Teh Sahabat. Omat (38), sang penjual dengan cekatan membuat pesanan satu persatu.

Omat (38) sendiri telah berjualan minuman sejak tahun 2008. Awalnya, Omat menjual minuman dari salah satu merek waralaba. Namun ia memutuskan menghentikan kontrak dan membuat merek sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu jualannya pake franchise gitu, tapi sejak 2011 berhenti kontrak, terus bikin deh brand sendiri, namanya ini, Teh Sahabat," ungkapnya.

Ada alasan khusus di baik penamaan Teh Sahabat. Omat mengaku nama itu sengaja dipakai agar bisa merasa lebih akrab dengan para pembelinya. Hal itu terbukti saat ia melayani para pembeli dengan ramah dan memanggil mereka dengan sebutan bestie atau sahabat.

ADVERTISEMENT

Panggilan sahabat ini juga tampaknya menjadi suatu sihir bagi para pembelinya. Banyak alumni sekolah yang sudah lulus kembali hanya untuk sekadar jajan dan melepas kangen dengan Teh Sahabat ini. Sesuai namanya, harga minuman yang dijual juga bersahabat dengan dompet. Mulai dari Rp 4.000 saja sudah bisa menikmati segarnya Teh Sahabat.

"Mang (sebutan untuk pedagang di Jawa Barat) kan nggak tahu ya nama setiap orang yang beli itu siapa, makanya Mang kasih nama sahabat. Biar kalau beli tinggal panggil sahabat aja, terus berasa deket akrab gitu jadinya," ucap Omat.

Teh Sahabat menghadirkan berbagai varian minuman berbasis teh, soda, hingga susu. Meski begitu, minuman yang paling banyak dibeli setiap harinya adalah minuman yang basic seperti lemon tea, jasmine tea, dan lechy tea.

Omat sebagai penjual tidak ingin ketinggalan tren. Ia mmenghadirkan topping yang bisa ditambahkan ke dalam minuman kekiniaan misalnya boba. Hal itu membuat dagangannya jadi semakin menarik bagi pembeli.

Lika-liku Berjualan

Seperti bisnis pada umumnya, pasang-surut ia rasakan. Pada masa sebelum pandemi, jualannya sangat ramai dan banyak yang mengetahui keberadaan Teh Sahabat ini.

Ia juga mengakui dulu belum banyak pesaing yang menjual minuman. Sehingga dulu minuman yang dijualnya sangat ramai pembeli.

Namun saat pandemi, hantaman muncul. Lapak dagangannya cenderung sepi. Apalagi semakin banyak muncul pesaing.

Omat lalu mengingat momen saat pandemi COVID-19 melanda. Saat itu, karena banyak siswa yang belajar di rumah, membuat pendapatannya merosot drastis. Pasalnya ia berjualan di lingkungan sekolah, tapi tidak adanya kegiatan belajar mengajar yang dihadiri siswa.

"Kalau 5 tahun ke belakang itu asyik banget jualannya, rame terus. Tapi semenjak Covid jadi banyak pesaing yang jual minuman gini juga. Terus kalau sekolahnya dari rumah, itu udah aja dagangan sepi banget," tuturnya.

"Cuman waktu mulai sekolah hybrid itu lumayan rame lagi karena pulangnya kan siang, jadi cocok jajan es kayak gini. Tapi ya gitu lah beda banget sekarang sama 5 tahun ke belakang mah," tutur Omat (38) sembari membuat minuman.

Kini keadaan sudah berangsur lebih baik karena kegiatan di sekolah mulai berangsur normal. Teh Sahabat juga kembali digandrungi para pelanggannya. Bukan hanya anak sekolahan, Omat mengatakan seringkali banyak ibu rumah tangga yang singgah untuk membeli dagangannya sepulang mengantar anak sekolah. Sebab ia berjualan di area yang cukup strategis. Lokasinya ada di perempatan Jalan Adipati Agung Baleendah, Kabupaten Bandung.

(mso/orb)


Hide Ads