Ternyata Cokelat SilverQueen Berasal Dari Garut, Ini Sejarahnya

Kabar Nasional

Ternyata Cokelat SilverQueen Berasal Dari Garut, Ini Sejarahnya

Tim detikFinance - detikJabar
Sabtu, 08 Okt 2022 17:00 WIB
Manfaat cokelat
Ilustrasi Cokelat (Foto: iStock)
Jakarta -

SilverQueen, siapa yang tidak mengenal merek coklat yang satu ini. SilverQueen sangat digemari dan populer bagi masyarakat di Indonesia. Tua dan muda gemar menikmati camilan ini. Perpaduan antara coklat dengan kacang mede menjadi ciri khas dari SilverQueen.

Namun seperti dilansir dari detikFinance, ternyata SilverQueen berasal dari salah satu kabupaten di Jawa Barat, tepatnya di Kabupaten Garut. Padahal banyak yang mengira jika SilverQueen ini berasal dari luar negeri.

Populernya coklat SilverQueen berawal saat pria berkebangsaan Burma keturunan Tionghoa, Ming Chee Chuang tinggal di Garut dan membeli perusahaan cokelat NV Ceres dari orang Belanda pada tahun 1950-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chuang kemudian mengganti nama NV Ceres dengan PT Perusahaan Industri Ceres dengan produk awalnya adalah berupa biskuit wafer Ritz.

Sayangnya, biskuit tersebut diklaim oleh Nabisco Foods karena merek Ritz sudah ada lebih dulu sejak tahun 1949 yang juga didirikan oleh orang Belanda. Seakan tak terima, PT Perusahaan Industri Ceres tetap memilih memperjuangkan hak nama Ritz.

ADVERTISEMENT

Akhirnya Ritz menjadi merek wafer kepunyaan Ceres. Baru setelah itu, bisnis yang dijalankan Chuang memproduksi cokelat SilverQueen.

Untuk mengembangkan SilverQueen agar bisa diterima masyarakat tentu tidaklah mudah. Sebagai orang yang bukan asli Indonesia, dia mengaku tak mendapat fasilitas yang se-enak asli orang Indonesia.

Namun, Chuang tak kehabisan akal untuk melakukan inovasi terhadap produknya. Salah satu upayanya adalah mencampurkan coklat dengan kacang mede, yang kemudian dikemas menjadi cokelat batangan dan menjadi ciri khas SilverQueen pada masa itu.

Namun, untuk membuat cokelat batangan sangat sulit. Hal itu terjadi karena belum adanya teknologi untuk membuat cokelatnya tidak meleleh ketika dipajang di toko karena iklim tropis Indonesia yang panas.

Chuang pun membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mengetahui cara-cara modern membuat cokelat batangan yang dicampur kacang mede agar berasa lebih enak. Dia melancong ke Amsterdam, Belanda, belajar ke pabrik cokelat CJ Van Houten yang sudah memproses kakao menjadi cokelat jadi.

Singkat cerita Silverqueen semakin berkembang dan semakin dikenal luas. Chuang pun semakin bertambah usia dan perkembangan perusahaan yang ia miliki harus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya.

Estafet kepemimpinan pun harus diwariskan Chuang kepada anak-anaknya yakni John dan Joseph. Di tangan mereka lah bisnis semakin berkembang hingga mendirikan perusahaan baru pada 1984 bernama Petra Food yang kantor pusatnya terletak di Singapura.

Perusahaan itu pun menjadi satu bagian dengan PT Perusahaan Industri Ceres dengan produk dan merek andalan lainnya seperti Delfi, SilverQueen, Ritz, Biskuit Selamat, Chunky Bar, hingga cokelat tabur (meises) Ceres.

Pasarnya pun terus berkembang hingga mendunia. Dilansir dari situs resmi perusahaan, bisnisnya saat ini telah berkembang ke Singapura, dan menjalin hubungan perdagangan dengan beberapa negara seperti Filipina, dan Malaysia.

Produknya termasuk SilverQueen juga telah dijual di lebih dari 10 negara lain termasuk Thailand, Brunei, India, Korea Selatan, dan Vietnam.




(bba/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads