Asap putih mengepul ke atas langit di sudut Taman Lansia, Kota Bandung. Aroma sate jando alias lemak sapi terbakar arang tercium dari kejauhan.
Dilihat dari dekat, seorang penjual sate jando bernama Yati sedang menata beberapa tusuk sate di atas bara arang yang disimpan di tempat pembakaran sepanjang 50 centimeter.
Tak hanya membolak-balikan sate, wanita yang kini usianya sudah 70 tahun itu mengipas-ngipaskan kipas yang terbuat dari anyaman bambu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semakin cepat tangan Yati mengipaskan kipas di atas pembakaran tersebut, aroma sate pun semakin menggoda pengunjung Taman Lansia.
Rupanya, sang penjual hanya menjajakan dagangannya itu hanya sekali dalam sepekan. Hari minggu dipilih sebagai waktunya untuk berjualan.
"Tiap minggu di sini, hari biasa libur dulu," kata Yati kepada detikJabar, Minggu (24/7/2022).
Yati mengisahkan, sebelum berjualan di Taman Lansia, dulu ia pernah berjualan sate di sekitaran Masjid Raya Jawa Barat atau Alun-alun Bandung dan berjualan secara berkeliling.
"Berjulan sate sejak 1965, di Bandung. Dulu saya berjulan keliling di sekitar Bandung," ujar Yati yang berasal dari Boyolali.
![]() |
Yati yang kini bermukim di kawasan Kebon Kawung mengaku, karena umurnya sudah tidak muda lagi. Sehingga dalam menjalankan usahanya ia dibantu anak-anaknya.
"Sekarang jualan bareng sama anak, ini namanya Sri Lestari," ujar Yati sambil menunjuk kepada anaknya.
Satu porsi sate kambing campur jando berisi 10 tusuk dijual Yati Rp 35 ribu, untuk sate ayam Rp 30 ribu, sudah termasuk lontong.
Paling enak, mencicipi sate jando milik Yati secara dadakan atau masih hangat. Sehingga aroma wangi jando yang baru dibakar tidak hilang.
Tenang saja, Yati juga menyediakan tikar untuk duduk lesehan para pembeli. Pembeli juga bisa makan sambil duduk di kursi taman yang ada di Taman Lansia.
"Anget-anget makan di sini enak," ucap Yati.
Salah satu langganan Yati, Resty (30) mengatakan, hampir setiap minggu ia mengajak anak dan suaminya bermain ke Taman Lansia.
"Suka beli di sini, enak rasanya. Dimakan di sini sama suami. Kalau suami sukanya makan surabi telor terus dicoel (dicocol) pake bumbu sate ini," ujarnya.
"Saya sukanya sate sapi dan jando," tambah Resty.
Detikers, jika penasaran dengan sate jando ini, datang saja ke Taman Lansia di Jalan Diponegoro. Lokasinya tak jauh dari Gedung Sate yang merupakan ikon Kota Bandung.
Tapi ingat ya, hanya hari minggu sate ini dijual. Di luar hari minggu, dipastikan nihil meski kamu memaksakan datang.
(wip/ors)