Mochi merupakan makanan khas Kota Sukabumi yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTP) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022. Banyak orang mengira mochi ini panganan dari Cina atau Jepang, namun pernyataan tersebut ditepis oleh sejarawan asal Sukabumi.
"Info bahwa itu asli Jepang keliru, sebenarnya dari wilayah kita juga, di Jepang berkembang abad 9-11, saat beras masuk ke Jepang, itu zaman kerajaan Sunda. Pendapat ini kuat karena hasil penelitian dari antropolog Universitas Indonesia," kata Sejarawan dari Komunitas Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah, Sabtu (23/7/2022).
Menurutnya, budaya itu berkembang sepanjang zaman. Kota Sukabumi berdiri pada masa colonial di mana penguasanya saat itu orang Eropa dan banyak warga non Sunda yang tinggal sehingga menimbulkan budaya sebagai asimilasi lebih dari satu budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mochi diJepang disebut berasal dari 'Motsu' yaitu untuk menahan atau memiliki, menandakan bahwa mochi dalah makanan yang diberikan oleh para dewa. Ada juga 'Mochizuki' yang berarti bulan purnama dan 'Muchimi' yang berarti lengket.
Pemahaman sebagian besar masyarakat pastinya menganggap mochi berasal dari Jepang. Konon kue ini sudah digunakan untuk perayaan tahun baru bagi para bangsawan Jepang selama periode Heian (tahun 794 - 1185).
"Padahal kue mochi masuk ke Jepang melalui Asia Tenggara, saat sistem penanaman padi diperkenalkan ke Jepang. Kudapan ini sebetulnya hanya berupa tteok atau nian gao yang hampir ada di setiap kawasan Asia," katanya.
"Kalau di Sukabumi ini masa-masanya kerajaan Sunda, yang kita kenal di prasasti sanghayang Tapak Cibadak adalah Sri Jaya Buphati. Masa-masa itu kita sudah mengenal bahan mochi yaitu beras ketan, Masyarakat Sukabumi sudah membudidayakan padi dengan cara berladang," tambahnya.
Menurutnya, penjelasan mengenai asal muasal mochi masih bisa diperdebatkan. Namun faktanya, mochi berasal dari Asia Tenggara di mana mengarah ke Indonesia.
"Ingat pulau Jawa saja disebut pulau padi Jabadiou bahkan ada Dewi Sri yaitu dewi padi yang disakralkan petani buhun.
Eksistensi mochi pertama kali diperkirakan mulai muncul saat ada kegiatan perekonomian antara warga Jepang dengan warga pribumi, tepatnya sebelum negara Matahari terbit itu menduduki Tanah Air. Setelah dibawa oleh orang Jepang (1942-1945) tentara Jepang membuat moci untuk perayaan tahun baru dengan bantuan koki sunda.
"Pada masa tersebut dimungkinkan alih keterampilan membuat mochi, namun tentunya masih produksi rumah untuk keperluan ritual, bukan industri seperti sekarang," jelasnya.
Mulai menjadi industri panganan diperkirakan sejak tahun 1960an. Hal tersebut diperkuat fakta dalam buku Tamasya di Jawa Barat terbitan tahun 1959, nama kue Moci belum disebut sebagai kuliner khas Kota Sukabumi.
"Sukabumi sendiri mengalami beberapa pengaruh budaya dalam hal makanan. Dalam hal kuliner, WBTB versi UNESCO tidak membatasi asal muasal, tetapi genuitas proses budayanya," ujar Irman.
Dewasa ini, mochi sudah jadi buah tangan saat berkunjung ke Sukabumi. Perkembangan mochi di Sukabumi juga tidak hanya dari penyebaran tempatnya saja tetapi juga varian kulit dan isiannya.
Beberapa produsen mulai membuat mochi dengan berbagai varian rasa seperti stroberi, cokelat, keju hingga ovaltine.
(dir/dir)