Brem Khas Majalengka yang Kini Mulai Melangka

Brem Khas Majalengka yang Kini Mulai Melangka

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Sabtu, 26 Mar 2022 09:30 WIB
Brem khas Majalengka
Brem khas Majalengka (Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar)
Majalengka -

Brem merupakan jenis kuliner jajanan jaman 'baheula'. Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, kuliner ini masih bisa ditemukan di Blok Rajakepok, Desa Bantrangsana, Kecamatan Panyingkiran.

Kuliner yang memiliki rasa manis serta sedikit asam ini masih tetap eksis dan lumayan diminati meski di tengah gempuran kuliner jaman kekinian.

Di desa tersebut ada dua warga yang saat ini masih bertahan memproduksi brem. Emak Darti dan Pak Dede adalah dua warga yang masih tekun membuat kuliner khas daerah Madiun itu. Namun, brem Pak Dede saat ini berhenti produksi sementara, mengingat kondisi kesehatan Pak Dede sedang kurang sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada dua orang yang biasa bikin brem mah. Pak Dede sama saya. Pak Dede dulu mah masih produksi baru bulan ini udah nggak produksi, Pak Dede nya lagi sakit soalnya," kata Darti (68) saat ditemui detikJabar, Jumat (25/3/2022).

Darti mengaku, usaha brem ini telah berjalan secara turun-temurun. Akan tetapi, di generasinya saat ini ia mengaku masih belum mengetahui nasib brem Bantrangsana selanjutnya. Mengingat penerusnya hampir tidak ada.

ADVERTISEMENT

"Saya jalanin usaha ini sekitar tahun 70 an. Usaha ini turun-temurun. Saya sih berharap ada penerusnya. Tapi itu kan kembali pada anak-cucu. Kalau harapan mah ada penerusnya lagi," ucap dia.

Emak Darti menunjukkan brem buatnya.Emak Darti menunjukkan brem buatnya. Foto: Erick Disy Darmawan/detikJabar

Kendati demikian, Emak Darti rata-rata dalam sehari biasa memproduksi brem sekitar 10 kilogram. Hanya saja produksi dengan jumlah tersebut ia buat jika memasuki musim kemarau. Namun saat musim hujan, produksinya tidak terlalu banyak.

"Musim hujan kayak gini mah paling 5-8 kilogram sehari. Soalnya susah proses pengeringan bahan bremnya. Kalau bahan cuma ketan sama ragi," ujar dia.

Brem yang merupakan fermentasi ketan ini, Emak Darti mengklaim brem buatnya ini bisa berkhasiat untuk obat jerawat dan ibu hamil. Adapun harga per satuan brem ini ia bandrol Rp 250 rupiah.

"Ini suka ada yang menggunakan buat obat jerawat juga, bahkan buat yang ngidam juga ada. Kalau dijual mah biasanya Rp 25 ribu itu dapat 100 biji brem," jelas dia.

Sementara, Brem Bantrangsana ini berbeda dari brem dari Madiun, Jawa Timur yang berbentuk segi panjang atau kotak. Brem Bantrangsana ini bentuknya bulat dan pipih.

"Cuma dua jenis yang bulat itu dari airnya (fermentasi ketan). Kalau yang satunya itu dari ampas ketannya," pungkasnya.




(yum/bbn)


Hide Ads