Salah satu kuliner khas di Tasikmalaya adalah nasi tutug oncom atau nasi TO. Kuliner makanan berat ini boleh disebut legendaris di Tasikmalaya.
Nasi TO adalah nasi yang dicampur butiran oncom. Umumnya disajikan dengan gorengan, sambal atau telur dadar. Tidak lupa lalapan segar seperti mentimun, leunca atau daun kemangi.
Di Kota Tasikmalaya, penjual nasi TO sangat mudah dijumpai. Hampir di setiap wilayah ada. Rasanya yang gurih dan membuat kenyang, menjadi alasan nasi TO digemari masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harganya juga relatif murah, nasi TO plus telor dadar dan gorengan dijual tak akan lebih dari Rp 20 ribu. Cocok dilahap sepanjang waktu, entah itu sarapan pagi, makan siang bahkan di malam hari.
Namun tak banyak orang yang tahu, nasi TO itu dulunya merupakan menu makanan masyarakat jelata atau kalangan ekonomi menengah ke bawah. Keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat di masa lalu menuntut mereka berkreasi membuat makanan dengan bahan seadanya namun tetap lezat disantap.
"Zaman dulu yang namanya makan daging itu susah, tak setiap hari. Makan telur saja itu sudah hebat. Tidak seperti sekarang," kata Euis (60) penjual nasi TO di daerah Leuwidahu, Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.
Menurut Euis pola makan yang hemat itu bukan semata tak punya uang, namun lebih kepada kultur orangtua dulu yang hemat untuk urusan makan. "Peliharaan unggas banyak, tapi memotong ayam hanya setiap Lebaran atau ada acara tertentu. Kolam ikan juga ada, tapi nggak boleh dipancing. Orang tua dulu begitu, makan sehari-hari seadanya saja," kata Euis.
Sehingga ibu-ibu zaman dulu, menurut Euis, punya resep nasi tutug. "Nasi tutug itu macam-macam. Ada tutug oncom, tutug opak, tutug kicimpring dan lainnya," tuturnya.
Warisan Turun Temurun
Tutug adalah bahasa Sunda yang berarti tumbuk. Bahan campuran nasi itu ditumbuk, sebelum diaduk dengan nasi.
"Jadi dulu itu kalau pagi-pagi adanya oncom, ya sudah oncom ditumbuk kemudian dicampur dengan nasi. Ada opak, kicimpring atau ranginang ditumbuk lalu campur nasi. Yang penting makan nasi ada temannya, tak terlalu hambar, ada rasa asin atau gurih," ucap Euis.
Resep makanan nasi tutug oncom itu diwariskan turun temurun hingga akhirnya dijadikan resep dagangan kuliner. Lidah masyarakat yang sudah akrab dengan nasi TO menjadi ceruk bisnis bagi pelaku usaha kuliner. Tak heran jika pedagang nasi TO di Tasikmalaya banyak bertebaran di setiap daerah kira-kira sejak era tahun 90-an.
![]() |
Beberapa di antaranya bahkan ada yang melegenda atau menjadi ikon kuliner Tasikmalaya. Sebut saja nasi TO Benhill di kawasan Dadaha, nasi TO Asoy di Mitrabatik, nasi TO Ending di Cicurug, dan nasi TO Rahmat di Cicurug.
"Cara membuatnya gampang. Oncom ditumbuk, kemudian disangrai (goreng tanpa minyak) dikasih garam, bawang, cikur (kencur), merica sedikit dan cabai. Setelah itu langsung diaduk dengan nasi hangat," ujar Euis.
(bbn/bbn)