Sebilah pedang elegan yang kini berada di tangan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Prancis Emmanuel Macron ternyata berasal dari sebuah desa kecil di Sukabumi, Jawa Barat.
Di balik karya megah itu, berdirilah seorang pemuda berusia 26 tahun bernama Adam, warga Perum Cibatu Regency, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adam tak menyangka bahwa kerajinan logam yang digelutinya sejak 2019 akan sampai ke tangan para pemimpin dunia. Ia menyebut, pedang tersebut merupakan bagian dari cenderamata resmi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk kedua presiden dalam kunjungan kenegaraan pada Mei dan Juni 2025 lalu.
"Saat kunjungan Presiden Prancis, 28 Mei 2025, pedang itu diberikan langsung oleh Presiden Prabowo. Lalu awal Juni, giliran Presiden Rusia yang menerima cenderamata yang sama," ujar Adam kepada detikJabar, Kamis (31/7/2025).
Adam tak bisa menyebutkan secara detail terkait model, harga, hingga material pedang tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan permintaan dari pihak Istana Negara yang menganggap informasi tersebut bersifat privasi.
"Panjangnya sekitar 1 meter. Tapi untuk rincian lainnya seperti desain dan bahan, saya mohon maaf, karena ini menyangkut privasi kenegaraan," katanya.
Selain pedang, Presiden Prabowo juga memberikan keris dan patung garuda sebagai bagian dari simbol budaya Indonesia. Namun, hanya pedang yang menjadi karya Adam dan timnya di Cibatu.
Sempat Diundang ke Istana
Adam menjelaskan, awal mula proyek prestisius itu berkat keterlibatan Kementerian UMKM yang kerap mendukung kerajinan lokal. Salah satu pedang produksinya yang pernah dipesan Kementerian, disebut-sebut memikat perhatian karena kualitasnya.
"Pak Maman Abdurrahman dari Kementerian UMKM merekomendasikan ke Pak Tedi Seskab, Sekretaris Kabinet. Akhir April 2025 saya diundang ke Istana dan diminta langsung membuatkan dua pedang itu," kenangnya.
Waktu yang diberikan sangat terbatas. Adam hanya punya waktu sekitar 40 hari, dari akhir April hingga awal Juni. Meski sudah biasa membuat pedang, tantangan proyek ini menurutnya jauh lebih besar karena tuntutan kualitas dan kecepatan produksi.
![]() |
"Ini pedang tersulit yang pernah kami buat. Dikerjakan oleh lima pengrajin, siang malam kami selesaikan dalam waktu 1 sampai 1 bulan setengah," ujarnya bangga.
Warisan Kerajinan Logam Turun-temurun
Dia menerangkan, dunia kerajinan logam ini mulai ditekuni sejak usia muda. Ia mengusung brand bernama Sajam, singkatan dari 'senjata tajam' yang ia rintis sejak 2019.
Meski tergolong pendatang baru secara usia, Adam berasal dari keluarga pembuat kerajinan logam yang sudah menekuni profesi ini secara turun-temurun.
"Di kampung kami ini memang sudah jadi tradisi. Sejak zaman penjajahan Belanda, nenek moyang kami sudah bikin kerajinan logam," ucapnya.
Baca juga: Mitos 'Hanjuang Bodas' yang Bertuah |
Tim yang membantunya terdiri dari lintas generasi. Ada yang masih muda seperti dirinya, tapi banyak juga pengrajin senior yang sudah puluhan tahun berkarya di balik panasnya tungku dan tajamnya logam.
Kini, dua pedang buatan tangannya telah menjadi bagian dari sejarah diplomasi Indonesia. Hal ini merupakan pencapaian besar dari tangan anak muda Sukabumi yang terus menempa mimpi lewat logam dan bara.
(dir/dir)