Cara Unpad Ajak Mahasiswa di 7 Provinsi Mencintai Kelestarian Lingkungan

Cara Unpad Ajak Mahasiswa di 7 Provinsi Mencintai Kelestarian Lingkungan

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 28 Nov 2024 20:00 WIB
Unpad
Diskusi tentang alam di Unpad (Foto: Wisma Putra/detikJabar).
Bandung -

Pohon memiliki peran penting dalam menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida. Pohon juga memiliki peranan penting dalam menjaga kelestarian alam dan dapat menjaga habitat satwa di hutan. Pohon juga dapat menjadi tempat cadangan air hingga mencegah erosi dan banjir.

Namun dampak apa jika pohon ini hilang di hutan?

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KSDAE Nunu Nugraha saat menghadiri acara talkshow Wildlife Journalism Competition 2024 yang mengusung tema 'The Power of Forest: Menelisik Kebermanfaatan Pohon Bagi Manusia Dan Satwa' mengatakan, pohon jadi bagian dari lingkungan dan ekosistem, bahkan dalam kehidupan kita bergantung pada pohon karena pohon menghasilkan oksigen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada yang bisa bayangin ga? Kita menghirup udara karena ada pohon, pohon produksi oksigen. Kira bisa makan durian karena ada kelelawar, karena kelelawar menjadi agen penyerbuk durian. Kita bisa makan buah-buahan karena kelelawar, sekarang sudah susah cari kelelawar karena pohon kersen hilang, jenis-jenis pohon buah hutan juga menipis sehingga kalau kita perhatikan di sekitar kita saja banyak satwa dan tumbuhan liar yang bisa kita lihat, sekarang sudah sangat sulit," katanya, Kamis (28/11/2024).

Nunu mencontohkan, saat dirinya pulang kampung ke Kuningan, kini untuk melihat burung kuntul di sawah cukup sulit. Adapun di perbatasan Indramayu dan Karawang itu juga dekat dengan pantai. Nunu mengajak kepada mahasiswa agar aware dengan hal tersebut agar kelestarian satwa dan tumbuhan tetap terjaga.

ADVERTISEMENT

"Peran biodiversitas sangat vital bagi kehidupan kita karena jadi pondasi keberagaman dan jadi pelindung kita dari bencana alam, pengatur iklim, penyedia udara kemudian air, tanah subur dan memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang," ujarnya.

"Mulai mencintai, mulai menjiwai bagaimana kita bisa melakukan pengawetan, melakukan perlindungan, melakukan pelestarian dan melakukan pemanfaatan dengan secara berkelanjutan keanekaragaman hayati kita. Biodiversity bukan warisan, tapi titipan untuk kita, sehingga kita harus mampu merawat dan mengelola agar titipan ini bisa dikelola generasi kita," tambahnya.

Dalam pemaparanya, Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna cukup besar di dunia. 17 persen jenis burung di dunia ada di Indonesia, mamalia 15 persen, reptil 9 persen, amfibi 6 persen, insekta 11 persen, ikan 9 persen, moluska terestrial 12 persen, paku-pakuan 11,5 persen, pohon 9,7 persen, lumut 13,6 persen, lumut kerak 3,1 persen dan jamur 0,3 persen.

Selain itu, Indonesia juga memiliki 573 unit kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam dengan rincian cagar alam 214 unit memiliki luas 4,25 juta Ha, suaka alam 80 unit dengan 4,98 juta Ha, taman nasional 54 unit dengan 16,23 juta Ha, taman wisata alam 134 unit dengan 0,83 juta Ha, taman hutan raya 34 unit dengan 0,37 juta Ha.

"Pemerintah Indonesia untuk mengkonservasi spesies dan genetik maka kita bentuk kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam untuk melindungi spesies itu. Suaka alam tuh seperti suaka margasatwa, taman buru seperti di Masigit Kareumbi atau Taman Nasional Way Kambas. Pemerintah lakukan konservasi di tempat itu untuk pencanangan spesies. 2024-2025 kita juga akan menambah kawasan pelestarian konservasi laut," jelasnya.

Wakil Rektor III Unpad Prof. Rizky Abdullah, S.Si., memberikan apresiasi kepada Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad yang menggelar Wildlife Journalism Competition 2024. Acara yang diikuti puluhan jurnalis kampus yang berasal dari 7 kota dan 7 provinsi di Indonesia sangat luar biasa.

"Kegiatan dapat mendorong generasi muda kita terlibat aktif dalam pelestarian alam Indonesia. Kepedulian terhadap lingkungan bisa berupa karya jurnalistik yang kreatif dan mendalam, itu sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan sedini mungkin. Kompetisi ini mengundang partisipasi mahasiswa di seluruh indonesia Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Bali, tapi komunitas jurnalis kampus yang juga memiliki lihat isu konservasi," tuturnya.

Selain dapat mengasah kemampuan mereka dalam menciptakan karya jurnalistik terbaiknya. Kecintaan mereka dalam kelestarian satwa dan lingkungan bisa tetap tumbuh karena Indonesia adalah rumah bagi keanekaragaman hayati. "Kami berharap, kegiatan ini dapat mendorong semangat dan partisipasi aktif dalam menjaga alam," tambahnya.

Dosen dan Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Unpad Herlina Agustin mengatakan, ada enam kategori dalam Wildlife Journalism Competition 2024 ini yakni konflik satwa dan manusia, perburuan satwa dan perdagangan satwa liar, pemeliharaan dan konsumsi satwa liar, degradasi habitat, komersialisasi satwa liar dan zoonosis.

"Hari ini agendanya penganugerahan hasil lomba dan diwakili 9 finalis dari 3 mata lomba dari 8 kota tapi yang masuk 7 provinsi, ini buat saya sebuah apresiasi mahasiswa bisa membuat karya yang bagus dan bisa membuat karya yang bagus. Karyanya feature, dokumenter dan foto story," ujarnya.

Herlina mengaku senang karena kegiatan ini mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak seperti industri dan lembaga internasional FAO hingga LSM. "Bagus, karena kolaborasi yang baik bisa membuat kita menjaga lingkungan kita lebih baik," ujarnya,

"Mudah-mudahan awareness publik lebih meningkat, mudah-mudahan ke depan bisa lebih luas dan kategorinya bertambah," pungkasnya.




(wip/mso)


Hide Ads