Upaya Mengenalkan Batik Tasikan Khas Tasikmalaya

Upaya Mengenalkan Batik Tasikan Khas Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 11 Sep 2024 00:05 WIB
Pasanggiri pinton anggon kabaya Sunda sinjang batik Tasikan tengah unjuk kebolehan.
Pasanggiri pinton anggon kabaya Sunda sinjang batik Tasikan tengah unjuk kebolehan. (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar)
Tasikmalaya -

Pemakaian baju kebaya di kalangan perempuan Sunda, khususnya di Tasikmalaya semakin jarang dijumpai. Bahkan kala menghadiri undangan pernikahan atau khitanan pun, jarang sekali perempuan yang mengenakan kebaya. Kalau pun ada yang mengenakan kebaya di acara kenduri, mayoritas mereka adalah sohibul bait alias siempunya hajat.

"Zaman sekarang sudah jarang yang pakai kebaya, paling kalau ada yang kawinan itu pun hanya yang punya hajat. Apalagi penggunaan kebaya yang sesuai dengan pakem-pakem budaya Sunda, sudah jarang sekali," kata Ketua Pasundan Istri Kota Tasikmalaya, Elin Herlina di sela acara fashion show kebaya di Transmart Tasikmalaya, Selasa (10/9/2024).

Acara bertajuk pasanggiri pinton anggon kabaya Sunda sinjang batik Tasikan ini diikuti oleh puluhan peserta, serta mendapat antusiasme dari banyak penonton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peserta tampak cantik dan anggun dalam balutan ragam warna dan corak kebaya yang dipadukan dengan kain sinjang batik.

"Kami tak ingin kebaya terlupakan, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pelestarian budaya Sunda. Menggelar kegiatan lomba atau pasanggiri ini menjadi cara yang kami lakukan agar kebaya tak hilang," kata Elin.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan berkurangnya minat perempuan Tasikmalaya mengenakan kebaya berimbas pada kalangan produsen kebaya dan perajin batik. Keluhan penurunan omzet terus terdengar dari para perajin sandang ini.

"Perajin batik, perajin bordir, itu terus berkeluh kesah, karena peminatnya yang kurang. Sudah jarang yang pakai kebaya," kata Elin.

Terkait ciri khas kebaya dan sinjang batik Tasikmalaya, Elin mengatakan Tasikmalaya memiliki ciri khas dari warna yang rata-rata berwarna terang atau cerah. Untuk corak batik pun memiliki banyak motif khas, seperti merak ngibing, motif lereng dan lainnya.

"Bukannya primordial, tapi kita harus terus melestarikan kebaya dan batik Tasikan. Budaya lokal Tasikmalaya harus dijaga jangan sampai hilang," kata Elin.

Kegiatan perlombaan pakaian kebaya ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu remaja dan dewasa. Menurut Elin kegiatan pinton anggon ini berbeda dengan fashion show, penilaian tidak melulu pada kecantikan atau postur ideal dari model atau peserta. Ada indikator-indikator penilaian tambahan dalam pinton anggon kabaya ini.

"Ini beda dengan fashion show, pinton anggon itu yang penting menggunakan kebaya Sunda sesuai dengan pakemnya. Mau gendut, mau langsing, mau tinggi, mau pendek tak masalah yang penting pakai kebayanya benar sesuai pakem," kata Elin.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads