West Java Festival (WJF) 2024 sukses menjadi salah satu katalisator ekonomi dengan mencatat perputaran uang yang mencapai Rp70,1 miliar. Diketahui, festival ini digelar untuk memperingati hari jadi Provinsi Jawa Barat yang ke-79, dengan rangkaian acara yang berlangsung dari tanggal 21 hingga 25 Agustus 2024.
Acara dimulai dengan pra-event pada 21-22 Agustus di Gedung Sate, yang memamerkan berbagai komunitas industri kreatif, konferensi, dan expo yang menarik minat banyak pihak. Pada 23 Agustus, WJF fokus pada festival kesenian yang menampilkan 11 penampil utama serta sejumlah artis.
Puncaknya pada 25 Agustus, sebuah konser musik spektakuler di Lapangan Saparua Bandung berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Jawa Barat, menutup rangkaian festival dengan kemeriahan yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman Suryatman, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, menekankan bahwa WJF tidak hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Dampak yang diharapkan dari West Java Festival itu salah satunya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang tentu bisa mendorong pergerakan ekonomi masyarakat. Kegiatan ini juga mendorong aktivitas ekonomi dengan menarik investor serta pelaku bisnis," ungkapnya.
Selama tiga hari pelaksanaan WJF, tercatat 78 ribu pengunjung meramaikan berbagai acara di Gedung Sate dan Lapangan Saparua. Dari data yang dihimpun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat, perputaran ekonomi yang mencapai Rp70,1 miliar berasal dari pendapatan langsung pemerintah, booth, sponsor, serta belanja pengunjung yang hadir di dua lokasi tersebut.
Program pemerintah pusat seperti Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) turut mendapat dorongan signifikan melalui festival ini. Sebanyak 279 stand UMKM dan 18 stand makanan dan minuman di hari puncak berhasil meraup keuntungan besar, menunjukkan dampak nyata dari sinergi antara acara budaya dan ekonomi.
"West Java Festival juga memperkuat identitas budaya dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya lokal. Ini sebagai wujud penerapan aksi gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI)," tambah Herman.
Dengan estimasi rata-rata pengeluaran Rp750 ribu per pengunjung, acara ini tidak hanya membawa kegembiraan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi lokal.
"Melalui event ini, kami harap bisa menjadi rujukan masyarakat untuk mengenal keunggulan sektor pariwisata dan budaya di Jawa Barat. Sekaligus ini juga merupakan bagian dari implementasi kolaborasi Pemprov Jabar untuk masyarakat," tutur Benny Bachtiar, Kepala Disparbud Jabar, .
"Harapan kami WJF selanjutnya berlangsung lebih meriah lagi. Sebab ini adalah pestanya masyarakat Jawa Barat di hari ulang tahun Provinsi Jawa Barat. Semoga ke depannya WJF menjadi festival berkelanjutan yang mandiri," ungkapnya menambahkan.
(sya/dir)