Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu jadi momen yang penuh semangat dan kebanggaan. Masyarakat berbondong-bondong merayakan hari kemerdekaan dengan cara yang khidmat dan meriah untuk mengenang jasa para pahlawan.
Namun di balik kemeriahan perayaan hari kemerdekaan ini, ada kisah yang patut diacungi jempol dari anak-anak pengidap kanker. Dengan segala keterbatasan dan perjuangan mereka melawan penyakit, anak-anak ini tetap punya semangat merayakan hari kemerdekaan.
Seperti yang dilakukan oleh puluhan anak-anak di Rumah Pejuang Kanker Ambu. Meski tubuh mereka lemah karena penyakit yang diderita, anak-anak ini tetap antusias merayakan HUT ke-79 RI dengan cara mereka sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Rumah Pejuang Kanker Ambu yang berada di Jalan Bijaksana Dalam Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, anak-anak mengikuti berbagai kegiatan lomba khas 17 Agustus yang diadakan oleh pihak yayasan.
Raut wajah yang penuh dengan keceriaan terpancar dari puluhan anak-anak di sana. Mereka semangat mengikuti lomba seperti fashion show, lomba yel-yel, lomba estafet gelas, lomba corong bola hingga lomba menyanyi.
Baca juga: Harapan Sederhana Rumah Pejuang Kanker Ambu |
Gelak tawa dan sorak sorai anak-anak yang bersemangat menggema, membangkitkan suasana gembira yang penuh harapan. Lomba di Rumah Pejuang Kanker Ambu juga diikuti oleh orang tua dari anak-anak yang mengidap kanker serta para relawan.
Semangat kemerdekaan ini jelas jadi suntikan kekuatan bagi anak-anak tersebut untuk melawan penyakit yang mereka derita. Bai anak-anak ini, kemerdekaan bukan sekedar bebas dari penjajahan, melainkan juga bebas dari rasa sakit dan bebas menggapai cita-cita.
Dewi Nurjanah yang mendampingi setiap hari menjadi saksi betapa luar biasanya semangat anak-anak di sana untuk berjuang melawan kanker. Di momen kemerdekaan inilah, Dewi menyebut nilai-nilai perjuangan pahlawan tercermin pada anak-anak.
"Alhamdulillah kami dari Rumah Pejuang Kanker Ambu setiap 17 Agustus melalukan upacara, ada juga lomba-lomba. Selain memperingati pejuang yang telah gugur, kami selalu memperingati anak-anak yang sudah gugur, yang terkena kanker dan terimplementasi di acara ini," ucap Dewi saat diwawancarai, Sabtu (17/8/2024).
![]() |
Perempuan yang akrab disapa Ambu ini menuturkan, berbagai kegiatan lomba juga diikuti orang tua yang mendampingi anak-anaknya selama menjalani pengobatan. Menurut Ambu, kebahagiaan jadi obat paling mujarab untuk mereka yang sedang berjuang melawan kanker.
"Mereka senang sekali ya bahagia. Keceriaan, bahagia itu obat dan di sini kita selalu berupaya memberikan senyum, cinta dan kasih sayang kepada anak-anak," ungkapnya.
Ambu menyebut, ada 40 anak-anak pengidap kanker yang ikut dalam kemeriahan peringatan HUT ke-79 RI. Sayangnya kata dia, sebagian anak-anak terpaksa tidak bisa ikut karena kondisinya yang tidak memungkinkan.
"Ada 40 anak-anak. Sebagian lagi gak ikut karena kondisinya kurang sehat," ujar Ambu.
Diantara anak-anak yang bersemangat ikut perlombaan di Rumah Pejuang Kanker Ambu, Nizma seorang anak perempuan dari Cicalengka hanya bisa tersenyum dan melihat teman-temannya bermain.
Nizma tidak bisa ikut perlombaan karena akan menjalani operasi beberapa hari mendatang. Namun, Nizma tetap merasakan kebahagiaan dari kemeriahan tersebut.
"Anak saya gak ikut soalnya persiapan operasi tanggal 21, jadi gak boleh terlalu capek. Soalnya anak saya bernafas dari leher dan tanpa rahang. Jadi hanya lihat-lihat saja," ucap ibunda Nizma, Leni Rohaeni.
Meski tidak bisa ikut perlombaan, Leni menyebut putrinya merasa bahagia. Sebab sehari-hari, Nizma lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Leni berharap, di momen kemerdekaan ini, seluruh anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker bisa sembuh.
"Harapannya semoga anak kami semua diberikan kelancaran dalam pengobatannya, insyaallah sampai sembuh meskipun akhirnya banyak yang gugur. Tapi kita tetap berjuang sampai titik darah penghabisan," ucap Leni.
(bba/yum)