Keren! Mahasiswa Unpad Ukir Prestasi di WICO 2024

Keren! Mahasiswa Unpad Ukir Prestasi di WICO 2024

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 15 Agu 2024 19:45 WIB
Mahasiswa Unpad mengukir prestasi di ajang WICO.
Mahasiswa Unpad mengukir prestasi di ajang WICO (Foto: Istimewa).
Bandung -

Sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil mengukir prestasi dalam World Invention Creativity Olympic (WICO) yang digelar di Seoul, Korea Selatan akhir Juli 2024 lalu.

Faris Hernando Reviansyah dan Azzahra Delvyra dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) serta Prisilia Dita S, Fahmi Nur A dan Adil Abdul Rauf dari Fakultas MIPA berhasil meraih medali emas di acara festival penemuan global.

Faris Hernando Reviansyah mengatakan, penghargaan itu diberikan atas alat deteksi dini untuk tanda-tanda klinis dini pada kanker mulut berjudul, 'Screen Printed Electrode (SPE) for Oral Cancer Early Diagnosis (SPEED): A Novel Method For Oral Cancer Detection Using Saliva as Biomarker.'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nando sapaan karibnya menyebut, pengembangan Screen Printed Electrodes (SPE) itu, dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kanker rongga mulut dengan hanya menggunakan sampel air liur.

Sensor SPE bekerja berdasarkan imunosensor elektrokimia dengan mendeteksi komponen analit yang terkandung dalam air liur.

ADVERTISEMENT

"Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan alat deteksi dini untuk tanda-tanda klinis dini pada kanker mulut serta mendukung diagnosis kanker mulut menjadi lebih spesifik dan praktis dengan metode non-invasif," kata Nando kepada detikJabar

Nando mengungkapkan, gagasan alat pendeteksi kanker mulut dengan menggunakan sampel saliva ini berawal dari mahasiswa FKG Unpad. Mereka menggabungkan prinsip fisiologis saliva di dalam mulut dengan menghitung kadar saliva yang tersekresi kemudian dilanjut dengan penghitungan kadar analit dalam kandungan salivanya.

"Kami dari FKG berfokus di teori, sedangkan dari MIPA lebih ke cara kerja praktisnya, perhitungan secara kimiawinya," terangnya.

Nando juga menyebut, alat tersebut masih dalam tahap awal dan perlu dikembangkan, serta dilakukan pengujian. "Kami masih bisa dibilang baru di tahap awal, sehingga alatnya masih sangat sensitif, kemudian kami juga belum melakukan pengujian ke sampel manusia," ujarnya.

Ke depannya, tim juga akan meningkatkan tingkat akurasi dari alat ini. Diharapkan, alat dapat diproduksi secara masal untuk memudahkan tim medis dalam mendiagnosis penyakit kanker.

"WICO yang kami ikuti merupakan WICO yang ke 13 dan kebetulan kali ini digelar di Seoul, Korea Selatan. Lebih dari 150 tim yang berasal dari Asia, Amerika, Eropa dan lainnya ikut dalam kegiatan ini," jelasnya.

Menurut Nando, dia dan kawan-kawannya juga turut dibantu dari segi pembiayaan, dibantu oleh universitas, alumni FK Unpad, sponsor, dosen pembimbing dan jajaran dekan.

"Lomba ini kompetisi internasional pertama kali yang saya ikuti, sebelumnya hanya setingkat nasional, ini pengalaman pertama kali, berikan kesan suasana luar negeri dan negara lain. Saya juga dapatkan waktu dan kesempatan untuk refreshing di luar lomba," paparnya.

Setelah event ini, Nando ingin mengikuti event lebih tinggi di negara lainnya demi mengharumkan nama almamater dan Indonesia.

"Target negara lain, dengan tujuan beberapa negara yang sudah kami bidik dan akan kami tentukan karena perjalanan kami tak hanya berhenti di Korea saja," pungkasnya.




(wip/mso)


Hide Ads