Telkom University Choir berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Tim paduan suara ini meraih prestasi di ajang bergengsi 70th International Habaneras & Polyphony Competition yang diadakan pada 21-27 Juli 2024 lalu di Torrevieja, Spanyol.
Dalam ajang bergengsi ini, Telkom University Choir menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia berhasil meraih juara 1 pada kategori Polyphony dan juara 2 pada kategori Habaneras.
Telkom University Choir bersaing dengan 13 paduan suara lainnya dari 9 negara berbeda, termasuk Filipina, China, Meksiko, Ukraina, Venezuela, Kolombia, Belarus, Serbia, dan tuan rumah Spanyol.
"Pada kategori Polyphony, Telkom University Choir menyuguhkan penampilan memukau dengan membawakan "Gloria l" karya Hyo Won Woo dan lagu daerah Indonesia dari Manggarai (NTT) yaitu "Benggong," dengan aransemen oleh Ken Steven," kata Public Relations Telkom University Choir Fathiya Azzahra, Jumat (2/8/2024).
Fathiya mengungkapkan, penampilan timnya tidak hanya nenonjolkan keahlian musikal tetapi juga mengangkat kekayaan budaya Indonesia di panggung internasional.
Dalam kategori Habaneras, Telkom University Choir mempersembahkan tiga lagu Spanyol yaitu "Con Un Beso" karya JosΓ© Antonio Quesada Hurtado "A Tu Lado" karya Javier Busto, dan "Marinero" karya Miguel Asins ArbΓ³.
"Dengan interpretasi yang mengesankan dan harmoni yang Telkom University Choir tampil memukau dengan balutan kostum yang megah dan indah, mendapat banyak pujian dari masyarakat Spanyol," ungkapnya.
"Kostum mereka terinspirasi dari keindahan laut di kota Torrevieja yang dipadukan dengan kain songket khas Indonesia, menciptakan perpaduan yang harmonis antara budaya lokal dan internasional," tambahnya.
Selain kompetisi, Telkom University Choir juga menggelar konser kebudayaan pada 21 Juli 2024 di San Pedro Y San Pablo Church, Torrevieja, Spanyol. Konser ini memperkenalkan kebudayaan Indonesia dengan membawakan lagu-lagu Spanyol serta lagu-lagu rakyat Indonesia seperti "Yamko Rambe Yamko" (Papua) dan "Cikala Le Pongpong" (Sumatera Utara). Konser ini sukses besar dan mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari warga Spanyol yang hadir.
Sementara itu, Ketua Tim Keberangkatan, Imelda Tyas Melati Kiyanayu, mengaspresiasi kekompakan timnya sehingga bisa membawa prestasi dari Spanyol ke Indonesia.
"Memenangkan kompetisi ini merupakan pencapaian luar biasa karena kompetisi ini adalah salah satu yang ersulit di dunia. Dengan berbagai tantangan dari internal maupun eksternal, kami berhasil menyelesaikan misi ini dan meraih kejuaraan," pungkasnya.
Tetap Menjaga Prestasi
Konduktor Telkom University Choir Aldo Randy Ginting menuturkan, 70th International Habaneras & Polyphony Competition merupakan kompetisi tertua di dunia.
"Tapi untuk kedepannya kami akan bertanggung jawab dan menjaga kualitas kami supaya menjadi lebih baik lagi kedepannya. Kami akan mengikuti program kompetisi yang setara atau mungkin kompetisi yg cukup tua dan sulit di dunia, tentunya dengan persiapan yg lebih baik dan lebih matang," tuturnya.
Aldo membagikan kisah sukses timnya, salah satunya dibalik layar sebelum langsung mengikuti ajang paduan sura di Spanyol itu, selama di Indonesia proses latihan kami cukup intens mulai dari Bulan Januari timnya latihan secara online dikarenakan terkendala jarak karena dia ada di luar negeri.
"Hingga pada bulan April setelah saya sampai di Indonesia kami mulai latihan secara offline dan mendatangkan para tamu dari dalam negeri hingga luar negeri serta kami mendapatkan banyak ilmu dari pelatih-pelatih expert yang sudah terkenal di Indonesia. Selain berlatih menyanyi kami juga berlatih bagaimana cara mengucapkan bahasa Spanyol hingga pada akhirnya kami banyak mendapat pujian dari warga Spanyol dikarenakan pengucapan nya cukup fasih," ungkap Aldo.
Aldo juga bagikan cerita menarik selama dia dan tim berada di Spanyol. Menurutnya, suasana kompetisi di sana sangat menyenangkan bahkan tidak terasa seperti kompetisi dikarenakan kami sesama peserta sangat apresiatif, ramah dan peduli dengan sesama.
"Banyak sekali cerita menarik yang kami alami di Spanyol salah satunya kami tidak sengaja bertemu dengan penulis salah satu lagu yang kami nyanyikan berjudul A Tu Lado, lagu tersebut dituliskan untuk istrinya pada saat berusia 14 tahun yang sekarang beliau sudah berusia 80 tahun dengan pernikahan yang sudah berjalan selama 50 tahun. Kami bersyukur bisa bertemu dan berbagi cerita dengan beliau hingga kanu dapat lebih menghayati lagu tersebut," jelasnya.
"Sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia kami bangga dapat mengenalkan budaya Indonesia pada kegiatan Workshop. Kami mengenalkan budaya Bali dengan membagikan kipas Bali kepada setiap perwakilan dari beberapa negara lalu kami menari dan menyanyi bersama," tambahnya.
Ada yang menarik, untuk pembiayaan tim Spanyol, Adobe menyebut jika biaya agar bisa berangkat sebagian besar itu melalui Self Funding dari mahasiswa mulai dari iuran para peserta, dukungan dari kampus, sponsor hingga gundraising atau mencari dana lewat ngamen di mall dan mengikuti job.
(wip/mso)